Internasional

Kala Virus Corona yang Mematikan Serang China & Hantui Dunia

Rehia Sebayang & Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
23 January 2020 07:30
Kala Virus Corona yang Mematikan Serang China & Hantui Dunia
Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona tengah mewabah di dunia. Bahkan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) kini akan mengambil keputusan segera, apakah perlu menetapkan status "darurat", karena virus yang masih masuk dalam keluarga SARS ini.

Rencananya keputusan diambil hari ini, Kamis (23/1/2020). Jika jawabannya adalah iya, maka ini menjadi darurat kesehatan internasional keenam yang dinyatakan dalam dekade terakhir ini.


"Keputusan yang diambil akan dengan sangat serius dan ... dengan pertimbangan yang tepat," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebagaimana dilansir Reuters.

"Ini adalah keputusan yang berkembang dan kompleks."

Berdasarkan data teranyar, terdapat 540 kasus penderita virus corona di China dengan jumlah korban tewas mencapai 17 orang. Bukan cuma China, sejumlah negara juga sudah mengumumkan penderita di negaranya, seperti Thailand, Jepang, Korea Selatan, hingga AS.

Kali terakhir WHO menyatakan darurat kesehatan global adalah pada 2019 untuk wabah Ebola di Kongo Timur yang menewaskan lebih dari 2.000 orang. Organisasi ini juga menyatakan keadaan darurat global untuk virus Zika di tahun 2016, wabah polio dan Ebola tahun 2014, serta flu babi H1N1 tahun 2009.



[Gambas:Video CNBC]



Semua berawal akhir Desember 2019 lalu. Saat itu sebuah pemberitaan soal penyakit mirip pneumonia, yang biasanya menyerang paru-paru dan terjadi di wilayah Wuhan, China menjadi viral.

Awalnya, ada 59 laporan kasus, dengan tujuh penderita dalam kondisi serius. Dari penelitian sementara, para peneliti China mengatakan penyakit tersebut berasal dari coronavirus, virus yang sama dengan penyakit SARS.

Virus ini awalnya menjangkit di sebuah pasar ikan dan hewan di wilayah itu. Namun tiba-tiba penyebarannya menjadi masif dan memakan korban.

Setelah heboh di Wuhan, penyakit ini pun membuat kegaduhan di Hong Kong. Otoritas setempat mengatakan sudah ada 30 orang yang dirawat di RS setelah kembali dari Wuhan.

Kebanyakan menunjukan gejala seperti sedang sakit flu. "Kita akan tetap waspada mengingat epidemik ini mungkin akan terus menjalar," kata pejabat Pusat Proteksi Kesehatan Hong Kong Wong Ka-hing.

Setelah menyebar di China, sejumlah negara pun mengkonfirmasi adanya warga yang terjangkit virus ini. Rata-rata mereka tertular karena sempat bepergian ke Wuhan.

Negara tersebut antara lain Thailand dan Jepang. Namun kemudian bertambah seperti di Taiwan, Korea Selatan dan AS.

Pemerintah China pun kini dikabarkan mengisolasi Wuhan. Ini dilakukan untuk membendung penyebaran penyakit.


Coronavirus termasuk ke dalam keluarga besar virus yang biasanya menginfeksi hewan. Namun lambat laun dapat berevolusi dan menyebar ke manusia.

Gejala pertama yang akan terlihat pada manusia yang terinfeksi virus tersebut yaitu demam, batuk dan sesak napas, yang dapat berkembang menjadi pneumonia.

Sampai saat ini pejabat kesehatan global belum merekomendasikan pembatasan perdagangan atau perjalanan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bersama WHO juga masih memantau situasi terkait virus tersebut.

CDC merekomendasikan orang yang bepergian ke Wuhan, China, harus menghindari kontak dengan hewan, pasar hewan, dan orang sakit.

Lebih lanjut CDC menjelaskan, untuk pencegahan virus dapat dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air, menghindari menyentuh mata, hidung atau mulut dan menjauhkan diri dari orang sakit.

Masyarakat di China mengambil langkah dengan penggunaan masker untuk melindungi diri dari virus itu.


Sementara itu, KBRI Beijing menegaskan belum ada laporan ada WNI yang terjangkit virus ini. Namun KBRI Beijing mengimbau WNI di China melakukan sejumlah hal, agar tidak tertular virus ini.

"Bagi seluruh masyarakat yang berada di Wuhan atau sedang melakukan perjalanan ke Wuhan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatannya dan segera melakukan konsultasi medis apabila merasa tidak sehat dan menunjukkan gejala-gejala demam, batuk dan sulit bernafas," tulis KBRI Beijing dalam rilis yang dimuat di kemlu.go.id.

KBRI juga meminta WNI untuk menghindari kontak dengan hewan hidup termasuk unggas dan burung, serta konsumsi daging mentah dan kurang matang. WNI juga diminta tidak berkunjung ke pasar yang menjual hewan hidup, termasuk ikan.

"Menghindari untuk berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama dengan pneumonia," tulis KBRI Beijing lagi.

"Selalu menjaga higienitas seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker apabila sedang batuk dan pilek, dan menutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersin."

Sementara itu, pemerintah juga menyiapkan termoscanner di 135 pintu masuk menuju RI, untuk mencegah corona. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet.

"135 pintu negara baik udara, laut, maupun darat yang jaga petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan. Yang paling awal bisa dideteksi adalah dengan termoscanner untuk mendeteksi suhu tubuh," kata Anung.

"Kalau ada orang dari luar negeri masuk ke Indonesia dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, maka posturnya terlihat berwarna merah pada termoscanner," jelasnya.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Anas Maruf mengatakan semua pintu masuk negara sudah disiapkan termoscanner untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

"Dalam kondisi rutin seluruh kedatangan internasional semua selalu dilakukan pemeriksaan termoscanner meskipun tidak ada penyakit yang diwaspadai. Kalau ada penyakit yang diwaspadai maka kita tingkatkan pengamanannya," jelasnya.




Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular