
Internasional
Apa Iran Memang Mampu Menyulut Perang Dunia III dengan AS?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 January 2020 09:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekhawatiran akan lahirnya Perang Dunia III akibat meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran, nampaknya mulai mereda.
Itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak berniat membalas serangan rudal yang dilakukan Iran ke pangkalan militernya di Irak Rabu lalu (8/1/2020).
Seperti diketahui, Irak telah meluncurkan belasan rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak, yaitu di pangkalan Irbil dan Al Asad. Pangkalan militer itu diduduki oleh militer AS dan pasukan koalisi. Menurut BBC News, Menteri Pertahanan AS Mark Esper, mengatakan ada 16 rudal diluncurkan dari setidaknya tiga lokasi di Iran dalam serangan itu.
"Setidaknya 11 dari rudal itu menyerang pangkalan udara di Al Asad, barat Baghdad, dan setidaknya satu lagi menghantam pangkalan Irbil," katanya.
Serangan Iran itu merupakan balasan atas serangan AS pada pekan lalu di Bandara Internasional Irak. Dalam serangan yang diperintahkan Trump itu, beberapa orang penting Iran, termasuk Jendral Qasem Soleimani, tewas.
Soleimani merupakan pimpinan Pasukan Quds Iran. Ia juga dikenal sebagai sosok paling penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner Iran. Kematiannya telah membuat Iran bersumpah untuk membalas AS.
Iran juga dikabarkan kembali menyerang markas AS di Irak pada Kamis pagi. CNN melaporkan setidaknya ada dua roket Katyusha, mendarat di wilayah internasional yang dipimpin AS.
Namun begitu, pihak AS telah dengan tegas menolak untuk membalas serangan. Dalam pidato Kamis pagi, Trump mengatakan tidak berniat menggunakan kekuatan militernya untuk melawan Iran.
"Pasukan Amerika kita yang hebat siap untuk apa pun. Iran tampaknya akan mundur, yang merupakan hal yang baik untuk semua pihak terkait dan hal yang sangat baik bagi dunia," kata Trump dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih sebagaimana diberitakan BBC, Kamis.
Trump juga mengatakan lebih memilih menggunakan sanksi sebagai balasan, dan bukannya berperang. Sanksi ini khususnya diberikan terutama karena nuklir iran.
"AS akan dengan segera memperberat sanksi ekonomi kepada rezim Iran," tegasnya.
Namun, apabila AS membalas dan kedua negara jadi terlibat perang, sanggupkah Iran membiayai militernya untuk melawan militer terkuat di dunia itu?
Mengutip CNBC International, banyak ahli geopolitik mengatakan Iran tidak akan mampu terlibat dalam perang. Salah satu alasan utamanya adalah karena ekonomi Republik Islam ini telah melemah setelah bertahun-tahun terkena sanksi AS. Berikut penjelasan lengkapnya:
Itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak berniat membalas serangan rudal yang dilakukan Iran ke pangkalan militernya di Irak Rabu lalu (8/1/2020).
Serangan Iran itu merupakan balasan atas serangan AS pada pekan lalu di Bandara Internasional Irak. Dalam serangan yang diperintahkan Trump itu, beberapa orang penting Iran, termasuk Jendral Qasem Soleimani, tewas.
Soleimani merupakan pimpinan Pasukan Quds Iran. Ia juga dikenal sebagai sosok paling penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner Iran. Kematiannya telah membuat Iran bersumpah untuk membalas AS.
Iran juga dikabarkan kembali menyerang markas AS di Irak pada Kamis pagi. CNN melaporkan setidaknya ada dua roket Katyusha, mendarat di wilayah internasional yang dipimpin AS.
Namun begitu, pihak AS telah dengan tegas menolak untuk membalas serangan. Dalam pidato Kamis pagi, Trump mengatakan tidak berniat menggunakan kekuatan militernya untuk melawan Iran.
"Pasukan Amerika kita yang hebat siap untuk apa pun. Iran tampaknya akan mundur, yang merupakan hal yang baik untuk semua pihak terkait dan hal yang sangat baik bagi dunia," kata Trump dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih sebagaimana diberitakan BBC, Kamis.
Trump juga mengatakan lebih memilih menggunakan sanksi sebagai balasan, dan bukannya berperang. Sanksi ini khususnya diberikan terutama karena nuklir iran.
"AS akan dengan segera memperberat sanksi ekonomi kepada rezim Iran," tegasnya.
Namun, apabila AS membalas dan kedua negara jadi terlibat perang, sanggupkah Iran membiayai militernya untuk melawan militer terkuat di dunia itu?
Mengutip CNBC International, banyak ahli geopolitik mengatakan Iran tidak akan mampu terlibat dalam perang. Salah satu alasan utamanya adalah karena ekonomi Republik Islam ini telah melemah setelah bertahun-tahun terkena sanksi AS. Berikut penjelasan lengkapnya:
Next Page
Ekonomi Dalam Resesi
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular