
Ini Serangan Balasan AS yang Dijanjikan Trump ke Iran
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 January 2020 11:51

Washington DC, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi pada beberapa perusahaan asal China, Uni Emirat Arab (UEA) dan Hong Kong, Kamis (23/1/2020) waktu setempat. Sanksi dijatuhkan karena perusahaan-perusahaan itu telah membantu perusahaan minyak milik Iran (NIOC) mengekspor barang senilai jutaan dolar.
Kegiatan itu melanggar sanksi ekonomi AS kepada Iran yang dijatuhkan sejak 2008. Sanksi-sanksi itu berupa pembekuan semua aset yang dipegang oleh perusahaan yang berada di bawah yurisdiksi AS dan umumnya melarang perusahaan dan individu AS untuk berurusan dengan perusahaan-perusahaan itu. Sanksi juga bisa dijatuhkan pada lembaga keuangan non-AS yang secara sadar memfasilitasi transaksi bagi perusahaan Iran yang terkena sanksi, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Perusahaan yang dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS adalah Triliance Petrochemical Co Ltd yang berbasis di Hong Kong dan Sage Energy HK Limited, Peakview Industry Co Ltd yang berbasis di China, dan Beneathco DMCC yang berbasis di UEA.
Selain itu, pemerintah AS juga menjatuhkan sanksi pada Jiaxiang Industry Hong Kong Limited dan Shandong Oiwangwa Petrochemical Co Ltd. Sanksi juga diterapkan pada dua individu. Mereka adalah Ali Bayandrian yang memiliki hubungan dengan Triliance Petroleum dan Zhiqing Wang warga negara China yang memiliki hubungan dengan Shandong Oiwangwa.
Pengumuman itu merupakan langkah terbaru yang AS dalam menjalankan kampanye "tekanan maksimum" yang dirancang pemerintahan Presiden Trump. Tujuan Trump menekan Iran agar mau membatasi pengembangan program nuklir.
Trump telah kembali menjatuhkan sanksi ke Iran pada 2018. Sanksi itu tak lama setelah ia menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Sejak saat itu ketegangan kedua negara kembali meningkat.
Ketegangan AS-Iran semakin memuncak pada awal tahun setelah Trump memerintahkan serangan udara ke Bandara Internasional Irak pada 3 Januari lalu. Serangan itu menewaskan Jenderal Qassem Soleimani, pemimpin pasukan elit Quds. Kejadian itu membuat Iran melakukan pembalasan dan bahkan telah bersumpah untuk memberikan balasan yang lebih berat pada AS.
Sebelumnya, pada saat Iran melakukan pembalasan dengan meluncurkan serangan rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak pada 8 Januari, Trump mengatakan tidak akan membalas serangan itu. Taipan properti itu mengatakan ia hanya akan menjatuhkan sanksi ekonomi yang lebih berat pada Iran.
"AS akan dengan segera memperberat sanksi ekonomi kepada rezim Iran," kata Trump pada saat itu.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Mau Lengser Bukannya Tobat, Trump Bombardir Sanksi ke Iran
Kegiatan itu melanggar sanksi ekonomi AS kepada Iran yang dijatuhkan sejak 2008. Sanksi-sanksi itu berupa pembekuan semua aset yang dipegang oleh perusahaan yang berada di bawah yurisdiksi AS dan umumnya melarang perusahaan dan individu AS untuk berurusan dengan perusahaan-perusahaan itu. Sanksi juga bisa dijatuhkan pada lembaga keuangan non-AS yang secara sadar memfasilitasi transaksi bagi perusahaan Iran yang terkena sanksi, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Perusahaan yang dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS adalah Triliance Petrochemical Co Ltd yang berbasis di Hong Kong dan Sage Energy HK Limited, Peakview Industry Co Ltd yang berbasis di China, dan Beneathco DMCC yang berbasis di UEA.
Pengumuman itu merupakan langkah terbaru yang AS dalam menjalankan kampanye "tekanan maksimum" yang dirancang pemerintahan Presiden Trump. Tujuan Trump menekan Iran agar mau membatasi pengembangan program nuklir.
Trump telah kembali menjatuhkan sanksi ke Iran pada 2018. Sanksi itu tak lama setelah ia menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Sejak saat itu ketegangan kedua negara kembali meningkat.
Ketegangan AS-Iran semakin memuncak pada awal tahun setelah Trump memerintahkan serangan udara ke Bandara Internasional Irak pada 3 Januari lalu. Serangan itu menewaskan Jenderal Qassem Soleimani, pemimpin pasukan elit Quds. Kejadian itu membuat Iran melakukan pembalasan dan bahkan telah bersumpah untuk memberikan balasan yang lebih berat pada AS.
Sebelumnya, pada saat Iran melakukan pembalasan dengan meluncurkan serangan rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak pada 8 Januari, Trump mengatakan tidak akan membalas serangan itu. Taipan properti itu mengatakan ia hanya akan menjatuhkan sanksi ekonomi yang lebih berat pada Iran.
"AS akan dengan segera memperberat sanksi ekonomi kepada rezim Iran," kata Trump pada saat itu.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Mau Lengser Bukannya Tobat, Trump Bombardir Sanksi ke Iran
Most Popular