Ganti ke Gas, PLN Matikan 52 Pembangkit Listrik BBM

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 January 2020 16:34
Tingkatkan efisiensi, PLN matikan 52 pembangkit BBM dan ganti ke gas.
Foto: Gardu PLN Terendam Banjir. (Dok: PLN)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) akan mengkonversi sekitar 51 sampai 52 pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) ke gas tahun ini.

Pembangkit-pembangkit ini berada di kawasan Indonesia bagian timur. Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan konversi ini untuk menekan biaya karena konsumsi BBM lebih mahal daripada gas.

Darmawan menerangkan penggunaan BBM biaya yang dikeluarkan sebesar US$ 20 per MMBTU, setelah dikonversi harganya akan turun menjadi sekitar US$ 12-14 MMBTU. "Kita kerjasama antara PLN dan Pertamina. Nanti kita hitung keekonomian, masih lebih murah dari US$ 20 per MMBTU, dan LNG bisa diambil dari Tangguh, Bontang. Masela baru mulai 2026-2027," ungkapnya di Kantor BUMN, Jumat, (17/01/2020).

Melalui konversi ini, imbuhnya, artinya mengubah energi berbasis impor menjadi komponen dalam negeri. Konversi ini berjalan berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

[Gambas:Video CNBC]




"Ini ada energi impor biayanya tinggi, melalui efisiensi diganti dengan energi domestik yang lebih murah. Tentu punya efek sangat positif, bukan hanya untuk PLN secara cost bisa dikurangi, kesehatan finansial PLN bisa dikurangi," imbuhnya.

Terkait kapasitas Darmawan mengaku masih melakukan hitung-hitungan. Sementara untuk pembangkit yang akan dikonversi sudah dipilih berdasarkan Kepmen. Kapasitas yang kecil menurutnya membuat biaya kirim gas menjadi mahal, sehingga diperlukan pembangunan infrastruktur yang masif.



Dirinya mencontohkan, misalnya, dengan pembangkit dengan kapasitas 20 MW, capacity factornya 15%, sementara kebutuhannya hanya 0,9 MMSCFD, sehingga pembangkit semacam ini tidak masuk dalam Kepmen. "Tentu saja kita sesuai perintah dari Kepmen skala ekonomi penting, tentu saja ada pembangkit kami yang tidak masuk dalam Kepmen," jelasnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, pihaknya masih mengidentifikasi lebih lanjut ke depannya. Pihaknya masih akan melihat ketersediaan energi di setiap wilayah, sehingga bisa diganti dengan energi terbarukan atau lainnya. Terkiat nilai investasi, dirinya mengaku masih dalam proses penghitungan.

"Kita dalam proses kita sedang dalami ini. Tapi yang jelas kita berusaha tekan cost dan juga tambah revenue. Sehingga kesehatan finansial PLN juga bisa semakin meningkat," jelasnya.


(gus/gus) Next Article 52 Pembangkit BBM Hijrah ke Gas, PLN Hemat Rp 4 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular