
Terpopuler Pekan Ini
Kematian Soleimani, Dendam Rakyat Iran, dan Trump yang Woles
Redaksi, CNBC Indonesia
11 January 2020 10:48

Kematian Soleimani otomatis membuat ketegangan semakin meningkat meningkat. Apalagi, Pentagon mengatakan Soleimani memang menjadi sasaran target AS atas arahan langsung Presiden Trump.
Ini membuat Pimpinan Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei menyampaikan pesan bela sungkawa atas tewasnya Soleimani. "Balas dendam sedang menunggu para pelanggar, yang mengkontaminasi tangan mereka dengan darahnya [Qasem Soleimani] dan martir lainnya," tulis Khamenei.
Mendengar ini, Trump tidak menunjukkan tanda-tanda berusaha mengurangi ketegangan yang muncul. Trump justru menegaskan ancaman keras pada Iran melalui Twitternya.
Trump mengatakan bahwa AS telah menargetkan 52 lokasi Iran. Sebagian merupakan, "Situs tingkat tinggi dan penting bagi Iran dan budaya Iran. Target tersebut bersama dengan Iran AKAN DISERANG DENGAN SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS," ungkap Trump lewat Twitternya.
Jumlah lokasi itu, kata Trump, merujuk kepada 52 warga AS yang disandera oleh Iran saat terjadinya revolusi 1979-1981 silam.
Menurut Trump, Iran terlalu berani menyasar aset-aset AS sebagai upaya balas dendam atas kematian Jenderal Soleiman yang dianggap telah terlibat dalam sejumlah pembunuhan warga Amerika dan orang-orang lain sepanjang hidupnya, termasuk baru-baru ini membunuh ratusan pengunjuk rasa warga Iran.
"Dia baru saja menyerang kedutaan kami, dan bersiap melakukan serangan di lokasi lain. Iran tidak ada apa-apanya kecuali masalah selama beberapa tahun ini," cuit Trump.
Trump kemudian menegaskan: "AS tidak ingin ada lagi ancaman!"
(dru)
Ini membuat Pimpinan Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei menyampaikan pesan bela sungkawa atas tewasnya Soleimani. "Balas dendam sedang menunggu para pelanggar, yang mengkontaminasi tangan mereka dengan darahnya [Qasem Soleimani] dan martir lainnya," tulis Khamenei.
Mendengar ini, Trump tidak menunjukkan tanda-tanda berusaha mengurangi ketegangan yang muncul. Trump justru menegaskan ancaman keras pada Iran melalui Twitternya.
Jumlah lokasi itu, kata Trump, merujuk kepada 52 warga AS yang disandera oleh Iran saat terjadinya revolusi 1979-1981 silam.
Menurut Trump, Iran terlalu berani menyasar aset-aset AS sebagai upaya balas dendam atas kematian Jenderal Soleiman yang dianggap telah terlibat dalam sejumlah pembunuhan warga Amerika dan orang-orang lain sepanjang hidupnya, termasuk baru-baru ini membunuh ratusan pengunjuk rasa warga Iran.
"Dia baru saja menyerang kedutaan kami, dan bersiap melakukan serangan di lokasi lain. Iran tidak ada apa-apanya kecuali masalah selama beberapa tahun ini," cuit Trump.
Trump kemudian menegaskan: "AS tidak ingin ada lagi ancaman!"
(dru)
Next Page
Trump Akhirnya Woles...
Pages
Most Popular