China Ngotot Klaim Natuna, Ada Harta Karun di Natuna?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 January 2020 18:01
Sumber Daya Alam Berlimpah di Natuna
Foto: Perairan Natuna Indonesia. (Dok. Kemenko Maritim)
Insiden Indonesia-China di Laut Natuna bukan barang baru. Pada Juni 2016 lalu misalnya, kapal penangkap ikan asal China ditembak oleh kapal TNI AL dan para awak kapal penangkap ikan tersebut juga ditahan.

Beijing telah membuat nota protes kepada pemerintah Indonesia atas insiden penembakan dan penangkapan awak kapal tersebut. Namun, pihak Indonesia menegaskan bahwa aparat keamanan telah bertindak mengikuti prosedur yang benar.

China menilai bahwa para nelayan sudah lama mencari ikan di wilayah tersebut, sehingga dianggap sebagai wilayah tradisional nelayan (traditional fishing area). Namun, Indonesia bersikukuh bahwa area yang dimasuki kapal Tiongkok itu merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia sehingga merupakan wilayah kedaulatan Indonesia.

Wajar saja jika Laut Natuna kerap membuat Indonesia-China panas dingin. Pasalnya, ada begitu banyak sumber daya alam yang terkandung di dalamnya, terutama sumber daya energi.

Secara total, produksi minyak mentah dari blok-blok yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari, sementara produksi gas bumi tercatat sebesar 489,21 MMSCFD.

Tak hanya menyimpan kandungan minyak dan gas yang besar, kawasan Laut Natuna juga menyimpan kekayaan perikanan yang berlimpah yaitu ikan pelagis kecil (621,5 ribu ton/tahun), demersal (334,8 ribu ton/tahun), pelagis besar (66,1 ribu ton/tahun), ikan karang (21,7 ribu ton/tahun), udang (11,9 ribu ton/tahun), cumi-cumi (2,7 ribu ton/tahun), hingga lobster (500 ton/tahun).

Lebih lanjut, dari sisi letak geografis Laut Natuna berada di posisi yang sangat strategis. Natuna berada di jalur pelayaran internasional Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Sejak dahulu, perairan Natuna telah menjadi jalur perdagangan antar negara yang strategis. Pada April 2015, lima artefak kapal dari abad ke-10 hingga ke-19 Masehi ditemukan di wilayah perairan Natuna. Temuan tersebut menguatkan pemahaman bahwa Natuna merupakan titik penting dalam jalur pelayaran perdagangan internasional yang menghubungkan China dengan kawasan Asia Tenggara. (ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular