
Internasional
Kala Boeing Ejek Lion Air Idiot karena Minta Simulasi Terbang
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
16 January 2020 15:09

Jakarta, CNBC Indonesia -Kesialan kini menimpa Boeing. Semenjak mengeluarkan Boeing 737 Max dan mengalami dua kecelakaan di 2018 dan 2019, mimpi buruk seakan belum pergi dari perusahaan pembuat pesawat asal Amerika Serikat itu.
Kali ini, sebagaimana ditulis Bloomberg, berita buruk datang lagi ke Boeing. Pesan-pesan internasional Boeing yang diberikan ke Parlemen AS dan Aviasi Federal AS tersebar.
Salah satunya berisi soal ejekan para staf perusahaan soal Lion Air. Meski dalam memo tersebut nama Lion Air dihapus, Komisi Transportasi dan Infrastruktur DPR AS mengiyakan bahwa yang dimaksud adalah perusahaan milik pengusaha Rusdi Kirana.
Semua bermula saat Lion Air meminta Boeing melatih pilotnya untuk melakukan stimulasi penerbangan Boeing 737 Max pada 2017. Namun hal tersebut dikatakan Boeing tidak dibutuhkan.
Pada saat itu-lah, dalam emailnya, staf Boeing malah menghina Lion. Bahkan kata "idiot" dipakai.
"Sekarang friggin Lion Air (mengatakan) mungkin membutuhkan simulasi untuk terbangkan MAX dan mungkin karena mereka bodoh. Saya bingung mencari cara menyelesaikan ini sekarang! (Dasar) idiot," tulis seorang staff dalam memo tersebut.
Bukan hanya itu, seorang pegawai lain juga merespons dengan jawab yang lebih buruk. Apalagi saat tahu kalau Malindo Air, perusahaan yang berada di bawah naungan Lion yang melayani rute di Malaysia, sudah menerbangkan pesawat ini.
"WHAT THE F%$&!!!! Tetapi perusahaan saudara (Lion) sudah menerbangkannya!" jawab pesan itu.
Padahal melakukan simulasi penerbangan adalah hal penting agar pilot mengetahui poin kritis pesawat. Setahun setelah permintaan itu, Lion Air berjenis Boeing 737 MAX jatuh di Laut Jawa, kejadian ini menewaskan 189 orang.
Boeing 737 Max diproduksi Boeing di pabrik Renton Washington, AS, sejak 2017. MAX sempat menjadi pesawat terlaris, dipesan 1.700 unit dengan 200 di antaranya sudah beroperasi.
Namun karena kecelakaan Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, disusul Ethiopian Airlines, banyak negara memberlakukan larangan terbang (grounded). Bahkan sejumlah negara melarang adanya Boeing MAX terbang di wilayah udaranya.
Boeing bahkan menyetop produksi MAX mulai Januari 2020. Hingga kini izin terbang dari Otoritas Penerbangan AS (FAA) juga tak kunjung didapat.
Bloomberg mengakui sudah mencoba meminta komentar Lion Air, namun belum ada jawaban. Meski demikian, dari sumber, perusahaan ini menegaskan menjunjung tinggi simulasi namun kemudian menerima pendapat Boeing yang menilai hal tersebut tak perlu.
Sementara Boeing juga menolak berkomentar. Namun dari pernyataannya yang dikutip media tersebut pekan lalu, semua hal di dokumen sudah diperhatikan perusahaan.
(sef/hoi) Next Article Boeing 737 MAX Boleh Terbang Lagi, Garuda dan Lion Belum Bisa
Kali ini, sebagaimana ditulis Bloomberg, berita buruk datang lagi ke Boeing. Pesan-pesan internasional Boeing yang diberikan ke Parlemen AS dan Aviasi Federal AS tersebar.
Salah satunya berisi soal ejekan para staf perusahaan soal Lion Air. Meski dalam memo tersebut nama Lion Air dihapus, Komisi Transportasi dan Infrastruktur DPR AS mengiyakan bahwa yang dimaksud adalah perusahaan milik pengusaha Rusdi Kirana.
Pada saat itu-lah, dalam emailnya, staf Boeing malah menghina Lion. Bahkan kata "idiot" dipakai.
"Sekarang friggin Lion Air (mengatakan) mungkin membutuhkan simulasi untuk terbangkan MAX dan mungkin karena mereka bodoh. Saya bingung mencari cara menyelesaikan ini sekarang! (Dasar) idiot," tulis seorang staff dalam memo tersebut.
Bukan hanya itu, seorang pegawai lain juga merespons dengan jawab yang lebih buruk. Apalagi saat tahu kalau Malindo Air, perusahaan yang berada di bawah naungan Lion yang melayani rute di Malaysia, sudah menerbangkan pesawat ini.
"WHAT THE F%$&!!!! Tetapi perusahaan saudara (Lion) sudah menerbangkannya!" jawab pesan itu.
Padahal melakukan simulasi penerbangan adalah hal penting agar pilot mengetahui poin kritis pesawat. Setahun setelah permintaan itu, Lion Air berjenis Boeing 737 MAX jatuh di Laut Jawa, kejadian ini menewaskan 189 orang.
Boeing 737 Max diproduksi Boeing di pabrik Renton Washington, AS, sejak 2017. MAX sempat menjadi pesawat terlaris, dipesan 1.700 unit dengan 200 di antaranya sudah beroperasi.
Namun karena kecelakaan Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, disusul Ethiopian Airlines, banyak negara memberlakukan larangan terbang (grounded). Bahkan sejumlah negara melarang adanya Boeing MAX terbang di wilayah udaranya.
Boeing bahkan menyetop produksi MAX mulai Januari 2020. Hingga kini izin terbang dari Otoritas Penerbangan AS (FAA) juga tak kunjung didapat.
Bloomberg mengakui sudah mencoba meminta komentar Lion Air, namun belum ada jawaban. Meski demikian, dari sumber, perusahaan ini menegaskan menjunjung tinggi simulasi namun kemudian menerima pendapat Boeing yang menilai hal tersebut tak perlu.
Sementara Boeing juga menolak berkomentar. Namun dari pernyataannya yang dikutip media tersebut pekan lalu, semua hal di dokumen sudah diperhatikan perusahaan.
(sef/hoi) Next Article Boeing 737 MAX Boleh Terbang Lagi, Garuda dan Lion Belum Bisa
Most Popular