Awas! Industri Manufaktur RI 'Tersengat' Corona

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 February 2020 10:43
Awas! Industri Manufaktur RI 'Tersengat' Corona
Foto: dok. Bosch
Jakarta, CNBC Indonesia - China saat ini sedang menjadi pusat perhatian dunia karena setelah terlibat konflik dengan Amerika kini malah terserang wabah virus corona. Wabah ini kembali membuat rantai pasok global menjadi terganggu.

Awal tahun dunia dihebohkan dengan penemuan virus corona baru yang menyebabkan pneumonia misterius pada orang yang terinfeksi. Virus corona tersebut baru-baru ini dinamai oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sebagai COVID 2019.

Sudah sebulan lebih berlalu, virus ini tak menunjukkan tanda-tanda dapat dikendalikan atau dijinakkan. Virus mematikan ini terus menelan korban baru tiap harinya. Sejak 20 Januari 2020, jumlah korban yang terserang virus ini bertambah secara signifikan dan menyebar ke berbagai negara di dunia.

Berdasarkan update terbaru data John Hopkins CSSE, pukul 08:15 pagi korban virus ini menjadi 1.489 orang. Sementara jumlah kasus infeksi mencapai 64.267.


Mengutip data yang sama, jumlah total pasien yang berhasil sembuh sebanyak 6.974 orang. Total negara yang mengonfirmasi pasien corona masih tetap, yakni 26 negara.

Sementara itu, Jepang mengumumkan kasus kematian pertama seorang penderita COVID-19 akibat virus corona Wuhan, Kamis (13/2/2020) malam.

Virus yang terus menyebar luas membuat puluhan kota di China terutama di Provinsi Hubei dikarantina. Libur tahun baru imlek yang seharusnya diwarnai dengan keceriaan berubah menjadi mencekam.

Libur imlek pun diperpanjang di berbagai kota di China. Akibatnya aktivitas ekonomi dan manufaktur pun jadi terkena dampaknya. China yang menyandang status sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia saat ini terkena musibah.

Dampaknya bisa dirasakan oleh perekonomian global karena satu negara dengan negara lain sudah saling terhubung.

Menurut kajian yang dilakukan oleh bank investasi global Morgan Stanley, Jika produksi kembali pulih secara bertahap maka pada kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi global dapat terpangkas 35-50 bps.

Namun jika wabah virus ini mencapai puncaknya pada April sehingga mengganggu produksi dan rantai pasok global, maka ekonomi global dapat terpangkas 50-75 bps pada kuartal pertama dan 35-50 bps pada semester satu 2020.

[Gambas:Video CNBC]


Bagaimana pun juga China punya peran besar dalam perekonomian global. Menurut studi yang dilakukan oleh DBS, China merupakan eksportir terbesar produk tekstil dan alas kaki di dunia. China menyumbang 30% - 40% total ekspor tekstil dan alas kaki global.

Selain itu China juga menyumbang 20% dari total ekspor mesin dan peralatan listrik dunia. China juga memegang peranan penting dalam rantai pasok barang elektronik global. Hampir setengah dari 800 unit produksi Apple secara global berlokasi di China selain itu 30 perusahaan China merupakan 200 pemasok terbesar bagi Apple.
Hubei sebagai episentrum penyebaran virus corona merupakan pusat industri manufaktur untuk pembuatan baja, automobil dan elektronik terutama semikonduktor dan komponen elektronik lainnya.

Jadi libur yang diperpanjang dan belum kembali pulihnya aktivitas manufaktur membuat produksi menjadi delay. China banyak memproduksi produk manufaktur antara yang kemudian diekspor ke berbagai negara Asia lainnya.

Kemudian, di negara-negara tersebut barang setengah jadi itu diolah menjadi barang jadi. Beberapa negara yang menjadi destinasi produk antara ini antara lain Taiwan, Korea Selatan, Filipina, Malaysia, Jepang, Thailand, Vietnam, Indonesia, Singapura dan Indonesia.
Awas Sektor Industri Manufaktur RI Bisa Kena Serangan Corona
Indonesia masuk ke dalam daftar negara yang menjadi destinasi produk antara tersebut. Jadi sektor manufaktur Indonesia juga berpotensi terkena dampak dari delay produksi China akibat masih merebaknya virus corona.

Ada dua kemungkinan kejadian tersebut mempengaruhi aktivitas manufaktur dalam neger bisa jadi terjadi delay untuk produksi barang-barang di industri hilir hingga menipisnya pasokan bahan baku.

Bagaimanapun juga China merupakan mitra dagang strategis RI. Top 10 barang impor terbesar RI asal China juga kebanyakan merupakan barang-barang untuk industri manufaktur seperti tekstil hingga industri farmasi.

Untuk industri tekstil RI mengimpor bahan baku berupa benang dengan nilai mencapai US$ 965,4 juta. Sementara untuk industri farmasi, Indonesia mengimpor senyawa kimia organik seperti antibiotik maupun kimia anorganik seperti soda kaustik yang juga banyak digunakan di industri farmasi.



Tak bisa dipungkiri dengan adanya globalisasi ekonomi dunia semakin terhubung satu sama lain. Sehingga apa yang terjadi di suatu negara akan mempengaruhi perekonomian di negara lain.



Contohnya China dan Indonesia. Perekonomian RI dan Tiongkok sangatlah dekat sehingga apa yang terjadi di China berpotensi juga mengganggu perekonomian dalam negeri. Kajian Bank Dunia menyebutkan jika ekonomi (PDB) China terpangkas 1 persen poin maka ekonomi domestik berpotensi terpangkas 0,3 persen poin.

Well kita semua pasti berharap wabah dari virus ini segera berakhir dan tak terus meluas. Jangan sampai deh.....




TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular