
BUMN Semen Curhat: Produksi Lebih, Asing Bangun Pabrik Terus
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
18 February 2020 19:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi VI DPR RI menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) semen. RDP ini dimanfaatkan sebagai ajang curhat mengenai kondisi industri semen nasional.
Direktur Utama Semen Indonesia Group, Hendi Priyo Santoso, menjelaskan bahwa terjadi perubahan drastis dalam beberapa tahun terakhir di industri semen. Dia mengutip data dari Asosiasi Semen Indonesia yang memotret perubahan tersebut.
"Dari tujuh pemain di 2015 menjadi 19 perusahaan di tahun 2020 ini. Yang patut dicatat adalah total kapasitas nasional terpasang, sebentar lagi di akhir tahun sudah mencapai 120 juta ton," ujarnya di ruang rapat Komisi VI DPR RI, komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/20).
Sedangkan pasar sendiri hanya bisa menyerap hasil produksi sebesar 69,8 juta ton per tahun. Angka itu sekitar 50-60% saja dari total produksi. Dengan begitu, terjadi kelebihan kapasitas produksi yang sangat signifikan.
"Over kapasitas terjadi sejak tahun 2016 dan diperkirakan akan terus berlanjut, proyeksi kami ke depan pun akan lebih agresif dan tetap terjadi over capasity," keluhnya.
Pabrik-pabrik semen asing mulai marak di Indonesia. Di antaranya bahkan pemain-pemain yang masuk jajaran besar dunia.
"Ada pemain yang dari top 10 dunia, ada Hiedelberg, ada Conch, kemudian ada perusahaan semen dari Taiwan, Thailand, dan beragam," sebutnya.
Yang lebih mencemaskan, pendirian pabrik baru terus dilakukan. Hal tersebut bakal menambah kapasitas produksi industri semen di Indonesia, namun tak dibarengi dengan peningkatan market.
"Di akhir tahun ini ada penambahan kapasitas 9 juta ton pabrik baru oleh investor asing. Ini akan mempersulit dan makin membuat persaingan tidak sehat di dalam industri kita," imbuhnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Klarifikasi Semen Garuda Soal Pemberitaan CNBC Indonesia
Direktur Utama Semen Indonesia Group, Hendi Priyo Santoso, menjelaskan bahwa terjadi perubahan drastis dalam beberapa tahun terakhir di industri semen. Dia mengutip data dari Asosiasi Semen Indonesia yang memotret perubahan tersebut.
"Dari tujuh pemain di 2015 menjadi 19 perusahaan di tahun 2020 ini. Yang patut dicatat adalah total kapasitas nasional terpasang, sebentar lagi di akhir tahun sudah mencapai 120 juta ton," ujarnya di ruang rapat Komisi VI DPR RI, komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/20).
"Over kapasitas terjadi sejak tahun 2016 dan diperkirakan akan terus berlanjut, proyeksi kami ke depan pun akan lebih agresif dan tetap terjadi over capasity," keluhnya.
Pabrik-pabrik semen asing mulai marak di Indonesia. Di antaranya bahkan pemain-pemain yang masuk jajaran besar dunia.
"Ada pemain yang dari top 10 dunia, ada Hiedelberg, ada Conch, kemudian ada perusahaan semen dari Taiwan, Thailand, dan beragam," sebutnya.
Yang lebih mencemaskan, pendirian pabrik baru terus dilakukan. Hal tersebut bakal menambah kapasitas produksi industri semen di Indonesia, namun tak dibarengi dengan peningkatan market.
"Di akhir tahun ini ada penambahan kapasitas 9 juta ton pabrik baru oleh investor asing. Ini akan mempersulit dan makin membuat persaingan tidak sehat di dalam industri kita," imbuhnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Klarifikasi Semen Garuda Soal Pemberitaan CNBC Indonesia
Most Popular