
Jangan Kaget! Impor Ikan RI Melonjak, Tapi...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 January 2020 11:50

Sedangkan ekspor ikan dibekukan selama Januari-November 2019 adalah US$ 445,09 juta, tumbuh 5,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. China adalah konsumen nomor satu dengan nilai ekspor US$ 167,95 juta.
Ada pula ekspor ikan yang diolah atau diawetkan, yang pada Januari-November 2019 bernilai US$ 422,91 juta, naik 3,66% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Permintaan tertinggi berasal dari Jepang dengan nilai ekspor US$ 70,39 juta.
Berikutnya ada ekspor fillet ikan yang dibekukan dengan nilai US$ 379,7 juta sepanjang Januari-November 2019, naik 6,95% dibandingkan Januari-November 2018. Permintaan dari Amerika Serikat (AS) mendominasi yakni mencapai US$ 233,55 juta (61,51%).
Selanjutnya ada ekspor ikan yang digarami atau dikeringkan dengan nilai US$ 84,71 juta selama Januari-November 2019, naik 21,04% dibandingkan periode yang sama pada 2018. Jepang lagi-lagi menjadi pasar ekspor utama dengan nilai US$ 27,44 juta.
Ada lagi ekspor tepung ikan dan biota air layak konsumsi yang bernilai US$ 4,96 juta sepanjang Januari-November 2019, tumbuh signifikan 201,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Produk ini kebanyakan dikirim ke Korea Selatan dengan nilai US$ 3,43 juta.
Terakhir adalah ekspor fillet ikan segar atau dingin yang pada Januari-November 2019 bernilai US$ 28,13 juta. Dari nilai tersebut, hampir 60% di antaranya adalah ekspor ke Jepang.
Sah-sah saja jika ada kritik bahwa Indonesia masih mengimpor ikan, karena memang kenyataannya demikian dan nilainya cenderung naik. Namun harus adil juga, harus proporsional. Ternyata Indonesia juga salah satu pemasok utama kebutuhan ikan di dunia.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/hoi)
Ada pula ekspor ikan yang diolah atau diawetkan, yang pada Januari-November 2019 bernilai US$ 422,91 juta, naik 3,66% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Permintaan tertinggi berasal dari Jepang dengan nilai ekspor US$ 70,39 juta.
Berikutnya ada ekspor fillet ikan yang dibekukan dengan nilai US$ 379,7 juta sepanjang Januari-November 2019, naik 6,95% dibandingkan Januari-November 2018. Permintaan dari Amerika Serikat (AS) mendominasi yakni mencapai US$ 233,55 juta (61,51%).
Ada lagi ekspor tepung ikan dan biota air layak konsumsi yang bernilai US$ 4,96 juta sepanjang Januari-November 2019, tumbuh signifikan 201,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Produk ini kebanyakan dikirim ke Korea Selatan dengan nilai US$ 3,43 juta.
Terakhir adalah ekspor fillet ikan segar atau dingin yang pada Januari-November 2019 bernilai US$ 28,13 juta. Dari nilai tersebut, hampir 60% di antaranya adalah ekspor ke Jepang.
Sah-sah saja jika ada kritik bahwa Indonesia masih mengimpor ikan, karena memang kenyataannya demikian dan nilainya cenderung naik. Namun harus adil juga, harus proporsional. Ternyata Indonesia juga salah satu pemasok utama kebutuhan ikan di dunia.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/hoi)
Pages
Most Popular