
BUMN Kereta Sampai Kapal, Semua Minta Suntikan Modal
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
12 February 2020 15:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah direksi dari beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak malu-malu meminta Penyertaan Modal Negara (PMN). Hal ini terlihat kala Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara 9 perusahaan BUMN dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu (12/2/2020).
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung memahami permintaan dari para direksi. Namun, dia menegaskan bahwa penyetujuan hanya diberikan untuk yang benar-benar menjalankan bisnisnya dengan baik.
"Harus kita dalami satu per satu. PMN kalau untuk menambah aset buat apa? Tapi kalau dia memang untuk pengembangan strategi bisnis yang bisa menghasilkan keuntungan kita patut pertimbangkan. Tapi kalau untuk beli aset, beli tanah untuk apa?" Kata politisi Partai Nasdem itu kepada CNBC Indonesia usai RDP.
"Kita liat prioritas-prioritas pembangunannya. Karena bukan hanya disini. Pemerintah juga punya program infrastruktur udah selesai atau belum? Karena itu adalah program prioritas pemerintah. Kalau masih ada uangnya, kita coba di luar itu," lanjutnya.
Sejumlah direksi BUMN memang sudah secara terang-terangan meminta PMN. Diantaranya Dirut PT Inka (Persero) Budi Noviantoro. Dia mengaku sebelumnya sempat mendapat PMN sebesar Rp. 1 triliun. Namun sayangnya itu tidak mencukupi.
"Rp. 400 miliar digunakan repair mesin-mesin karena sudah lama. Rp 600 miliar untuk bangun pabrik di Banyuwangi. Karena kapasitas pabrik di Madiun sudah ngga cukup. Kebutuhan dana lebih dari itu. Dulu sekitar 1,4 T (untuk bangun pabrik) kurang Rp. 800 miliar," kata Budi.
Tidak ketinggalan, Pelaksana tugas (Plt.) Dirut PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) Syaifuddin juga mengaku demikian. "Inuki selama ini ga pernah dapat PMN," ungkapnya.
Pun dengan Dirut PT Pal Indonesia (Persero) Budiman Saleh yang tidak puas meskipun sudah mendapat PMN mencapai Rp 1,5 triliun pada tahun 2015 lalu. Kini, ia meminta tambahan PMN lagi ke DPR. Jumlahnya naik hampir dua kali lipat dari permintaan sebelumnya.
"Dana investasi yang kami ajukan 2015 itu Rp 2,5 triliun. Yang disetujui hanya Rp 1,5 triliun, kekurangan Rp 1 triliun berasosiasi dengan kurs dolar saat itu Rp10 ribu. Dengan kurs sekarang dihitung ulang jadi Rp. 1,7 triliun," sebutnya.
(dru) Next Article Sri Mulyani Alokasikan Rp 18,7 T Demi Suntikan BUMN di 2020
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung memahami permintaan dari para direksi. Namun, dia menegaskan bahwa penyetujuan hanya diberikan untuk yang benar-benar menjalankan bisnisnya dengan baik.
"Harus kita dalami satu per satu. PMN kalau untuk menambah aset buat apa? Tapi kalau dia memang untuk pengembangan strategi bisnis yang bisa menghasilkan keuntungan kita patut pertimbangkan. Tapi kalau untuk beli aset, beli tanah untuk apa?" Kata politisi Partai Nasdem itu kepada CNBC Indonesia usai RDP.
Sejumlah direksi BUMN memang sudah secara terang-terangan meminta PMN. Diantaranya Dirut PT Inka (Persero) Budi Noviantoro. Dia mengaku sebelumnya sempat mendapat PMN sebesar Rp. 1 triliun. Namun sayangnya itu tidak mencukupi.
"Rp. 400 miliar digunakan repair mesin-mesin karena sudah lama. Rp 600 miliar untuk bangun pabrik di Banyuwangi. Karena kapasitas pabrik di Madiun sudah ngga cukup. Kebutuhan dana lebih dari itu. Dulu sekitar 1,4 T (untuk bangun pabrik) kurang Rp. 800 miliar," kata Budi.
Tidak ketinggalan, Pelaksana tugas (Plt.) Dirut PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) Syaifuddin juga mengaku demikian. "Inuki selama ini ga pernah dapat PMN," ungkapnya.
Pun dengan Dirut PT Pal Indonesia (Persero) Budiman Saleh yang tidak puas meskipun sudah mendapat PMN mencapai Rp 1,5 triliun pada tahun 2015 lalu. Kini, ia meminta tambahan PMN lagi ke DPR. Jumlahnya naik hampir dua kali lipat dari permintaan sebelumnya.
"Dana investasi yang kami ajukan 2015 itu Rp 2,5 triliun. Yang disetujui hanya Rp 1,5 triliun, kekurangan Rp 1 triliun berasosiasi dengan kurs dolar saat itu Rp10 ribu. Dengan kurs sekarang dihitung ulang jadi Rp. 1,7 triliun," sebutnya.
(dru) Next Article Sri Mulyani Alokasikan Rp 18,7 T Demi Suntikan BUMN di 2020
Most Popular