Bahaya! Bila Kasus Corona Makin Parah, Ritel Bisa Terpukul

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 February 2020 13:58
Corona menjadi perhatian dunia usaha termasuk peritel.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah corona di China dan sejumlah negara memunculkan kekhawatiran terhadap risiko bisnis dan ekonomi di Indonesia. Sektor perdagangan terutama ritel rentan terkena dampak wabah corona apalagi berlangsung jangka panjang.

Anggota Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta menjelaskan ada dua hal mendasar mengapa pelaku usaha khawatir soal corona.

Pertama, di China semenjak ada wabah corona, pemerintah China telah memperpanjang masa libur imlek sampai 25 Februari 2002, bahkan bisa diperpanjang lagi bila kondisi makin parah. Dampaknya banyak industri di China belum pulih melakukan proses produksi. Padahal banyak bahan baku atau barang jadi yang dipasok dari China ke Indonesia.

Kedua, kebijakan pemerintah Indonesia yang menutup sementara penerbangan dari dan ke China, akan berdampak pada arus barang untuk kebutuhan domestik secara langsung maupun tak langsung.



"Tidak bisa dihindari efek dari liburan diperpanjang dan corona, akan mengganggau pasokan barang," kata Tutum kepada CNBC Indonesia, Selasa (11/2).

Tutum mengatakan sulit memang memastikan berapa persen penguasaan barang-barang jadi asal China di sektor ritel. Namun, yang perlu jadi catatan adalah justru barang-barang penolong atau bahan baku asal China bila tersendat maka akan mempengaruhi stok industri dan ritel di dalam negeri.

Ia mencontohkan barang-barang ritel yang langsung dari China antara lain produk jadi seperti perkakas, produk makanan kaleng, pakaian dan lainnya. Sedangkan untuk produk penolong untuk industri di dalam negeri juga cukup besar dari China.

"Kalau bahan baku, saya rasa home industry di dalam negeri terpengaruh terutama aksesoris pakaian, pasti impor dari Tiongkok," katanya.

Tutum mengatakan bila wabah corona ini terus berlangsung jangka panjang dalam hitungan bulan ke depan maka akan berdampak pada stok yang tersedia bagi industri maupun ritel di dalam negeri. Untuk sektor makanan akan lebih cepat risiko bermasalah pada pasokan, sedangkan sektor non makanan bisa lebih panjang ketersediaan stoknya.

"Kalau sampai 2-3 bulan (corona) akan sangat terpengaruh sekali pada stok," katanya.

Namun, pelaku usaha ritel maupun industri tentu akan mencari jalan keluar mencegah adanya kekosongan pasokan bila kasus corona terus berlarut, dengan mencari barang substitusi atau pengganti lainnya. Ia juga berharap wabah corona tak berlarut-larut.


[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular