
Efek Virus Corona ke PDB: China Terkoreksi 2%, RI Turun 0,3%
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 February 2020 18:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah virus corona yang melanda China dikhawatirkan akan menganggu laju perekonomian negeri Tirai Bambu itu, mengingat ada aktivitas ekonomi yang terhambat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengemukakan, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekokomi Indonesia mau tidak mau akan terdampak dari perlambatan ekonomi China.
"Secara makro kita lihat pertumbuhan ekonomi China bisa terkoreksi 1-2%. Nah itu transmisinya ke ekonomi Indonesia bisa menurun 0,1-0,3%," kata Airlangga di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Kalkulasi yang disampaikan Airlangga, tak lepas dari China yang sampai saat ini masih menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia, baik dari sisi ekspor maupun impor. Ketika China bergejolak, Indonesia pun terkena imbasnya.
Airlangga menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau kondisi terkini di China sampai pertengahan Februari. Pasalnya, kondisi di China telah membuat aktivitas dagang negara tersebut terganggu.
"Nanti kami lihat di situ karena efek bagi perdagangan Indonesia itu karena mereka libur diperpanjang, karena diperpanjang, produksi turun tapi yang komoditas utama dari China antara lain untuk produk farmasi," jelasnya.
Sebagai informasi, pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 mematok target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,3%. Sementara sepanjang tahun lalu, perekonomian bertumbuh 5,02%.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Wiku: Kasus Corona B117 Tak Tingkatkan Transmisi Covid-19 RI
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengemukakan, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekokomi Indonesia mau tidak mau akan terdampak dari perlambatan ekonomi China.
"Secara makro kita lihat pertumbuhan ekonomi China bisa terkoreksi 1-2%. Nah itu transmisinya ke ekonomi Indonesia bisa menurun 0,1-0,3%," kata Airlangga di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Airlangga menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau kondisi terkini di China sampai pertengahan Februari. Pasalnya, kondisi di China telah membuat aktivitas dagang negara tersebut terganggu.
"Nanti kami lihat di situ karena efek bagi perdagangan Indonesia itu karena mereka libur diperpanjang, karena diperpanjang, produksi turun tapi yang komoditas utama dari China antara lain untuk produk farmasi," jelasnya.
Sebagai informasi, pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 mematok target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,3%. Sementara sepanjang tahun lalu, perekonomian bertumbuh 5,02%.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Wiku: Kasus Corona B117 Tak Tingkatkan Transmisi Covid-19 RI
Most Popular