Saat Israel Ajak Seluruh Dunia Perangi Iran

News - Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 January 2020 12:43
Pekan ini Israel menuding Iran merupakan ancaman bagi negaranya. Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disambut oleh para pendukung partai Likud saat ia tiba untuk berbicara setelah pengumuman jajak pendapat keluar dalam pemilihan parlemen Israel di markas partai di Tel Aviv, Israel 10 April 2019. (REUTERS / Ronen Zvulun)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan ini Israel menuding Iran merupakan ancaman bagi negaranya, bahkan sama mengancamnya dengan Nazi. Untuk itu Israel mengajak negara-negara di dunia untuk bersatu dan bertindak tegas atas senjata nuklir yang dimiliki Iran.

Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di tengah ketegangan yang masih terjadi antara Iran dengan Amerika Serikat.

"Saya meminta semua pemerintah bergabung dalam upaya untuk menghadapi Iran," kata Netanyahu sebagaimana dikutip dari AFP, Sabtu (25/1/2020).

Dia menyebutkan, negaranya mendukung langkah militer yang telah dilakukan oleh negara yang dipimpin oleh Donald Trump. Secara terang-terangan dia menyampaikan hormatnya untuk Trump di depan Wakil Presiden AS Mike Pence.

"Israel akan melakukan apa pun yang harus dilakukan untuk mempertahankan negara kami, membela rakyat kami, dan membela masa depan Yahudi," katanya.

Saat Israel Ajak Seluruh Dunia Perangi IranFoto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara melambai ketika Netanyahu berbicara setelah pengumuman jajak pendapat dalam pemilihan parlemen Israel di markas besar partai di Tel Aviv, Israel 10 April 2019. (REUTERS / Ammar Awad)


Perlu diketahui, Israel telah menentang kesepakatan nuklir Iran yang dibuat pada 2015 silam. Dia menghormati Trump karena memutuskan untuk menarik Amerika dari kesepakatan tersebut.

Iran dan sejumlah negara menandatangani Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) di 2015. Perjanjian itu dilakukan dengan China, Prancis, Rusia, Inggris, AS, termasuk Jerman dan negara Uni Eropa.

JCPOA membatasi penelitian uranium nuklir Iran selama delapan tahun. Selain itu, Iran juga dibebaskan dari semua sanksi internasional.

Namun di 2018, Presiden AS Donald Trump merevisi kembali JCPOA. Trump menilai perjanjian itu tak cukup mengerem nuklir Iran.

Buntutnya Trump menarik AS dari perjanjian. Bukan hanya itu, Iran pun dijatuhi sanksi ekonomi, yang menyebabkan ekonomi negara tersebut terpuruk.

Tapi, tekanan dari AS ini justru membuat Iran ingin kembali melanjutkan program nuklirnya. Eropa pun berupaya untuk menyelamatkan perjanjian tersebut.

Namun, Iran mengajukan syarat khusus pada Eropa. Iran menagih dana sebesar US$ 15 miliar, sebagai mana dijanjikan Prancis.




[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya

Iran-AS Memanas, Menteri Luar Negeri Israel Tunda ke Dubai


(dru)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading