Newsletter

AS-Iran Reda, Tapi Dugaan Boeing Dirudal Buat Kecemasan Baru

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 January 2020 07:25
AS-Iran Reda, Tapi Dugaan Boeing Dirudal Buat Kecemasan Baru
Foto: Kecelakaan Pesawat Ukraine International Airlines di Iran (AP Photos/Mohammad Nasiri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tensi antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran sementara mereda menyusul sikap Presiden Trump yang tidak mengedepankan pendekatan militer dan lebih memilih pendekatan ekonomi.

"Fakta bahwa kita memiliki militer dan peralatan hebat, kita tidak berarti harus menggunakannya. Kita tidak ingin menggunakannya. Kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik," tegasnya.

Peristiwa aksi serangan balasan Iran selepas terbunuhnya Jenderal Iran Qasem Soleimani kini menyisakan pertanyaan atas jatuhnya pesawat Boeing milik Ukraina di Teheran, Iran, yang menewaskan 176 orang. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan pesawat tersebut kemungkinan dijatuhkan oleh rudal Iran.

Peristiwa tersebut merenggut 63 jiwa warga Kanada, sebagian besar warga negara Iran itu sendiri dan sebagian Ukraina termasuk kru pesawat yang hendak terbang menuju Kiev, Ukraina.

Trudeau mengatakan pemerintahnya tidak akan beristirahat sampai negara tersebut mendapatkan penutupan, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan atas peristiwa yang merenggut nyawa warganya.

Sebelumnya pada Kamis (9/1), seorang pejabat AS, mengutip sebuah tinjauan data satelit, mengatakan Washington telah menyimpulkan dengan tingkat kepastian yang tinggi bahwa rudal anti-pesawat menjatuhkan pesawat Boeing tersebut.

Pemerintah AS percaya Iran menembak jatuh pesawat itu secara tidak sengaja, seperti diungkap oleh tiga pejabat AS mengatakan kepada Reuters.

Data menunjukkan pesawat tersebut mengudara selama dua menit setelah meninggalkan Teheran bersamaan dengan tanda panas dari dua rudal permukaan-ke-udara yang terdeteksi, tegas salah satu satu pejabat mengatakan.

Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia tidak percaya jatuhnya pesawat itu karena masalah mekanis. "Itu hal yang tragis. Tetapi di sisi lain seseorang bisa saja membuat kesalahan," kata Trump.

Secara umum tensi ketegangan AS-Iran mereda dan membawa bursa-bursa saham disebagian utama penjuru dunia menghijau, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 48 poin (+0,78%) ke level 6.274 pada Kamis (9/1) kemarin.

Sementara rupiah juga ikut menguat di hadapan Dolar AS. Di pasar spot rupiah ditutup menguat 0,29% pada level Rp 13.845/US$.

Di pasar surat utang, rata-rata obligasi Pemerintah ditutup dengan penguatan. Seri acuan yang paling menguat adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 6,6 basis poin (bps) menjadi 6,33%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Berikut data selengkapnya:

Yield Obligasi Negara Acuan 9 Jan'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 8 Jan'20 (%)

Yield 9 Jan'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 9 Jan'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.396

6.33

-6.60

6.2904

FR0082

10 tahun

7.07

7.018

-5.20

6.9972

FR0080

15 tahun

7.438

7.415

-2.30

7.4061

FR0083

20 tahun

7.554

7.541

-1.30

7.508

Sumber: Refinitiv

Bursa saham Amerika Serikat (AS) rata-rata kembali ditutup menguat pada Kamis (9/1) waktu setempat karena ketegangan antara AS-Iran mulai mereda.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) akhirnya ditutup naik 0,74% atau 211 poin, indeks S&P 500 terapresiasi 0,67% atau 21 poin, dan Nasdaq melesat 0,81% atau 74 poin.

Ketegangan antara Iran dan AS mereda setelah Trump mengatakan, Rabu, Iran tampaknya "mundur" setelah menembakkan rentetan rudal ke pangkalan udara Ain al-Asad yang menampung pasukan AS di Irak. Serangan tersebut merupakan buntut dari pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani. 

Namun, ia lebih memilih pendekatan secara ekonomi dari pada militer, "segera menjatuhkan sanksi hukuman ekonomi tambahan pada rezim Iran.".

Trump juga mengatakan akan terbuka untuk melakukan negosiasi dengan Republik Islam tersebut. "Kita semua harus bekerja sama untuk membuat kesepakatan dengan Iran yang membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan damai," ucap Trump.

Pernyataan itu ditambah fakta bahwa tidak ada korban di AS yang meninggal dari serangan tersebut, sehingga menenangkan kekhawatiran investor akan eskalasi lebih lanjut antara kedua negara.

Sementara bursa Wall Street menghijau, Phil Blancato dari Ladenburg Thalmann mengingatkan para investor untuk tetap berhati-hati mengingat betapa tingginya dampak dari peristiwa tersebut saat ini.

Penguatan Wall Street juga terbantu berkat data ketenagakerjaan yang lebih kuat pada Kamis waktu AS, Klaim pengangguran secara mingguan turun 9.000 orang menjadi 214.000 dari 223.000. Itu lebih baik dari perkiraan analis pada angka 220.000.

Investor juga terbawa optimisme mengenai penandatanganan kesepakatan dagang AS-China fase satu yang digadang-gadang akan dilakukan pekan depan.

Saham Apple melonjak 2,1% ke rekor tertinggi setelah data Pemerintah Cina menunjukkan bahwa penjualan iPhone naik 18% pada Desember di negara tersebut.

Sektor teknologi pada indeks S&P 500 naik 1,1%, dipimpin oleh kenaikan 2,4% saham AMD. Pembuat chip tersebut naik setelah seorang analis di Mizuho Securities menaikkan rekomendasi beli dari netral, dikarenakan pasar server yang berpotensi lebih kuat pada tahun 2020.

Goldman Sachs juga naik 2,1% setelah Bank of America meningkatkan rekomendasi sahamnya dari netral menjadi buy, dikarenakan potensi rebound ekonomi global.

Boeing, sementara juga naik 1,5% setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia tidak percaya 737 kecelakaan di Iran karena kesalahan mekanis pesawat tersebut.

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama, tentu dari bursa Wall Street yang menguat berpotensi membuat Bursa Asia bergerak positif termasuk IHSG.

Sentimen kedua, adalah dolar AS yang kembali menguat dan masih diburu investor sebagai safe haven. Pada pukul 06:50 WIB, Dollar Index (greenback melawan enam mata uang utama dunia) menguat 0,16% pada level 97,45. Penguatan dolar menjadi penghambat penguatan rupiah tentunya.

Sentimen ketiga, yaitu kenaikan harga minyak minyak mentah (crude oil). Harga minyak jenis brent yang menjadi salah satu acuan Pemerintah di pasar spot dunia kembali normal dengan naik 0,79% menjadi USD 65,31/barrel. Sedangkan light sweet justru turun 0,12% ke USD 59,5/barrel.

Bagi rupiah, kenaikan harga minyak menjadi sebuah tekanan, pasalnya Indonesia adalah negara net importir minyak, yang mau tidak mau harus mengimpor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Saat harga minyak naik, maka biaya importasinya menjadi lebih mahal.

Sentimen keempat, kenaikan Cadangan devisa (Cadev) Indonesia sebesar US$ 2,5 miliar menjadi US$ 129,18 miliar, lebih tinggi dari Cadev bulan November yang tercatat US$ 126,63 miliar masih dapat menjadi faktor fundamental untuk penguatan rupiah hari ini.

Sentimen kelima, Investor diselimuti sentimen positif dari perjanjian dagang AS-China yang digadang-gadang akan ditandatangani per 15 Januari atau pada minggu depan.


Berikut adalah rilis data yang akan terjadi hari ini:

  •          US Non Farm Payrolls, November (20:30 WIB);
  •          Retail Sales, Indonesia (10:00 WIB);
  •          RUPSLB VICO (10:00 WIB)

 Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan ekonomi (Kuartal III-2019)

5,02% YoY

Inflasi (November 2019)

2,72% YoY

BI 7-Day Reverse Repo Rate (Desember 2019)

5%

Defisit anggaran (APBN 2019)

-1,84% PDB

Transaksi berjalan (Kuartal III-2019)

-2,66% PDB

Neraca pembayaran (Kuartal III-2019)

-US$ 46 juta

Cadangan devisa (November 2019)

US$ 126,6 miliar

Untuk mendapatkan informasi seputar data-data pasar, silakan klik di sini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular