
Penerbangan dari dan ke China Disetop, Ini Dampaknya ke RI
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
06 February 2020 17:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyetopan sementara penerbangan dari Indonesia ke China dan sebaliknya menimbulkan dampak kerugian. Staf Khusus Menteri Perhubungan, Adita Irawati, menyebut, dampak paling nyata dirasakan maskapai.
"Karena moda transportasi ini kan dipergunakan untuk pergerakan penumpang dari dan keluar Indonesia. Tentu terutama dampaknya pada penurunan traffic penumpang, khususnya penerbangan dari China maupun dari Indonesia ke China," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Kamis (6/2/20).
Terkait hal ini, Kemenhub sudah melakukan serangkaian koordinasi dengan maskapai, baik nasional domestik maupun maskapai asing yang punya penerbangan langsung dari China.
"Ini kami lakukan juga untuk mengetahui berapa kira-kira potential loss. Namun demikian kami dari pemerintah lebih prioritas mencarikan solusi dari dampak ini," bebernya.
Dia menyebut, banyak pesawat yang biasanya digunakan menerbangi rute ke China, kini tak terpakai. Karena itu, Kemenhub memberikan sejumlah saran agar armada tersebut digunakan untuk rute lain.
"Jadi kita reroute. Potensi yang masih bisa dikembangkan itu seperti India, Nepal, Australia. Ini kami diskusikan dengan maskapai agar kerugiannya bisa diminimalisir," tandasnya.
Dia belum berani menyebut angka potensi pemasukan yang hilang. Namun, secara umum perhitungan tersebut bisa dilihat dari data-data penerbangan dan kunjungan turis ke Indonesia.
"Kalau kita bicara penumpang yang masuk ke Indonesia (pakai pesawat) dari China itu kira kira 1,2 juta per tahun. Dari Indonesia ke China itu tidak jauh beda. Sementara dari 2019 turis asing yang masuk ke Indonesia dari China itu sekitar 2 juta. Nah dari sini saja kita bisa lihat seperti apa potential loss-nya," ucapnya.
(gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
"Karena moda transportasi ini kan dipergunakan untuk pergerakan penumpang dari dan keluar Indonesia. Tentu terutama dampaknya pada penurunan traffic penumpang, khususnya penerbangan dari China maupun dari Indonesia ke China," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Kamis (6/2/20).
"Ini kami lakukan juga untuk mengetahui berapa kira-kira potential loss. Namun demikian kami dari pemerintah lebih prioritas mencarikan solusi dari dampak ini," bebernya.
Dia menyebut, banyak pesawat yang biasanya digunakan menerbangi rute ke China, kini tak terpakai. Karena itu, Kemenhub memberikan sejumlah saran agar armada tersebut digunakan untuk rute lain.
"Jadi kita reroute. Potensi yang masih bisa dikembangkan itu seperti India, Nepal, Australia. Ini kami diskusikan dengan maskapai agar kerugiannya bisa diminimalisir," tandasnya.
Dia belum berani menyebut angka potensi pemasukan yang hilang. Namun, secara umum perhitungan tersebut bisa dilihat dari data-data penerbangan dan kunjungan turis ke Indonesia.
"Kalau kita bicara penumpang yang masuk ke Indonesia (pakai pesawat) dari China itu kira kira 1,2 juta per tahun. Dari Indonesia ke China itu tidak jauh beda. Sementara dari 2019 turis asing yang masuk ke Indonesia dari China itu sekitar 2 juta. Nah dari sini saja kita bisa lihat seperti apa potential loss-nya," ucapnya.
(gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular