
Internasional
Moody's Bakal Downgrade Peringkat Boeing?
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
14 January 2020 08:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Musibah pada perusahaan penerbangan Amerika Serikat (AS) Boeing sepertinya tak berhenti. Kali ini, lembaga pemeringkat Moody's 'mengancam' akan merevisi peringkat Boeing dan men-downgrade debt rating saingan Airbus tersebut.
Sebagaimana diberitakan AFP, revisi peringkat ini dilakukan berbarengan dengan ditunjuknya David Calhoun sebagai pemimpin perusahaan tersebut. Selama setahun terakhir ini, Boeing tengah dilanda krisis pascakecelakaan mematikan Boeing 737 max yang dipakai Lion Air dan Ethiopian Airlines.
"Perkembangan terakhir menunjukkan akan adanya pemulihan yang lebih mahal dan berlarut-larut bagi Boeing. Untuk memulihkan kepercayaan dengan berbagai konstituen pasarnya, termasuk dengan risiko operasional dan keuangan yang meningkat," kata Jonathan Root dari Moody.
Sebelumnya, per awal Januari 2020, Boeing memutuskan untuk menghentikan produksi jet 737 Max nya. Penghentian produksi akan berlaku mulai Januari 2020 mendatang.
Izin terbang kembali yang tak kunjung datang dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menjadi alasannya. Otoritas penerbangan Amerika Serikat itu hingga kini menahan izin, setidaknya hingga tahun 2020.
Kepala Pemasaran Boeing Stan Deal menegaskan langkah ini untuk kebaikan Boeing.
"Ini akan membuat sistem kami di posisi lebih baik untuk perbaikan dan lebih efisien untuk menyelesaikan pesawat ketika pada saatnya kami mengembalikan 737 Max ke layanan (penerbangan)," katanya sebagaimana dikutip dari Reuters.
Terlepas dari keputusan tersebut, ternyata Boeing 737 seri Max baik 8 maupun 9 merupakan seri Boeing yang laris dipesan.
(sef/sef) Next Article Ini Alasan Boeing Stop Produksi 737 Max
Sebagaimana diberitakan AFP, revisi peringkat ini dilakukan berbarengan dengan ditunjuknya David Calhoun sebagai pemimpin perusahaan tersebut. Selama setahun terakhir ini, Boeing tengah dilanda krisis pascakecelakaan mematikan Boeing 737 max yang dipakai Lion Air dan Ethiopian Airlines.
"Perkembangan terakhir menunjukkan akan adanya pemulihan yang lebih mahal dan berlarut-larut bagi Boeing. Untuk memulihkan kepercayaan dengan berbagai konstituen pasarnya, termasuk dengan risiko operasional dan keuangan yang meningkat," kata Jonathan Root dari Moody.
Izin terbang kembali yang tak kunjung datang dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menjadi alasannya. Otoritas penerbangan Amerika Serikat itu hingga kini menahan izin, setidaknya hingga tahun 2020.
Kepala Pemasaran Boeing Stan Deal menegaskan langkah ini untuk kebaikan Boeing.
"Ini akan membuat sistem kami di posisi lebih baik untuk perbaikan dan lebih efisien untuk menyelesaikan pesawat ketika pada saatnya kami mengembalikan 737 Max ke layanan (penerbangan)," katanya sebagaimana dikutip dari Reuters.
Terlepas dari keputusan tersebut, ternyata Boeing 737 seri Max baik 8 maupun 9 merupakan seri Boeing yang laris dipesan.
(sef/sef) Next Article Ini Alasan Boeing Stop Produksi 737 Max
Most Popular