
Tol Dorong Orang Pakai Mobil Pribadi, Angkutan Massal Digeser
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
10 January 2020 13:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Penumpang pesawat terbang dan bus pada Lebaran dan Nataru 2019 mengalami penurunan. Penyebab karena orang beralih dari pesawat dan bus ke kendaraan pribadi via tol saat mudik Natal dan tahun baru 2019/2020.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengakui hal ini masih jadi pekerja rumah (PR) yang perlu dituntaskan. "Ya PR kita, untuk meningkatkan kapasitas itu dengan meningkatkan kualitas," kata Budi Karya Sumadi ketika ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (10/1/20).
Selama ini dia mengaku tidak berdiam diri. Berkali-kali Budi Karya terjun langsung blusukan ke terminal-terminal untuk meninjau layanan yang diberikan.
"Makanya berulangkali saya ke Pulo Gebang, di sana itu untuk buat mereka nyaman. Kalau mereka nyaman, mereka pasti akan datang ke sana. Juga tiket online. Saya cerewet soal itu karena detail yang dirasakan masyarakat harus baik, kalau tidak baik menjadi masalah," katanya.
Terbangunnya banyak ruas tol baru diakui menjadi salah satu faktor yang membuat angkutan massal kalah bersaing dari kendaraan pribadi. Kendati begitu, Budi Karya menilai hal ini sebagai dua sisi yang harus berjalan beriringan.
"Di satu sisi jalan tol memang harus digunakan, tapi kalau bisa menggunakan angkutan massal. Angkutan massal akan menarik kalau prosesnya itu dari mereka memutuskan menggunakan, membeli dari kota ke kota itu harus convenience (nyaman)," urainya.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menyebut, angkutan massal yang kalah saing dari kendaraan pribadi memang benar adanya. Hal ini bisa dilihat dari data keluar-masuk Jabodetabek melalui gerbang tol.
"Kecenderungannya saya bisa lihat kendaraan yang keluar dari wilayah Jabodetabek dengan tol, baik ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, atau yang keluar ke Merak," ujarnya kepada CNBC Indonesia kemarin.
Pada masa mudik Natal dan tahun baru lalu, secara keseluruhan terjadi peningkatan traffic transaksi di tol yang sangat tajam. Di tahun 2018, mobil keluar Jakarta sebanyak 2,3 juta, sedangkan pada 2019 jadi 2,7 juta atau meningkat 17,76%.
Namun di sisi lain, kapal laut dan angkutan penyeberangan dapat tuah positif dari penggunaan kendaraan pribadi. Angkutan laut naik sampai 13,8% atau bertambah 133.347 penumpang dibandingkan tahun sebelumnya.
"Angkutan penyeberangan peningkatannya cukup tinggi juga. Yaitu kenaikan Sampai 18%. Jadi di 2018 ada 2,1 juta, di 2019 2,5 juta," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Aturan Baru, Pengelola Tol Wajib Beri 30% Lapak untuk UMKM
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengakui hal ini masih jadi pekerja rumah (PR) yang perlu dituntaskan. "Ya PR kita, untuk meningkatkan kapasitas itu dengan meningkatkan kualitas," kata Budi Karya Sumadi ketika ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (10/1/20).
Selama ini dia mengaku tidak berdiam diri. Berkali-kali Budi Karya terjun langsung blusukan ke terminal-terminal untuk meninjau layanan yang diberikan.
Terbangunnya banyak ruas tol baru diakui menjadi salah satu faktor yang membuat angkutan massal kalah bersaing dari kendaraan pribadi. Kendati begitu, Budi Karya menilai hal ini sebagai dua sisi yang harus berjalan beriringan.
"Di satu sisi jalan tol memang harus digunakan, tapi kalau bisa menggunakan angkutan massal. Angkutan massal akan menarik kalau prosesnya itu dari mereka memutuskan menggunakan, membeli dari kota ke kota itu harus convenience (nyaman)," urainya.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menyebut, angkutan massal yang kalah saing dari kendaraan pribadi memang benar adanya. Hal ini bisa dilihat dari data keluar-masuk Jabodetabek melalui gerbang tol.
"Kecenderungannya saya bisa lihat kendaraan yang keluar dari wilayah Jabodetabek dengan tol, baik ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, atau yang keluar ke Merak," ujarnya kepada CNBC Indonesia kemarin.
Pada masa mudik Natal dan tahun baru lalu, secara keseluruhan terjadi peningkatan traffic transaksi di tol yang sangat tajam. Di tahun 2018, mobil keluar Jakarta sebanyak 2,3 juta, sedangkan pada 2019 jadi 2,7 juta atau meningkat 17,76%.
Namun di sisi lain, kapal laut dan angkutan penyeberangan dapat tuah positif dari penggunaan kendaraan pribadi. Angkutan laut naik sampai 13,8% atau bertambah 133.347 penumpang dibandingkan tahun sebelumnya.
"Angkutan penyeberangan peningkatannya cukup tinggi juga. Yaitu kenaikan Sampai 18%. Jadi di 2018 ada 2,1 juta, di 2019 2,5 juta," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Aturan Baru, Pengelola Tol Wajib Beri 30% Lapak untuk UMKM
Most Popular