
Barang Impor yang Banjiri RI di 2019, Ada Kembang Gula!
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
15 January 2020 16:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor secara kumulatif sepanjang Januari-Desember 2019, sebesar US$ 170,72 miliar atau turun 9,53% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 188,71 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, tiga negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Januari-Desember 2019 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$ 44,58 miliar (29,95%), Jepang US$ 15,59 miliar (10.47%), dan Thailand US$ 9,41 miliar (6,32%).
"Pattern impor dibandingkan tahun lalu masih sama, impor nonmigas dan migas memang sama-sama mengalami penurunan," kata Suhariyanto di kantornya, Rabu (15/1/2020).
Sektor migas tercatat sebesar US$ 21,88 miliar, lebih rendah dari 2018 yang sebesar US$ 29,86 miliar. Sedangkan impor nonmigas sebesar US$ 148,83 miliar di 2019, lebih rendah dari tahun 2018 yang sebesar US$ 158,84 miliar.
Adapun berdasarkan penggunaan barang, seluruhnya mengalami penurunan impor. Barang konsumsi tercatat sebesar US$ 16,41 miliar, turun 4,51% secara dari tahun 2018 yang sebesar US$ 17,18 miliar.
Pada impor barang modal tercatat sebesar USD28,41 miliar, turun 5,13% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 29,95 miliar. Impor bahan baku/penolong turun 11,07%, dari sebesar US$ 141,58 miliar di 2018 jadi US$ 125,90 miliar di 2019.
"Peran golongan bahan baku/penolong 73,75% dari total impor sepanjang tahun 2019, untuk barang modal 16,64% dan konsumsi 9,61%," ujar Suhariyanto.
Berikut 10 komoditas impor RI terbesar sepanjang tahun 2019:
1. Mesin dan perlengkapan elektrik sebesar US$ 19,77 miliar
2. Besi dan baja sebesar US$ 10,39 miliar
3. Kendaraan dan bagiannya sebesar US$ 7,16 miliar
4. Logam mulia, perhiasan/permata sebesar US$ 1,92 miliar
5. Gula dan kembang gula sebesar US$ 1,68 miliar
6. Bahan bakar mineral sebesar US$ 1,59 miliar
7. Buah-buahan sebesar US$ 1,49 miliar
8. Kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar US$ 937,1 juta
9. Saturan sebesar US$ 770,1 juta
10. Kain kempa, benang khusus, benang pintal sebesar US$ 538,2 juta
(dru) Next Article Impor Juga Tercatat Turun 0,75% ke US$ 13,35 Miliar
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, tiga negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Januari-Desember 2019 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$ 44,58 miliar (29,95%), Jepang US$ 15,59 miliar (10.47%), dan Thailand US$ 9,41 miliar (6,32%).
"Pattern impor dibandingkan tahun lalu masih sama, impor nonmigas dan migas memang sama-sama mengalami penurunan," kata Suhariyanto di kantornya, Rabu (15/1/2020).
Adapun berdasarkan penggunaan barang, seluruhnya mengalami penurunan impor. Barang konsumsi tercatat sebesar US$ 16,41 miliar, turun 4,51% secara dari tahun 2018 yang sebesar US$ 17,18 miliar.
Pada impor barang modal tercatat sebesar USD28,41 miliar, turun 5,13% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 29,95 miliar. Impor bahan baku/penolong turun 11,07%, dari sebesar US$ 141,58 miliar di 2018 jadi US$ 125,90 miliar di 2019.
"Peran golongan bahan baku/penolong 73,75% dari total impor sepanjang tahun 2019, untuk barang modal 16,64% dan konsumsi 9,61%," ujar Suhariyanto.
Berikut 10 komoditas impor RI terbesar sepanjang tahun 2019:
1. Mesin dan perlengkapan elektrik sebesar US$ 19,77 miliar
2. Besi dan baja sebesar US$ 10,39 miliar
3. Kendaraan dan bagiannya sebesar US$ 7,16 miliar
4. Logam mulia, perhiasan/permata sebesar US$ 1,92 miliar
5. Gula dan kembang gula sebesar US$ 1,68 miliar
6. Bahan bakar mineral sebesar US$ 1,59 miliar
7. Buah-buahan sebesar US$ 1,49 miliar
8. Kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar US$ 937,1 juta
9. Saturan sebesar US$ 770,1 juta
10. Kain kempa, benang khusus, benang pintal sebesar US$ 538,2 juta
(dru) Next Article Impor Juga Tercatat Turun 0,75% ke US$ 13,35 Miliar
Most Popular