
Saat Irak Beri Warning Ke AS & Iran, Perang Lagi?
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
26 January 2020 13:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Irak, Barham Saleh melontarkan peringatan ke Amerika Serikat (AS) dan Iran dalam pidato di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Rabu (22/1/2020).
Dia meminta kedua negara yang berkonflik untuk tidak 'mengobok-obok' negaranya. Dalam beberapa kali serangan, baik AS, maupunĀ Iran menggunakan Irak sebagai area peperangan.
"Ketegangan yang meningkat antara Iran, negara-negara Teluk, dan AS selama sebulan terakhir ini mengingatkan bahwa aspirasi kita tetap menjadi subyek perselisihan politik di luar kendali kita dan terhadap campur tangan asing yang tidak disukai," kata Saleh, seperti dilansir dari AFP, Kamis (23/1/2020).
Berbicara di depan pemimpin dunia, dia menegaskan maksud dari parlemen Irak, yang sebelumnya meminta pasukan AS meninggalkan negara itu. Dikatakannya langkah itu bukan berarti permusuhan.
"Bukan tanda tidak berterima kasih atau permusuhan tetapi merupakan tanggapan terhadap pelanggaran kedaulatan negaranya," katanya sebagaimana dikutip dari media yang sama.
Dia juga mengatakan, jika negara tetangga dan sekutu tetap berselisih, kedaulatan Irak tidak dihormati dan negara sebagai medan perang. "Maka kita tidak bisa mencapai perubahan untuk kita sendiri," tegasnya.
Sanksi ini dikatakan bakal lebih parah dari sanksi ke Iran. Diantaranya memutus sumber anggaran Iran, yakni dana hasil penjualan minyak, yang kini ada di rekening bank sentral AS The Fed.
Dalam perselisihan AS dan Iran, Irak beberapa kali menjadi arena tempur militer kedua negara. Pada 3 Januari lalu misalnya, Bandara Internasional Baghdad menjadi lokasi tewasnya Jenderal Iran Qasem Soleimani.
(roy/roy) Next Article Qasem Soleimani: Jenderal Karismatik Iran yang Tewas oleh AS
Dia meminta kedua negara yang berkonflik untuk tidak 'mengobok-obok' negaranya. Dalam beberapa kali serangan, baik AS, maupunĀ Iran menggunakan Irak sebagai area peperangan.
"Ketegangan yang meningkat antara Iran, negara-negara Teluk, dan AS selama sebulan terakhir ini mengingatkan bahwa aspirasi kita tetap menjadi subyek perselisihan politik di luar kendali kita dan terhadap campur tangan asing yang tidak disukai," kata Saleh, seperti dilansir dari AFP, Kamis (23/1/2020).
"Bukan tanda tidak berterima kasih atau permusuhan tetapi merupakan tanggapan terhadap pelanggaran kedaulatan negaranya," katanya sebagaimana dikutip dari media yang sama.
Dia juga mengatakan, jika negara tetangga dan sekutu tetap berselisih, kedaulatan Irak tidak dihormati dan negara sebagai medan perang. "Maka kita tidak bisa mencapai perubahan untuk kita sendiri," tegasnya.
Sanksi ini dikatakan bakal lebih parah dari sanksi ke Iran. Diantaranya memutus sumber anggaran Iran, yakni dana hasil penjualan minyak, yang kini ada di rekening bank sentral AS The Fed.
Dalam perselisihan AS dan Iran, Irak beberapa kali menjadi arena tempur militer kedua negara. Pada 3 Januari lalu misalnya, Bandara Internasional Baghdad menjadi lokasi tewasnya Jenderal Iran Qasem Soleimani.
(roy/roy) Next Article Qasem Soleimani: Jenderal Karismatik Iran yang Tewas oleh AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular