Apa yang Kita Tahu dan Tak Tahu Soal Virus Corona?

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
07 February 2020 08:26
Apakah Ada Obatnya?
Foto: Penanganan Serius Pasien Terinfeksi Virus Corona di China (Xiong Qi/Xinhua via AP)
Menurut WHO, hingga saat ini belum ada vaksin atau perawatan efektif yang diketahui.

Ilmuwan China mampu mengidentifikasi urutan genetik dari coronavirus baru dan membaginya secara publik. Para ilmuwan di Australia juga telah mengembangkan versi virus yang dikembangkan di laboratorium, sebuah proses menuju pembuatan vaksin.

Pembuat obat di seluruh dunia berharap untuk mulai menguji vaksin eksperimental mereka pada manusia dalam waktu sekitar tiga bulan.

Sekitar 99% dari lebih dari 30.000 kasus telah dilaporkan di China daratan. Hampir 230 kasus telah dilaporkan di sekitar 26 negara dan wilayah lain.

Lebih dari 600 orang tewas di China, sebagian besar di dan sekitar kota Wuhan, tempat virus itu muncul akhir tahun lalu. Sementara itu, satu orang telah meninggal di Hong Kong dan satu di Filipina, keduanya merupakan orang yang sebelumnya melakukan kunjungan ke Wuhan.


Singapura, Thailand dan Jepang memiliki kasus terbanyak di luar China.

Butuh 48 hari untuk virus corona menginfeksi 1.000 orang pertama, SARS selama 130 hari untuk menginfeksi 1.000 orang, sedangkan MERS butuh 2,5 tahun untuk menginfeksi 1.000 orang.


Apa yang Dilakukan Otoritas?

Pemerintah China sebenarnya telah mengunci provinsi pusat Hubei, dan ibukotanya, Wuhan.

Sejak saat itu China menghadapi keterasingan yang meningkat karena maskapai menunda penerbangan ke kota-kotanya.

Amerika Serikat dan Australia juga melarang masuknya warga negara asing yang baru-baru ini bepergian ke Cina.

Selain itu, banyak negara telah mengevakuasi warganya dari Hubei dan menempatkan mereka di karantina atau isolasi saat kembali.

Padahal, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan dengan China.

Dari mana Virus Berasal?

Virus corona diyakini berasal dari pasar makanan di Wuhan yang secara ilegal menjual satwa liar.

Para ahli kesehatan berpendapat bahwa itu mungkin berasal dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke manusia, mungkin melalui spesies lain. (sef/sef)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular