Jokowi, Basuki, Hingga Anies Bicara Banjir, Solusinya?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 January 2020 13:34
Persoalan banjir yang melanda Jabodetabek di awal tahun membuat pejabat negara hingga tingkat tertinggi untuk mengatur strategi.
Foto: Presiden Joko Widodo menerima sejumlah kepala daerah di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, (8/1/12020). (BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Jakarta, CNBC Indonesia - Persoalan banjir yang melanda Jabodetabek di awal tahun membuat pejabat negara hingga tingkat tertinggi untuk mengatur strategi. Presiden Jokowi sudah melakukan pertemuan dengan para kepala daerah yang daerahnya mengalami bencana banjir dan tanah longsor.

Yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Banten Wahid Halim, Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Emil), Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Bupati Bogor Ade Yasin, dan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.

Di depan Anies, Jokowi menginstruksikan beberapa hal, dantaranya rajin memantau aliran sungai yang ada di sejumlah wilayah Ibu Kota pascabanjir. "Perlu saya sampaikan sungai yang ada di Jakarta bukan hanya Ciliwung saja, ada sungai Pesanggrahan, Cipinang, Buaran, Mookervaart, dan 14 sungai lainnya," kata Jokowi.

Kemudian, Jokowi pun meminta pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk meneruskan kembali program normalisasi maupun naturalisasi terhadap sungai-sungai yang terdapat di wilayah Ibu Kota.

Tak hanya itu, Anies Baswedan diharapkan kembali melanjutkan proyek sodetan Sungai Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT). Proyek tersebut, diharapkan Jokowi bisa dikebut dan selesai pada tahun ini.

"Saya kira bisa secepatnya dengan Gubernur [DKI Jakarta] untuk bisa menyelesaikan masalah pembebasan lahannya," ujarnya.

Jokowi menegaskan Jakarta sebagai Ibu Kota tidak berdiri sendiri, tetapi disokong wilayah Banten dan Jawa Barat. Maka dari itu, seluruh kepala daerah diharapkan bisa bekerja sama menyelesaikan masalah banjir yang terjadi. "Tanpa kerja sama itu saya kira penyelesaiannya tidak akan komprehensif dan tidak akan bisa menyelesaikan masalah," jelasnya.

Lantas, bagaimana Anies menyikapinya?

"Pertama, mulai dari pagi. Pompa mobile kita diarahkan ke pesisir untuk mengantisipasi potensi air pasang," kata Anies di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Tak hanya itu, mantan Menteri Pendidikan itu juga akan melakukan mitigasi dengan mengaktifkan posko-posko keamanan di berbagai kelurahan, agar bisa segera membantu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Antisipasi tanggal 10-15 kita aktifkan posko seluruh kelurahan melibatkan tiga unsur. Pemerintah Kepolisian, TNI, dan masyarakat," katanya.

"Ketika ada hujan yang mulai menghasilkan genangan, sudah bisa langsung respons cepat," tegasnya.

Penyebab banjir besar yang melanda Jabodetabek tentu bukan hanya disebabkan curah hujan yang tinggi. Namun juga ketidaksiapan fasilitas dalam menghadapinya. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut sudah menyelidiki penyebabnya. Yakni dengan menurunkan tim semenjak terjadi banjir 1 Januari 2020.

"Kami pun sudah melakukan survei secara cepat dan gerakkan 225 orang PUPR di 180 titik yang direkomendasikan BNPB," jelas Basuk di Istana, Rabu (8/1).

Dari hasil surveinya, terungkap beberapa pemicu banjir di Jabodetabek. Yakni banyak drainase tersumbat, pintu air rusak sebanyak 11 titik, pompa air yang tidak berfungsi 2 titik, tanggul jebol berada di 44 titik, terjadi luapan air sungai dan saluran 62 titik, serta genangan air di jalan tol 6 titik.

Persoalan tersebut memang sudah harus segera diselesaikan. Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun telah memperkirakan terjadinya hujan dengan intensitas yang tinggi di berbagai wilayah Indonesia dari hingga 15 Januari 2020 mendatang.


[Gambas:Video CNBC]






(dru) Next Article Gubernur Anies, Simak Nih Jokowi Beri Tips Atasi Banjir DKI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular