Dear Pak Jokowi, Industri Ritel Ngarep Dapat Subsidi Gaji!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
04 August 2021 15:35
Infografis: Subsidi Gaji Bisa Gagal Cair Gara-Gara Masalah Remeh Ini
Foto: Infografis/Subsidi Gaji Bisa Gagal Cair Gara-Gara Masalah Remeh Ini/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey berharap agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memberikan stimulus subsidi gaji bagi para pekerja di sektor ritel.

"Kita berharap dapat subisidi gaji sama seperti 1 juta pekerja buruh (manufaktur) yang mendapatkan subsidi gaji sesuai sektor yang dibutuhkan," jelas Roy dalam Program Profit CNBC Indonesia TV, Rabu (4/8/2021).

Subsidi gaji tersebut, kata Roy akan diberikan kepada pekerja front liner di sektor ritel, karena front liner ini menempati hampir 65% sektor usaha ritel. Seperti pegawai toko, cashier, SPG, penjaga gudang, dan lain sebagainya.

Roy juga berharap, untuk usaha ritel bisa mendapatkan subsidi 50% untuk para pegawai usaha ritel yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.

"Kami juga berharap masuk sebagai sektor yang dibantu BPJS Tenagakerjaannya diberikan subsidi 50% gaji yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan atas pekerja kami, 50%-nya dari kami. Hanya itu sebenarnya kami harapkan stimulusnya," kata Roy melanjutkan.

Selain itu, Aprindo juga berharap bahwa sektor perdagangan eceran juga bisa masuk di dalam sektor prioritas APBN 2021. Pasalnya perdagangan eceran merupakan salah satu penyanggah kebutuhan pokok dan sehari-hari masyarakat dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kontributor PDB kita tahun lalu mencapai 56,7% kontribusinya kepada pertumbuhan ekonomi. Tapi, kita belum dimasukkan ke sektor prioritas," jelas Roy.

"Alhasil kita gak bisa dapat alokasi PEN yang baru bulan lalu jadi Rp 744 triliun, naik Rp 25 triliun untuk alokasi PEN," kata Roy melanjutkan.

Akibatnya, pengusaha ritel, kata Roy tidak bisa dengan mudah melakukan restrukturisasi kredit di perbankan. Karena sektor ritel bukan jadi sektor prioritas.

"Kita gak lancar untuk lakukan restrukturisasi kredit-kredit korporasi ritel kita di kala kita bukan sektor prioritas. Jadi, sektor prioritas itu penting untuk tidak hanya mempertahankan operasional, tapi mempertahankan perusahaan atau korporasi ritel tidak gulung tikar," jelas Roy.

"Supaya tidak tutup kemudian hengkang dari investasi, bahkan berpindah investasinya, ini yang kita jaga sebenarnya," ujarnya lagi.

Seperti diketahui, terdapat tujuh kebijakan strategis APBN 2021 untuk mengakselerasi recovery dan transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju.

Di antaranya yakni pendidikan, perlindungan sosial, pembangunan infrastruktur, bidang kesehatan, ketahanan, pariwisata, dan Information and Communication Technologies (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah Sepekan Ramadan, Ritel RI Masih Jalan di Tempat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular