UEA Investasi Rp 54,6 T untuk Proyek Kilang & PLTS RI

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
07 January 2020 20:29
UEA bakal investasi di 4 proyek energi, dari kilang sampai PLTS
Foto: Pemadaman api yang terjadi di area jalur pipa Kilang RU V Balikpapan (dok Pertamina)
Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Emirat Arab (UEA) akan berinvestasi di empat proyek sektor energi. Di antaranya investasi di Kilang Balikpapan, Balongan, peningkatan kapasitas pabrik Inalum, dan pembangunan PLTS Cirata.

 Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan untuk empat sektor ini UEA akan berinvestasi sekitar US$ 3,9 miliar (US$ 4 miliar).

"Bukan komitmen (US$ 4) tapi itu sudah akan dimasukkan misalnya masuk kilang Balongan, masuk Balikpapan, masuk dengan Inalum," ungkap Luhut di Kantornya, Selasa, (7/01/2020).

[Gambas:Video CNBC]


Sebanyak 4 proyek di sektor energi ini merupakan bagian dari 14 proyek yang akan diselesaikan di Abu Dhabi saat kunjungan Presiden Joko Widodo pekan depan. Dari 14 proyek ini totak investasinya sebesar US$ 18,8 miliar. Luhut menjelaskan 4 proyek ini merupakan tahap pertama, bagian dari 14 proyek yang akan digarap.

Tidak menutup kemungkinan akan ada investasi lain dari negara lain. "Kan sudah ada semua porsinya. Perusahaan Indonesia ada, Pertamina ada, dan perushaaan negara lain. Jadi nilainya segitu. Tapi itu masih bisa berkembang sebab ini masih tahap pertama," terang Luhut.

Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis menerangkan investasi di Balongan bekerjasama dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), Balikpapan bekerjasama dengan Mubadala. Kemudian pembangunan PLTU Cirata bekerjasama dengan Masdar, dan Inalum bekerjasama dengan Emirates Global Aluminium (EGA).

"Inalumnya, pertama, meningkatkan teknologi di Sumut, baru pindah ke Kaltara. Mereka buat project studi. Kenapa disana?
Karena ada sungai, kalau mau buat hydropower lebih murah. Soalnya kan kalau smelter itu yang mahal kan listriknya. Jadi, mereka mau bikin listrik yang murah. Kalau yang di Sumut peningkatan kapasitas dan teknologi. Tapi grand investnya di Kalimantan Utara (Kaltara)," terangnya.

Lebih lanjut dirinya menerangkan, dari total proyek US$ 18,8 miliar, ada juga dari pihak swasta. Dirinya mencontohkan proyek di pelabuhan dengan Maspion dan DP World, total proyek US$ 1,2 miliar. Tapi tahap pertamanya US$ 325 juta. "Sisanya ada pihak lain juga, ada Amerika, Jepang. Tapi komitmen mereka US$ 3,8 miliar. Kalau jadi misalnya, signing Balongan, itu besar bisa US$ 5 miliar. Studi dulu kan mereka. Kalau Balikpapan mereka ikut equity," terangnya.

Dari US$ 18,8 miliar, imbuhnya, diinvestasikan ke Balikpapan, Balongan, Cirata, Inalum. Ada juga Candra Asih dan Maspion. "Nanti serah terima tekennya nanti depan pak Jokowi," terangnya.

Hal senada disampaikan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin. Dirinya menyebut kerjasama yang pertama Mubadala untuk Kilang Balikpapan kemudian. Kedua ADNOC akan berpartisipasi untuk mengkaji investasi di Kilang Balongan. "Ada juga kerjasama antara Inalum dengan EGA untuk upgrade kilang Inalum ada kerjasama PLN dengan Masdar untuk membuat PLTS di Cirata," terangnya.



PLTA Cirata 
PT PLN (Persero)  dan Masdar menargetkan pembangunan PLTS Terapung Cirata akan rampung pengerjaannya pada tahun 2022. Direktur Pengadaan Strategis I PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan Power Purchase Agreement (PPA) akan segera ditandatangani oleh kedua pihak.

Menurut Sripeni setelah PPA, ditargetkan financial close selesai dalam waktu satu tahun, sehingga awal tahun 2021 bisa mulai konstruksi. Ditargetkan 2021 50 MW akan selesai, selanjutnya kapasitas 145 MW sisanya dikerjakan bertahap sampai 2022.

"Setelah PPA, financial close satu tahun, jadi awal 2021 sudah mulai konstruksi. Jadi, targetnya 50 MW selesai 2021. Sisanya, di 2022 nanti (beroperasinya)," ungkapnya di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Selasa, (7/01/2020).

Lebih lanjut dirinya menerangkan prosentase kepemilikan sahamnya yakni 51% untuk PLN dan 49% Masdar. Menurut Sripeni total investasinya mencapai US$ 129 juta. Di mana proyek ini akan berjalan selama 25 tahun dengan harga listrik sebesar 5,8 sen per kwh.

"Harga listriknya 5,8 sen, untuk 25 tahun (proyek). Total investasinya 129 juta dolar," terangnya.


(gus/gus) Next Article RI Siap Teken 3 Investasi Akbar dengan UEA di Sektor Energi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular