Internasional

Timur Tengah Makin Panas, PM Jepang Bakal Kirim Pasukan?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 January 2020 17:26
Jepang akan mengirimkan pasukan ke timur Tengah untuk emmastikan keselamatan kapal-kapalnya
Foto: Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe kembali menekankan bahwa negaranya akan mengirim Pasukan Keamanan ke Timur Tengah untuk memastikan keselamatan kapal-kapalnya. Rencana ini kembali ia tekankan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan setelah Amerika Serikat (AS) melayangkan serangan yang menewaskan salah seorang komandan militer Iran.

"Kami berencana untuk mengirim Pasukan Keamanan ke wilayah ini untuk meningkatkan upaya pengumpulan informasi dan memastikan jalur aman bagi kapal-kapal terkait Jepang," kata Abe, sebagaimana dilaporkan AFP, Senin (6/1/2019).

Sebelumnya pada akhir bulan lalu, pemerintah Jepang telah mengumumkan akan mengirim sebuah kapal perang dan pesawat patroli ke Timur Tengah. Upaya perlindungan ini sengaja ditingkatkan karena Jepang memperoleh hampir 90% dari impor minyak mentahnya dari wilayah yang sedang dilanda konflik ini.

Pada saat itu, seorang pejabat kementerian pertahanan Jepang mengatakan pemerintah berencana untuk memulai operasi pesawat patroli sekitar Januari, sementara kapal perang kemungkinan baru akan memulai kegiatan di wilayah itu pada Februari.

Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi itu, Abe juga membahas konflik AS dengan Irak dan Iran. Abe menyerukan agar negara-negara yang terlibat melakukan upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan dan menghindari semakin meningkatnya ketegangan.

"Ketegangan meningkat di Timur Tengah dan saya sangat khawatir. Peningkatan lebih lanjut harus dihindari dan saya meminta semua pihak yang berkepentingan untuk melakukan semua upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan," jelas Abe.

Ketegangan antara AS dan negara-negara Timur Tengah meningkat ketika AS melakukan serangan di dekat bandara internasional Baghdad. Serangan itu menewaskan petinggi pasukan militer Iran Jenderal Qassim Soleimani dan wakil komandan dari Popular Mobilization Forces (PMF) Abu Mahdi al-Muhandis.

Mengutip CNBC International, Soleimani merupakan pemimpin dari Quds Force, satuan pasukan khusus yang dimiliki Revolutionary Guards (salah satu bagian dari pasukan bersenjata Iran). Sementara itu PMF merupakan kelompok milisi Irak yang dibekingi oleh Iran.

Setelah serangan ini, Iran mengancam akan melakukan pembalasan.

"... Balas dendam yang keras sedang menunggu para pelanggar," tegas Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Khamenei.

Pengumuman Iran itu langsung dibalas oleh Trump. Secara terbuka presiden kontroversial itu mengatakan akan menargetkan 52 lokasi di Iran dalam serangan jika Iran melakukan serangan balasan.

Sebagai tanggapan, Iran melabeli Trump sebagai teroris dan mengumumkan akan menghadiahkan uang sebesar US$ 80 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun bagi siapapun yang bisa mendapatkan kepala presiden ke-45 AS itu. Hal ini diumumkan secara resmi dalam sebuah pidato pemakanan Jenderal Iran Qasem Soleimani, yang disiarkan di televisi.

"Dan kami akan memberikan US$ 80 juta ... sebagai hadiah pada siapapun yang bisa membawa kepala dari seseorang yang telah memerintahkan membunuh tokoh revolusi kita," ujar pidato tersebut sebagaimana ditulis media Inggris, Express.

"Siapapun yang bisa membawa kepala orang gila berambut kuning, akan kami berikan US$ 80 juta atas nama negara besar Iran. Bersoraklah jika setuju."

[Gambas:Video CNBC]



(sef/sef) Next Article Hati-Hati, Nuklir Iran Panas Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular