
Heboh Virus Corona yang Mematikan, Bisakah Disembuhkan?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 January 2020 14:25

Sekarang yang jadi pertanyaan adalah apakah virus ini dapat ‘disembuhkan’?
Jelas itu adalah pertanyaan setiap orang. Masalah yang sekarang dihadapi adalah penderitanya berjumlah banyak, ribuan. Korban meninggal hampir menyentuh angka 100 dalam kurun waktu kurang dari tiga minggu.
Artinya untuk dapat dinyatakan sembuh harus melalui beberapa fase. Fase paling awal adalah fase deteksi, kemudian agar tak menular harus diisolasi, kemudian diobati. Tiga faktor ini memegang peranan penting dalam penyembuhan orang yang terjangkit.
Karena virus menyerang korban dengan sangat cepat, maka tingkat keberhasilannya sangat bergantung dari seberapa cepat penyakit ini ditangani mulai dari di deteksi, diisolasi hingga diobati.
Saat seseorang terindikasi penyakit ini, maka akan dilakukan deteksi. Sensitivitas kit atau perangkat deteksi sangat menentukan apakah diagnosisnya valid atau tidak. Karena ini merupakan virus yang baru maka perangkat deteksi harus didesain terlebih dahulu dan segera didistribusikan ke berbagai daerah.
Semakin sensitif perangkat deteksi dan semakin cepat didistribusikan ke berbagai daerah maka akan semakin mempermudah kontrol terhadap penyakit karena dapat segera ditangani.
Fase selanjutnya adalah bagaimana agar orang yang terjangkit dapat dikarantina sehingga tidak menyebabkan wabah menjadi semakin meluas.
Upaya karantina ini biasanya melibatkan isolasi daerah sumber penyakit dan beberapa daerah di sekitarnya yang berpotensi tertular. Sampai saat ini, China terus berupaya untuk mengontrol penyebaran virus dengan cara mengkarantina berbagai kota di sekitar Wuhan yang populasinya mencapai lebih dari 35 juta orang.
Pada Minggu (26/1/2020) stasiun kereta di Chengdu mengumumkan akan menutup beberapa jalur kereta cepat, termasuk rute ke Shang Hai dalam beberapa hari ke depan hingga awal Februari.
Masalahnya, Wuhan sendiri merupakan salah satu kota terpadat di China. Menurut media lokal Xinhua News Agency Wuhan merupakan kota seluas 8.914 km2 yang dihuni oleh lebih dari 11 juta orang.
Karena kepadatan penduduk ini, potensi kontak fisik antar orang semakin tinggi sehingga risiko penyebaran virus juga semakin tinggi. Karantina memang penting untuk dilakukan dalam upaya penanganan epidemi. Namun karantina juga memberi dampak terhadap sektor ekonomi hingga psikologis.
Pada tataran level psikologis, isolasi suatu daerah akibat epidemi membuat kondisi lingkungan menjadi sangat mencekam. Akses transportasi yang ditutup seringkali menyebabkan berbagai pasokan makanan dan kebutuhan pokok menjadi menipis.
Setelah dideteksi dan dikarantina, selanjutnya adalah diobati. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesembuhan dari penyakit ini apabila ditinjau dari aspek ini. (twg)
Jelas itu adalah pertanyaan setiap orang. Masalah yang sekarang dihadapi adalah penderitanya berjumlah banyak, ribuan. Korban meninggal hampir menyentuh angka 100 dalam kurun waktu kurang dari tiga minggu.
Artinya untuk dapat dinyatakan sembuh harus melalui beberapa fase. Fase paling awal adalah fase deteksi, kemudian agar tak menular harus diisolasi, kemudian diobati. Tiga faktor ini memegang peranan penting dalam penyembuhan orang yang terjangkit.
Saat seseorang terindikasi penyakit ini, maka akan dilakukan deteksi. Sensitivitas kit atau perangkat deteksi sangat menentukan apakah diagnosisnya valid atau tidak. Karena ini merupakan virus yang baru maka perangkat deteksi harus didesain terlebih dahulu dan segera didistribusikan ke berbagai daerah.
Semakin sensitif perangkat deteksi dan semakin cepat didistribusikan ke berbagai daerah maka akan semakin mempermudah kontrol terhadap penyakit karena dapat segera ditangani.
Fase selanjutnya adalah bagaimana agar orang yang terjangkit dapat dikarantina sehingga tidak menyebabkan wabah menjadi semakin meluas.
Upaya karantina ini biasanya melibatkan isolasi daerah sumber penyakit dan beberapa daerah di sekitarnya yang berpotensi tertular. Sampai saat ini, China terus berupaya untuk mengontrol penyebaran virus dengan cara mengkarantina berbagai kota di sekitar Wuhan yang populasinya mencapai lebih dari 35 juta orang.
Pada Minggu (26/1/2020) stasiun kereta di Chengdu mengumumkan akan menutup beberapa jalur kereta cepat, termasuk rute ke Shang Hai dalam beberapa hari ke depan hingga awal Februari.
Masalahnya, Wuhan sendiri merupakan salah satu kota terpadat di China. Menurut media lokal Xinhua News Agency Wuhan merupakan kota seluas 8.914 km2 yang dihuni oleh lebih dari 11 juta orang.
Karena kepadatan penduduk ini, potensi kontak fisik antar orang semakin tinggi sehingga risiko penyebaran virus juga semakin tinggi. Karantina memang penting untuk dilakukan dalam upaya penanganan epidemi. Namun karantina juga memberi dampak terhadap sektor ekonomi hingga psikologis.
Pada tataran level psikologis, isolasi suatu daerah akibat epidemi membuat kondisi lingkungan menjadi sangat mencekam. Akses transportasi yang ditutup seringkali menyebabkan berbagai pasokan makanan dan kebutuhan pokok menjadi menipis.
Setelah dideteksi dan dikarantina, selanjutnya adalah diobati. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesembuhan dari penyakit ini apabila ditinjau dari aspek ini. (twg)
Next Page
Upaya Penanganan Virus Corona
Pages
Most Popular