Pak Jokowi, Nasib Cadangan Gas RI di Natuna Miris Banget Loh

Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
18 February 2020 10:34
RI punya cadangan gas raksasa di Natuna, tapi susah dikembangkan
Foto: CNBC Indonesia TV
Jakarta, CNBC Indonesia- Bolak-balik Presiden Joko Widodo ke wilayah Natuna, mulai dari urusan kedaulatan sampai kelautan. Tapi potensi kekayaan alam di lautan tersebut jarang disentuh dan masih digantung sampai saat ini.

Di laut Natuna, Indonesia memiliki kekayaan gas yang sangat besar. Eks Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar dalam paparannya di badan anggaran menjelaskan betapa besar potensi cadangan gas RI di Natuna.

Ia menjelaskan cadangan gas terbukti Indonesia sampai saat ini sebesar 100 tcf (triliun kaki kubik), namun sebanyak 40 tcf-nya berada di Laut Natuna yang sampai saat ini belum ada perkembangan signifikan penggarapan proyeknya.

"Kalau belum bisa didevelop, cadangan terbukti yang bisa dikelola Indonesia cuma 60 tcf," jelasnya.



Natuna memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah, terutama energi. Total produksi minyak dari blok-blok yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari. Sementara produksi gas bumi tercatat sebesar 489,21 MMSCFD.

Natuna bisa jadi lokasi blok gas raksasa terbesar di Indonesia, dengan terdapatnya blok East Natuna yang sudah ditemukan sejak 1973.

Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), volume gas di blok East Natuna bisa mencapai 222 TCF (triliun kaki kubik). Tapi cadangan terbuktinya hanya 46 TCF , jauh lebih besar dibanding cadangan blok Masela yang 10,7 TCF.

Tapi perlu dicatat, bahwa kandungan karbondioksida di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72%. Sehingga perlu teknologi yang canggih untuk mengurai karbon tersebut.

Sementara, untuk cadangan minyak diperkirakan mencapai 36 juta barel.

Namun, sampai saat ini pengembangan blok dengan potensi gas raksasa ini belum jelas.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan sampai saat ini untuk mengembangkan blok tersebut masih dicarikan partner. "Iya (sedang cari mitra), belum (sama petrochina), nah itu sedang kita cari (partner)," ungkapnya di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Senin, (6/01/2020).

Di Natuna terdapat dua lapangan, yakni minyak dan gas. Menurut ESDM, untuk mengembangkan lapangan gas secara tekhnis sulit, karena kandungan karbondioksida (CO2) di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72%.

Sehingga yang paling memungkinkan untuk segera dikembangkan adalah lapangan minyak. Terkait proses pecarian partner masih terus dilakukan untuk pengembangan gas. Saat ini,  Pertamina tengah mengajukan proses pemindahan eksplorasi dari lapangan gas ke minyak. 


[Gambas:Video CNBC]




(gus/gus) Next Article Tanpa Natuna, Cadangan Gas RI Bak Remahan Rengginang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular