
Miris, Nasib Blok Gas Raksasa RI di Natuna Masih Tak Jelas!
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 January 2020 13:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Natuna memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah, terutama energi. Natuna bisa saja menjadi blok gas raksasa terbesar di Indonesia, dengan adanya blok East Natuna yang sudah ditemukan sejak tahun 1973. Sayangnya hingga kini pengembangan blok East Natuta masih saja digantung.
Menanggapi hal ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan sampai saat ini untuk mengembangkan blok tersebut masih dicarikan partner. "Iya (sedang cari mitra), belum (sama petrochina), nah itu sedang kita cari (partner)," ungkapnya di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Senin, (6/01/2020).
Sementara Plt. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menerangkan, di Natuna terdapat dua lapangan, yakni minyak dan gas. Menurut Djoko untuk mengembangkan lapangan gas secara tekhnis sulit, karena kandungan karbondioksida (CO2) di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72%.
Sehingga yang paling memungkinkan untuk segera dikembangkan adalah lapangan minyak. "Natuna itu kan ada gas ada minyak minyak itulah yang mau dikembangkan ada dua lapangan di situ. Dua satu gas satu minyak kan dan gas yang kandungan CO2nya 70 % itu nanti dulu dikembangkan ini yang minyak dulu. Saya lupa (lapangannya apa)," ungkapnya di lokasi yang sama.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, terkait proses pecarian partner masih terus dilakukan untuk pengembangan gas. Saat ini, imbuhnya, Pertamina tengah mengajukan proses pemindahan eksplorasi dari lapangan gas ke minyak. "Kalau minyak pasti laku dijual kita kan kurang," imbuhnya.
Total produksi minyak dari blok-blok yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari. Sementara produksi gas bumi tercatat sebesar 489,21 MMSCFD. Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), volume gas di blok East Natuna bisa mencapai 222 TCF (triliun kaki kubik). Tapi cadangan terbuktinya hanya 46 TCF , jauh lebih besar dibanding cadangan blok Masela yang 10,7 TCF.
Tapi perlu dicatat, bahwa kandungan karbondioksida di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72%. Sehingga perlu teknologi yang canggih untuk mengurai karbon tersebut. Sementara, untuk cadangan minyak diperkirakan mencapai 36 juta barel.
(gus) Next Article Pasokan Listrik Ditambah, Ekonomi Natuna Semakin Menggeliat
Menanggapi hal ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan sampai saat ini untuk mengembangkan blok tersebut masih dicarikan partner. "Iya (sedang cari mitra), belum (sama petrochina), nah itu sedang kita cari (partner)," ungkapnya di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Senin, (6/01/2020).
Sehingga yang paling memungkinkan untuk segera dikembangkan adalah lapangan minyak. "Natuna itu kan ada gas ada minyak minyak itulah yang mau dikembangkan ada dua lapangan di situ. Dua satu gas satu minyak kan dan gas yang kandungan CO2nya 70 % itu nanti dulu dikembangkan ini yang minyak dulu. Saya lupa (lapangannya apa)," ungkapnya di lokasi yang sama.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, terkait proses pecarian partner masih terus dilakukan untuk pengembangan gas. Saat ini, imbuhnya, Pertamina tengah mengajukan proses pemindahan eksplorasi dari lapangan gas ke minyak. "Kalau minyak pasti laku dijual kita kan kurang," imbuhnya.
Total produksi minyak dari blok-blok yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari. Sementara produksi gas bumi tercatat sebesar 489,21 MMSCFD. Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), volume gas di blok East Natuna bisa mencapai 222 TCF (triliun kaki kubik). Tapi cadangan terbuktinya hanya 46 TCF , jauh lebih besar dibanding cadangan blok Masela yang 10,7 TCF.
Tapi perlu dicatat, bahwa kandungan karbondioksida di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72%. Sehingga perlu teknologi yang canggih untuk mengurai karbon tersebut. Sementara, untuk cadangan minyak diperkirakan mencapai 36 juta barel.
(gus) Next Article Pasokan Listrik Ditambah, Ekonomi Natuna Semakin Menggeliat
Most Popular