Buka-bukaan Alasan Chevron Cabut dari Blok Rokan

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
21 January 2020 08:49
Seperti diketahui setelah kontrak Blok Rokan habis pengelolaan akan dialihkan ke Pertamina.
Foto: Tangki penyimpanan minyak Chevron di Dumai, Riau, Indonesia/Doc.Chevron
Jakarta, CNBC Indonesia - Chevron Pacific Indonesia menyampaikan sudah tidak berniat melakukan pengeboran di Blok Rokan karena sudah tidak ekonomis. Seperti diketahui setelah kontrak Blok Rokan habis pengelolaan akan dialihkan ke Pertamina.

Presiden Director Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak menerangkan kontrak Blok Rokan berakhir 8 Agustus 2021 mendatang. Dilain pihak, oemerintah ingin Pertamina bisa segera mengelola Blok Rokan mengingat produksi terus menurun.

Chevron menyebutkan sudah tidak melakukan pengeboran lagi di Blok Rokan karena menilai sudah tidak ekonomis.

Laju produksi di Blok Rokan terus menurun dari tahun ke tahun. Tahun 2019 produksi 190 ribu barel per hari, dan diperkirakan tahun 2020 akan kembali terjadi penurunan di 161 ribu barel per hari. Kondisi ini akan terus menurun sampai ke tahun 2021.

"Mengingat saat ini kami sudah nggak ekonomis untuk bor sumur, terakhir kami bor tahun 2018 sebanyak 89 sumur, 2019 kami fokus lakukan workover dengan gunakan digital teknologi yaitu memilih kandidat-kandidat sumur yang dikerjakan dan meminimalisir downtime kita," jelasnya, kemarin senin, (20/01/2020) dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi VII.


Lebih lanjut Albert menerangkan, beberapa upaya dilakukan untuk menahan laju produksi. Pertama, alih kelola Blok Rokan ke SKK Migas selanjutnya Pertamina dilakukukan aman dan lancar sehingga produksi bisa dimimalkan penurunannya.

Kedua, optimalisasi kerja ulang dan perbaikan sumur dengan menggunakan tekhnologi digital. Ketiga, Duri Steamflood meningkatkan pekerjaan stimulasi dengan uap dan optimisasi distribusi uap.

"Kami sudah mulai melakukan proses alih kelola sejak awal tahun lalu di bawah koordinasi SKK Migas dengan bentuk tim koordinasi, proses ini sudah berjalan dengan baik kami punya jadwal sudah terpenuhi," jelasnya, Senin, (20/01/2020).


Lalu upaya keempat yang dilakukan adalah waterflood. Memperbaiki distribusi injeksi air untuk meningkatkan respon dan reservoir. Terakhir program comprehensive pipeline maintenance (CPM) untuk mempertahankan kehandalan pipa air dan menghindari potensi penghentian produksi.

"Alhamdulillah mampu melampau rencana yang disetujui 102,5% dari Work Plan and Budget (WPNB)," terangnya.

Menurutnya ada 3 opsi untuk ngebor di Blok Rokan. Pertama, Chevron yang mendanai dan Chevron yang ngebor. Kedua, Chevron yang ngebor Pertamina yang danai, dan opsi terakhir Pertamina yang ngebor sekaligus mendanai. Namun opsi pertama tidak akan pilih pasalnya Albert sudah memastikan tidak akan melakukan pengeboran di Blok Rokan karena sudah tidak ekonomis.

"Betul sejak 2019 kami kerjasama degan SKK Migas dan Pertamina. Bagaimana Pertamian bor atau Chevron bor," ungkapnya dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII, Senin, (20/01/2020).

[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Pertamina Tak Yakin 2020 Bisa Ngebor di Blok Rokan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular