Jakarta, CNBC Indonesia - Spekulasi kini muncul terkait jatuhnya Boeing 737 800 milik maskapai Ukraine International Airlines di Teheran. Sejumlah negara menuding Iran ada di balik jatuhnya pesawat tersebut.
Pasalnya, saat jatuhnya pesawat bersamaan dengan serangan Iran ke markas militer AS di Irbil dan Ayn Al-Asad Irak, 8 Januari 2020 dini hari. Sebuah video, yang diunggah CNN International juga menunjukkan bahwa ada serangan misil ke sebuah objek di langit Teheran.
Pesawat ini sendiri hendak mengudara dari Teheran ke Kiev, Ukraina. Berikut beberapa kabar dalam 24 jam terakhir, terkait peristiwa kecelakaan pesawat yang menewaskan 176 orang penumpang, yang mayoritas warga Iran dan Kanada ini.
[Gambas:Video CNBC]
Sejumlan media memberitakan ada sejumlah kejanggalan dari peristiwa kecelakaan pesawat di Iran ini.
CNN International melalui reporternya Jim Sciutto menunjukkan sejumlah gambar yang memperlihatkan beberapa lubang yang konsisten mengarah pada roket yang meledak di luar pesawat.
"Tanda serupa terlihat pada puing MH17," katanya. MH17 merupakan pesawat Malaysia Airline yang ditembak jatuh di Ukraina Timur oleh rudal yang dirancang Rusia.
CNBC Internasional juga menuliskan setidaknya ada empat faktor yang membuat jatuhnya pesawat menyimpan misteri.
Mulai dari waktu yang sama dengan penyerangan Iran ke markas militer AS, kondisi pesawat yang prima karena baru berumur tiga tahun, hingga keengganan Iran memberikan kotak hitam untuk diperiksa Boeing dan AS.
Padahal di bawah hukum internasional, pihak terkait seperti perusahaan pembuat pesawat dan otoritas penerbangan, umumnya akan diizinkan berpartisipasi dalam penyelidikan yang dipimpin negara tempat kecelakaan terjadi.

Dalam hal ini, berarti Boeing, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, akan bisa berpartisipasi dalam penyelidikan, membantu Iran, karena pesawat itu diproduksi di Amerika Serikat.
Munculnya pemberitaan kecurigaan ini membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkomentar. Ia menuturkan bahwa dirinya ragu pada penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737-800 milik Ukraine Ailines di Teheran, 8 Januari lalu.
"Aku punya kecurigaan," kata Trump sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (10/1/2020). "itu terbang di lingkungan yang cukup keras dan seseorang bisa membuat kesalahan."
"Beberapa orang mengatakan hal itu karena mekanik. Saya pribadi tidak berpikir itu, itu sebuag pertanyaan," kata Trump lagi. "Sesuatu yang mengerikan telah terjadi."
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, meyakini kecelakaan pesawat bukan persoalan teknis. Tetapi tertembak secara tidak sengaja oleh rudal Iran.
Pernyataan tersebut ia ungkapkan berdasarkan data-data dari berbagai sumber intelijen.
"Kami memiliki intel dari banyak sumber, termasuk koalisi dan milik kami sendiri. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pesawat itu ditembak oleh misil Iran," katanya sebagaimana dikutip dari AFP. "Ini mungkin tidak disengaja."
Perdana Menteri Inggris Boris Jhonson mengatakan pihaknya menemukan informasi bahwa pesawat Ukraina tersebut ditembak jatuh oleh misil Iran.
"Sekarang ada bagian informasi yang mengatakan bahwa penerbangan itu ditembak oleh Iran dengan rudal udara. Mungkin tidak disengaja," katanya dikutip dari AFP.
Ia pun mengatakan akan bekerja sama dengan Kanada dan partner internasional lain. "Ini butuh dijelaskan lengkap, investigasi yang transparan," ujarnya.
Sebuah video secara ekslusif didapatkan CNN Intenational Jumat (10/1/2020). Video berdurasi 0:19 memuat sebuah objek yang tengah terbang di langit Teheran, Iran, dan tiba-tiba hilang setelah sebuah rudal ditembakkan.
Menurut media tersebut, peristiwa itu terjadi sekitar Rabu (8/1/2020) dini hari. Pada saat yang sama, pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines dikabarkan jatuh setelah lepas landas (take off) di Teheran.
Meski demikian, CNN International masih terus memverifikasi video tersebut. Walau demikian media milik AS itu mengklaim bangunan di video nampak serupa dengan situasi di pinggiran wilayah Parand, di ibu kota Iran.
Sementara itu Ukraina meminta investigasi yang transparan. "Keadaan bencana ini masih belum jelas," kata wakil menteri luar negeri Ukraina Sergiy Kyslytsya pada pertemuan PBB di New York.
"Sekarang terserah para ahli untuk menyelidiki dan menemukan jawaban atas pertanyaan apa yang menyebabkan kecelakaan itu. Untuk melakukannya, para ahli kita harus menerima dukungan tanpa syarat untuk penyelidikan mereka."
Ukraine International Airlines adalah maskapai penerbangan terbesar di Ukraina dan dimiliki oleh pihak swasta. Sejak insiden, maskapai itu menunda semua penerbangan menuju Teheran sampai ada keputusan lebih lanjut.
Sementara itu dalam breaking newsnya, The spectator index sempat menyebutkan Perdana Menteri Ukraina menemukan data bahwa pesawat tersebut ditembak rudal Iran.
Iran membantah dugaan bahwa rudal negara tersebut menyebabkan kecelakaan Boeing 737 milik Ukraine Airlines di Teheran 8 Januari lalu. Sebagaimana dikutip dari AFP, Iran menyebut itu rumor dan tidak mendasar.
Bahkan Iran mendesak Kanada, yang yakin kalau penyebab pesawat adalah serangan rudal, untuk membagi informasi intelijen yang didapat negara itu. "Pemerintah Iran dalam sebuah pernyataan mendesak Kanada untuk memberikan informasi," tulis AFP, Jumat (10/1/2020).
Negara itu pun mengundang Boeing untuk melakukan investigasi. Terutama untuk mengetahui penyebab pesawat jatuh. Negara ini juga mengizinkan Ukraina untuk ikut dalam investigasi.