Internasional

Misteri Boeing 737 Jatuh di Iran, Benarkah Murni Kecelakaan?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 January 2020 15:46
Misteri Boeing 737 Jatuh di Iran, Benarkah Murni Kecelakaan?
Foto: Kecelakaan Pesawat Ukraine International Airlines di Iran (AP Photos/Mohammad Nasiri)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai Ukraine International Airlines jatuh di dekat Bandara Internasional Teheran, Iran, Rabu (8/1/2020) dini hari. Sebanyak 176 penumpang di pesawat dengan nomor penerbangan Flight 752 itu dinyatakan tewas.

Pesawat itu jatuh dua menit setelah lepas landas. Beberapa jam setelah kecelakaan terjadi, pihak Iran mengumumkan bahwa penyebab kecelakaan kemungkinan adalah kerusakan mesin.


Mayoritas penumpang adalah warga negara Iran dan Kanada. Saat ini kasus itu sedang dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pemerintah Iran.

Amerika Serikat (AS), meski sedang berselisih dengan Iran, juga menawarkan diri untuk membantu penyelidikan. AS adalah tempat Boeing, perusahaan pembuat pesawat itu, berada.


"Amerika Serikat akan terus mengikuti insiden ini dengan cermat dan siap menawarkan semua bantuan yang mungkin kepada Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan. "Amerika Serikat menyerukan kerjasama penuh dengan investigasi apa pun yang menjadi penyebab kecelakaan itu."

Sayangnya, banyak pihak tidak yakin dengan kesimpulan Iran mengenai penyebab kecelakaan pesawat tersebut. Itu dikarenakan ada beberapa kejanggalan yang dirasakan beberapa pihak. Berikut di antaranya, sebagaimana dilansir dari CNBC International:

[Gambas:Video CNBC]





Jatuhnya pesawat Boeing 737-800 milik maskapai Ukraine International Airlines, terjadi beberapa jam setelah serangan rudal Iran terhadap dua pangkalan militer AS di Irak dilakukan.

Iran meluncurkan serangan rudal sebagai balasan pada AS yang melakukan serangan udara di Bandara Internasional Baghdad Jumat lalu. Dalam serangan itu, salah satu tokoh penting Iran, Jenderal Qasem Soleimani, tewas. Akibatnya, Iran bersumpah untuk membalas AS.

Menurut CNBC International, hal ini memunculkan spekulasi bahwa kecelakaan ada kaitannya dengan serangan rudal Iran. Mengingat bangkai pesawat yang jatuh tersebut berupa puing-puing seperti bekas diledakkan. Beberapa pakar keselamatan penerbangan dan pilot juga menyebut beberapa aspek insiden itu tidak biasa alias janggal.


CNBC International melaporkan, hingga hari ini, petugas penyelamat masih melakukan penyisiran di sekitar tempat jatuhnya puing-puing pesawat. Hal itu masih dilakukan meski kotak hitam dari pesawat tersebut telah ditemukan.

Namun, pihak Iran tidak mau menyerahkan kotak itu ke pihak Boeing atau Amerika Serikat (AS), selaku produsen pesawat tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran, Ali Abedzadeh, dilansir dari AFP, Rabu.

"Kami tidak akan memberikan kotak hitam ke produsen (Boeing) dan pihak Amerika," kata Ali.

Langkah Iran tentunya menyulitkan penyidikan dilakukan karena kotak hitam (black box) sebuah pesawat berisi parameter penerbangan dan juga percakapan di kokpit. Hal ini diperlukan dalam sebuah penyelidikan penyebab kecelakaan.

Padahal di bawah hukum internasional, pihak terkait seperti perusahaan pembuat pesawat dan otoritas penerbangan, umumnya akan diizinkan berpartisipasi dalam penyelidikan yang dipimpin negara tempat kecelakaan terjadi.


Dalam hal ini, berarti Boeing, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, akan bisa berpartisipasi dalam penyelidikan, membantu Iran, karena pesawat itu diproduksi di Amerika Serikat.


Presiden Ukraine International Airlines Yevganiy Dykhne memastikan pesawat yang jatuh tersebut berfungsi dengan baik di bawah kendali pilot yang berpengalaman.

"Pesawat dalam kendali yang baik. Itu merupakan salah satu pesawat terbaik kami dengan kru yang bagus," katanya.

Menurut maskapai, Boeing 737-800 yang jatuh mulai dikirim dalam keadaan baru ke Ukraine International Airlines pada 2016 dan tidak memiliki masalah yang baru-baru ini dilaporkan.

Ukraine International Airlines adalah maskapai penerbangan terbesar di Ukraina dan dimiliki oleh pihak swasta. Sejak insiden, maskapai itu menunda semua penerbangan menuju Teheran sampai ada keputusan lebih lanjut.

Yevganiy menolak mengomentari spekulasi, apakah insiden itu berkaitan dengan serangan misil Iran ke pasukan AS di Irak.

Wakil presiden operasi Ukraine International Airlines, Ihor Sosnovsky juga turut memberikan tanggapannya terkait insiden ini. Sosnovsky mengatakan awak pesawat sangat berpengalaman. Kaptennya memiliki pengalaman terbang 11.600 jam di Boeing 737 dan 5.500 jam terbang di perusahaan sebagai kapten, menurut maskapai.

"Mengingat pengalaman kru, probabilitas kesalahan minimal," kata Sosnovsky dalam sebuah pernyataan. "Kami bahkan tidak mempertimbangkan kesempatan seperti itu."


Kecurigaan akan penyebab terjadinya kecelakaan akibat masalah mesin, semakin meningkat setelah mantan anggota Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS John Goglia menyampaikan pendapatnya.

"Jika para pejabat Iran menahan data (kotak hitam), mereka tidak akan dipercayai di mata kami dan apa pun yang mereka katakan tanpa memberi kami data, kami tidak akan percaya," kata Goglia.

"Ini akan menjadi keadaan yang sangat jarang terjadi di mana kegagalan mesin akan menyebabkan pesawat jatuh," tambah Goglia, yang telah menyelidiki berbagai kecelakaan pesawat. Di antaranya termasuk kecelakaan TWA Flight 800 Juli 1996 yang menewaskan semua 230 orang di dalamnya.

Ia menjelaskan mesin pesawat yang jatuh adalah model CFM56, salah satu mesin yang paling umum digunakan di dunia. Mesin itu dibuat oleh perusahaan patungan General Electric dan Safran Prancis.

Para ahli lainnya juga mengeluarkan pendapat yang mendukung pernyataan Goglia.

"Pilot menjalani pelatihan simulator untuk skenario tersebut dan pada penerbangan komersial biasanya dapat menemukan tempat yang aman untuk mendaratkan pesawat," kata para ahli kepada CNBC International. "Kerusakan mesin yang menghancurkan seluruh pesawat sangat tidak mungkin."
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular