
Soal Natuna, China Klaim Tak Berselisih dengan RI
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 January 2020 19:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menyatakan Pemerintah China tidak mempunyai sengketa mengenai kedaulatan wilayah dengan Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna. Menurut dia, China memiliki klaim hak dan kepentingan maritim yang tumpang tindih di beberapa wilayah di Laut Natuna.
Demikian disampaikan Geng dalam keterangan pers regular, sebagaimana dilansir dari situs Kemlu China, Kamis (9/1/2020).
Ia juga meminta Indonesia untuk tetap tenang. Sebab, pemerintah China sedang mengupayakan cara damai untuk membahas konflik ini dengan pemerintah RI.
"Kami ingin menangani perbedaan kami dengan Indonesia dengan cara yang tepat dan menjunjung tinggi hubungan bilateral kami serta perdamaian dan stabilitas di kawasan ini. Faktanya, kami telah melakukan kontak satu sama lain mengenai masalah ini melalui saluran diplomatik.," ujar Geng.
Pernyataan Geng adalah untuk menanggapi pertanyaan wartawan tentang konflik kedua negara yang memanas belakang akibat pelanggaran yang dilakukan China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Seperti diketahui, perselisihan antara Indonesia dengan China soal wilayah ZEE ini bermula kala kapal pencari ikan dan coast guard milik China berlayar di kawasan perairan Natuna yang berdasarkan Konvensi United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982 masuk dalam ZEE Indonesia.
Demi menjaga keamanan, TNI dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI terus disiagakan di perairan Natuna yang masuk dalam Provinsi Riau untuk memantau kondisi di sana.
Namun begitu, saat ditanya apakah pernyataannya berarti China tidak memiliki klaim teritorial atas Kepulauan Natuna, Geng mengatakan China jelas memiliki kedaulatan di wilayah itu. Ia kembali menegaskan bahwa pengakuannya sesuai dengan hukum internasional.
"China memiliki kedaulatan atas Kepulauan Nansha dan hak kedaulatan serta yurisdiksi atas perairan terkait. Posisi kami sesuai dengan hukum internasional. Sementara itu, saya ingin menekankan bahwa China dan Indonesia tidak memiliki perselisihan mengenai kedaulatan wilayah, meskipun kami memiliki klaim hak dan kepentingan maritim yang tumpang tindih di beberapa daerah di Laut Cina Selatan," kata Geng.
"China ingin menangani perbedaan dengan Indonesia dengan cara yang tepat dan menjunjung tinggi hubungan bilateral kita serta perdamaian dan stabilitas di kawasan," lanjutnya.
(miq/miq) Next Article Pasokan Listrik Ditambah, Ekonomi Natuna Semakin Menggeliat
Demikian disampaikan Geng dalam keterangan pers regular, sebagaimana dilansir dari situs Kemlu China, Kamis (9/1/2020).
Ia juga meminta Indonesia untuk tetap tenang. Sebab, pemerintah China sedang mengupayakan cara damai untuk membahas konflik ini dengan pemerintah RI.
Pernyataan Geng adalah untuk menanggapi pertanyaan wartawan tentang konflik kedua negara yang memanas belakang akibat pelanggaran yang dilakukan China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Seperti diketahui, perselisihan antara Indonesia dengan China soal wilayah ZEE ini bermula kala kapal pencari ikan dan coast guard milik China berlayar di kawasan perairan Natuna yang berdasarkan Konvensi United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982 masuk dalam ZEE Indonesia.
Demi menjaga keamanan, TNI dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI terus disiagakan di perairan Natuna yang masuk dalam Provinsi Riau untuk memantau kondisi di sana.
Namun begitu, saat ditanya apakah pernyataannya berarti China tidak memiliki klaim teritorial atas Kepulauan Natuna, Geng mengatakan China jelas memiliki kedaulatan di wilayah itu. Ia kembali menegaskan bahwa pengakuannya sesuai dengan hukum internasional.
"China memiliki kedaulatan atas Kepulauan Nansha dan hak kedaulatan serta yurisdiksi atas perairan terkait. Posisi kami sesuai dengan hukum internasional. Sementara itu, saya ingin menekankan bahwa China dan Indonesia tidak memiliki perselisihan mengenai kedaulatan wilayah, meskipun kami memiliki klaim hak dan kepentingan maritim yang tumpang tindih di beberapa daerah di Laut Cina Selatan," kata Geng.
"China ingin menangani perbedaan dengan Indonesia dengan cara yang tepat dan menjunjung tinggi hubungan bilateral kita serta perdamaian dan stabilitas di kawasan," lanjutnya.
(miq/miq) Next Article Pasokan Listrik Ditambah, Ekonomi Natuna Semakin Menggeliat
Most Popular