
Jaga-jaga, RI Tambah Kapal Patroli di Natuna
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 January 2020 17:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memastikan telah menambah kapal patroli laut di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Hal ini ditegaskan Mahfud merespons pelanggaran yang dilakukan kapal nelayan dan Cost Guard China yang masuk ke wilayah ZEE Indonesia di Kepulauan Natuna.
Meski demikian, Mahfud tak merinci seberapa banyak kapal patroli laut yang ditambah pemerintah. Ia hanya menyebut bahwa kapal patroli sudah dikirim ke Laut Natuna.
"Sudah nambah. [...] Kita mau menormalkan patroli, sehingga lebih proporsional," kata Mahfud di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/1/2020).
Mahfud menegaskan bahwa pelanggaran tersebut tidak akan disikapi Indonesia dengan melakukan negosiasi. Pasalnya, Natuna secara sah merupakan wilayah teritorial Indonesia.
"Kita sekali lagi nggak mau perang karena tidak ada konflik di situ, jadi untuk apa perang? Kita meningkatkan proporsionalitas patroli aja," jelasnya.
"Diplomasi lain jalan, tetapi diplomasi tidak untuk Natuna. Itu sudah selesai," tegas Mahfud.
Ketika dikonfirmasi apakah pemerintah akan melakukan tindakan tegas terhadap nelayan China di Laut Natuna, Mahfud hanya menjawab secara normatif.
"Ya nanti lah prinsipnya kita jaga kedaulatan. Soal taktis itu biar dikerjain oleh lapangan, seperti Panglima, Angkatan Laut, Bakamla. Tapi yang jelas payungnya kita pertahankan kedaulatan," kata Mahfud.
"Dan itu sudah hak sah, kita tidak ada nego. Yang lain jalan terus. Kan hubungan kita dengan China baik," tegasnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah menegaskan untuk kesekian kalinya, bahwa soal pelanggaran kedaulatan di wilayah perairan Natuna tak bisa tawar menawar.
"Berkaitan dengan Natuna. Saya kira seluruh statement sudah sangat baik bahwa tidak ada tawar menawar dari kedaulatan mengenai teritorial negara kita," tegas Jokowi.
(dru) Next Article Natuna Memanas, Mahfud: Tak Ada Perang, Tak Ada Negosiasi
Hal ini ditegaskan Mahfud merespons pelanggaran yang dilakukan kapal nelayan dan Cost Guard China yang masuk ke wilayah ZEE Indonesia di Kepulauan Natuna.
Meski demikian, Mahfud tak merinci seberapa banyak kapal patroli laut yang ditambah pemerintah. Ia hanya menyebut bahwa kapal patroli sudah dikirim ke Laut Natuna.
![]() |
Mahfud menegaskan bahwa pelanggaran tersebut tidak akan disikapi Indonesia dengan melakukan negosiasi. Pasalnya, Natuna secara sah merupakan wilayah teritorial Indonesia.
"Kita sekali lagi nggak mau perang karena tidak ada konflik di situ, jadi untuk apa perang? Kita meningkatkan proporsionalitas patroli aja," jelasnya.
"Diplomasi lain jalan, tetapi diplomasi tidak untuk Natuna. Itu sudah selesai," tegas Mahfud.
"Ya nanti lah prinsipnya kita jaga kedaulatan. Soal taktis itu biar dikerjain oleh lapangan, seperti Panglima, Angkatan Laut, Bakamla. Tapi yang jelas payungnya kita pertahankan kedaulatan," kata Mahfud.
"Dan itu sudah hak sah, kita tidak ada nego. Yang lain jalan terus. Kan hubungan kita dengan China baik," tegasnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah menegaskan untuk kesekian kalinya, bahwa soal pelanggaran kedaulatan di wilayah perairan Natuna tak bisa tawar menawar.
"Berkaitan dengan Natuna. Saya kira seluruh statement sudah sangat baik bahwa tidak ada tawar menawar dari kedaulatan mengenai teritorial negara kita," tegas Jokowi.
(dru) Next Article Natuna Memanas, Mahfud: Tak Ada Perang, Tak Ada Negosiasi
Most Popular