Penerbangan China Disetop, Bagaimana Nasib Maskapai?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
03 February 2020 19:34
Maskapai penerbangan tentu akan kena dampak dari kebijakan penghentian penerbangan ke China sampai batas waktu yang ditetapkan.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Penerbangan dari dan menuju China disetop mulai Rabu (5/2/20) pukul 00.00. Penutupan ini akan berdampak pada hilangnya potensi pendapatan maskapai penerbangan yang selama ini memiliki rute dari dan menuju China.

Sebagai gantinya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyarankan maskapai untuk mengincar pasar baru. Ada dua sasaran utama yang dinilai cukup potensial. Pertama yakni negara-negara di kawasan Asia bagian selatan. Kedua, rute penerbangan dari dan menuju kota-kota di Australia.

"Kita tahu India, Pakistan, Nepal relatif belum punya suatu konektivitas maksimal. Jadi itu akan digarap. Juga ke Australia. Ya dua itu. Tapi ini kita belum lakukan pembahasan yang detail. Dua hari ini Pak Dirjen Perhubungan Udara akan rapat," kata Budi Karya Sumadi di kantornya, Senin (3/2/20).



Budi karya tak menampik bahwa penutupan rute penerbangan China akan berdampak pada perekonomian. Kendati demikian, dia belum bisa menyebutkan secara rinci dampaknya.

"Kalau dampak ekonomi pasti yang kami ukur adalah berapa besar pesawat yang tidak terbang dan berapa jumlah penumpang yang tidak bisa diangkut," urainya.

Di sisi lain, Budi Karya menyebut masih ada ribuan warga negara Indonesia WNI yang berada di China. Mengenai pemulangan mereka saat ini masih akan dibahas lebih detail.

"Berkaitan dengan WNI kita yang ada di RRT, menurut data Kemenlu itu sudah berkurang dari 10.000 menjadi kira-kira masih ada 3.000. Sebenarnya apa yang kita lakukan Menunda sampai Rabu pukul 00.00 itu adalah upaya kita memberikan kesempatan WNI yang ada di RRT maupun warga China yang akan balik ke sana untuk digunakan," katanya.

"Namun demikian bisa terjadi bahwa tidak semuanya bisa pulang ke Indonesia, kita belum punya suatu format untuk proses pengembalian. Tapi diyakini bahwa pada rapat yang akan datang akan kita bahas. Dalam skema yang kita akan kembangkan, memang ada jeda waktu agar mereka bisa pulang ke Indonesia melalui negara ketiga," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Covid Ngamuk, Arus Penumpang Penerbangan China Anjlok 51%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular