Adu Kuat Militer AS dan Iran, Siapa Menang?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 January 2020 15:48
Adu Kuat Militer AS dan Iran, Siapa Menang?
Foto: Qasem Soleimani saat menghadiri rapat di Teheran, Iran, dalam foto pada September 2016 (Office of the Iranian Supreme Leader via AP, File)
Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Iran kembali memanas setelah jenderal militer Negeri Persia dikabarkan tewas dalam serangan roket Negeri Adidaya di sekitar Bandara Baghdad. Kini hubungan AS dan Iran semakin retak, konfrontasi bakal sulit  terelakkan.

CNBC International melaporkan, Qassim Soleimani selaku petinggi miliiter Iran dari Quds Force dikabarkan tewas dalam serangan udara yang diluncurkan oleh AS di Baghdad. Wakil Komandan Popular Mobilization Force (PMF) Abu Mahdi Al-Muhandis juga dilaporkan meninggal dunia.

Pada 2007 dan Mei 2019, AS melabeli Revolutionary Guard yang dipimpin oleh Soleimani sebagai salah satu organisasi teroris dan menjadi kali pertama lembaga resmi pemerintahan dilabeli sebagai teroris.

Hubungan AS dan Iran memang tak pernah harmonis sejak dulu. Serangan AS di sekitar Baghdad menandai kembali tereskalasinya konflik antara kedua negara. Perseteruan semakin sengit. Konfrontasi menjadi tak terelakkan.

Jika keduanya terlibat dalam konfrontasi, seberapa kuatkah kekuatan militer mereka?

Menurut kajian Global Fire Power (GFP), untuk melihat kekuatan militer kedua negara harus ditinjau dari segi anggaran, jumlah sumber daya manusianya, kelengkapan alutsista, logistik hingga sumber energi.

Pertama dari segi anggaran AS jelas jauh lebih unggul. Pada 2019, anggaran pertahanan AS mencapai US$ 716 miliar. Sementara anggaran untuk pertahanan Iran 'hanya' US$ 6,3 miliar.



Dari segi jumlah sumber daya manusia terutama untuk personel militer, Iran juga kalah dengan AS. Total personil militer AS pada 2019 tercatat mencapai 2,14 juta orang sementara total personil militer Iran hanya 870 ribu.



Jika menilik kelengkapan alutsista yang dimiliki oleh kedua negara baik dari angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara, AS juga masih lebih unggul. Angkatan udara AS jelas menang telak dari Iran jika ditinjau dari kelengkapan alutsistanya. Untuk semua jenis alutsista mulai dari pesawat tempur hingga helikopter, AS menang jumlah.



Sementara untuk alutsista angkatan darat, Iran lebih unggul dari AS dari segi jumlah artileri medan dan pelontar roket. Namun Iran kalah telak dalam jumlah tank, kendaraan tempur serta artileri swa-gerak dari AS.



Iran juga kalah unggul jika indikatornya adalah alutsista untuk angkatan lautnya. Iran hanya menang dari AS dalam hal jumlah perahu patroli. AS memiliki 13 perahu patroli sementara Iran memiliki 88 perahu patroli.



Untuk memobilisasi alutsista membutuhkan bahan bakar serta infrastruktur logistik yang baik. Dari segi sumber energi yang dalam hal ini adalah minyak, jelas Iran memiliki cadangan minyak yang jauh lebih banyak dibanding AS. Cadangan minyak Iran yang terhitung pada 2019 mencapai 158 miliar barel. Sementara AS hanya punya cadangan minyak sebanyak 26,5 miliar barel.



Kalau masalah logistik, jelas AS lebih unggul. Untuk segala aspek logistik mulai dari cakupan jalan raya dan rel kereta AS memiliki konektivitas yang lebih baik di samping memang secara geografis AS memiliki luas wilayah yang jauh lebih besar dibanding Iran.



Sampai di sini memang AS lebih diunggulkan, walau Iran juga unggul dalam beberapa poin. Menurut kajian GFP, tahun 2019 AS dinobatkan memiliki militer terkuat di dunia, sementara Iran berada di posisi 14. Itulah gambaran kekuatan militer kedua negara yang saat ini sedang berseteru.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular