Ini Biang Kerok Banjir DKI & Progres Normalisasi Ciliwung!
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
03 January 2020 10:15

Jakarta, CNBC Indonesia - DKI Jakarta direndam banjir di hari pertama tahun 2020, Rabu (1/1/20). Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah, menjelaskan penyebab banjir di pembuka tahun tersebut.
Pada 31 Desember 2019 ketika malam pergantian tahun, Jakarta diterjang hujan lebat. Tak hanya intensitasnya yang tinggi, hujan tersebut juga bertahan dalam waktu yang cukup lama.
"Malam tahun baru sampai pagi itu kan hujan deras di DKI Jakarta, hujan lebat. Sementara di Bogor itu hujannya masih kecil sampai sedang. Waktu itu ya, waktu malam tahun baru itu," ungkap Bambang kepada CNBC Indonesia ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Saat itu, pada pagi harinya DKI sudah dilanda banjir. Bambang menyebut terdapat beberapa wilayah di DKI Jakarta yang sudah direndam banjir sejak Rabu pagi.
"Jadi itu banjir kemarin (Rabu) pagi itu bukan banjir kiriman tapi betul betul-betul banjir lokal di DKI," tegas Bambang.
Dia lantas menuturkan, kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa ada persoalan pada antisipasi banjir di DKI Jakarta. Biang keroknya adalah kapasitas sungai-sungai di Jakarta yang tak lagi mampu menampung hujan lebat.
"Nah jadi itu jelas menandakan bahwasanya kapasitas sungai-sungai di DKI itu tidak lagi mampu menampung air hujan," tandasnya.
Bambang mengaku, banjir kiriman dari wilayah sekitar Jakarta baru terjadi pada Rabu sore hingga malam harinya. Hal ini ditandai dengan derasnya debit air sungai, termasuk status siaga 1 pintu air Manggarai sejak pukul 23.00 WIB semalam.
"Nah jadi sejak jam 6 sore sampai malamnya itu sudah akumulasi banjirnya. Akumulasi banjir lokal dengan dengan dari Bogor, sorenya ya," urainya.
Dengan kondisi itu, Sungai Ciliwung sebagai kali terbesar di Jakarta jadi pusat perhatian. Proyek normalisasi Sungai Ciliwung dianggap mandek di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hal ini dikeluhkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Berdasarkan data teknis Kementerian PUPR yang dikutip CNBC Indonesia pada Kamis (2/1/2020), luas daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung mencapai 337 Km2. Panjang sungai utama membentang 109,7 Km dengan kemiringan rata-rata 1/70 (6.3-1500 dpl).
Dari jumlah tersebut, proyek normalisasi direncanakan terdapat pembangunan tanggul normalisasi sepanjang 33,69 Km, namun realisasinya hanya mencapai 16,19 Km.
Secara keseluruhan, normalisasi sungai Ciliwung meliputi 4 ruas yang dibangun sejak 2013. Berikut progress normalisasi sungai Ciliwung selengkapnya:
1. Pintu Air Manggarai - Jembatan Kampung Melayu
Panjang sungai: 4,57 Km
Rencana normalisasi: 9,74 Km
Realisasi: 4,95 Km
Belum dikerjakan 4,79 Km
Lokasi yang telah dikerjakan
Kel. Bukit Duri : 2.78 km
Kel. Kp. Melayu : 2.17 km
2. Jembatan Kampung Melayu - Jembatan Kalibata
Panjang sungai: 4,10 km
Rencana normalisasi: 8,82 km
Realisasi: 4,67 km
Belum dikerjakan: 4,15 km
Lokasi yang telah dikerjakan
Kel. Kebon Baru : 2.02 km
Kel. Bidara Cina : 1.27 km
Kel. Cikoko : 0.39 km
Kel. Pengadegan : 0.60 km
Kel. Cawang : 0.33 km
3. Jembatan Kalibata - Jembatan Condet
Panjang sungai: 5,65 Km
Rencana normalisasi: 7,55 km
Realisasi: 3,10 km
Belum dikerjakan: 4,45 km
Lokasi yang telah dikerjakan
Kel. Rawajati : 1.20 km
Kel. Pejaten Timur : 0.68 km
Kel. Cililitan : 0.75 km
Kel. Balekambang : 0.46 km
4. Jembatan Condet - Jembatan Tol TB. Simatupang
Panjang sungai: 5,58 Km
Rencana normalisasi: 7,58 km
Realisasi: 3,47 km
Belum dikerjakan: 4,11 km
Lokasi yang telah dikerjakan
Kel. Pejaten Timur : 0.60 km
Kel. Tanjung Barat : 0.51 km
Kel. Gedong : 2.36 km
Bambang Hidayah menjelaskan bahwa mandeknya proyek ini karena terkendala pembebasan lahan.
"Hanya bisa dikerjakan 16 Km. Sisanya terkendala oleh lahan yang belum bebas. Kesepakatannya yang membebaskan lahan itu kan Pemprov DKI," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/1/2020).
Data teknis Kementerian PUPR juga menyebutkan sejumlah manfaat dari normalisasi tersebut, yakni:
• Pengembalian kondisi lebar Kali Ciliwung/galian alur sungaI menjadi kondisi normal, yaitu 35- 50 meter
• Perkuatan Tebing , Pembangunan tanggul dan Jalan Inspeksi di sepanjang sisi Kali Ciliwung
• Mengfungsikan sempadan Kali sebagai jalan inspeksi, dengan lebar 6-8 meter
• Meningkatkan Kapasitas tampung alir dari 200 m3/det menjadi 570 m3/det
• Penataan Kawasan di Sekitar Kali Ciliwung
(gus) Next Article PUPR: Banjir Jakarta Bukan karena Kiriman
Pada 31 Desember 2019 ketika malam pergantian tahun, Jakarta diterjang hujan lebat. Tak hanya intensitasnya yang tinggi, hujan tersebut juga bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Saat itu, pada pagi harinya DKI sudah dilanda banjir. Bambang menyebut terdapat beberapa wilayah di DKI Jakarta yang sudah direndam banjir sejak Rabu pagi.
"Jadi itu banjir kemarin (Rabu) pagi itu bukan banjir kiriman tapi betul betul-betul banjir lokal di DKI," tegas Bambang.
Dia lantas menuturkan, kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa ada persoalan pada antisipasi banjir di DKI Jakarta. Biang keroknya adalah kapasitas sungai-sungai di Jakarta yang tak lagi mampu menampung hujan lebat.
"Nah jadi itu jelas menandakan bahwasanya kapasitas sungai-sungai di DKI itu tidak lagi mampu menampung air hujan," tandasnya.
Bambang mengaku, banjir kiriman dari wilayah sekitar Jakarta baru terjadi pada Rabu sore hingga malam harinya. Hal ini ditandai dengan derasnya debit air sungai, termasuk status siaga 1 pintu air Manggarai sejak pukul 23.00 WIB semalam.
"Nah jadi sejak jam 6 sore sampai malamnya itu sudah akumulasi banjirnya. Akumulasi banjir lokal dengan dengan dari Bogor, sorenya ya," urainya.
Dengan kondisi itu, Sungai Ciliwung sebagai kali terbesar di Jakarta jadi pusat perhatian. Proyek normalisasi Sungai Ciliwung dianggap mandek di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hal ini dikeluhkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Berdasarkan data teknis Kementerian PUPR yang dikutip CNBC Indonesia pada Kamis (2/1/2020), luas daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung mencapai 337 Km2. Panjang sungai utama membentang 109,7 Km dengan kemiringan rata-rata 1/70 (6.3-1500 dpl).
Dari jumlah tersebut, proyek normalisasi direncanakan terdapat pembangunan tanggul normalisasi sepanjang 33,69 Km, namun realisasinya hanya mencapai 16,19 Km.
Secara keseluruhan, normalisasi sungai Ciliwung meliputi 4 ruas yang dibangun sejak 2013. Berikut progress normalisasi sungai Ciliwung selengkapnya:
1. Pintu Air Manggarai - Jembatan Kampung Melayu
Panjang sungai: 4,57 Km
Rencana normalisasi: 9,74 Km
Realisasi: 4,95 Km
Belum dikerjakan 4,79 Km
Lokasi yang telah dikerjakan
Kel. Bukit Duri : 2.78 km
Kel. Kp. Melayu : 2.17 km
2. Jembatan Kampung Melayu - Jembatan Kalibata
Panjang sungai: 4,10 km
Rencana normalisasi: 8,82 km
Realisasi: 4,67 km
Belum dikerjakan: 4,15 km
Lokasi yang telah dikerjakan
Kel. Kebon Baru : 2.02 km
Kel. Bidara Cina : 1.27 km
Kel. Cikoko : 0.39 km
Kel. Pengadegan : 0.60 km
Kel. Cawang : 0.33 km
3. Jembatan Kalibata - Jembatan Condet
Panjang sungai: 5,65 Km
Rencana normalisasi: 7,55 km
Realisasi: 3,10 km
Belum dikerjakan: 4,45 km
Lokasi yang telah dikerjakan
Kel. Rawajati : 1.20 km
Kel. Pejaten Timur : 0.68 km
Kel. Cililitan : 0.75 km
Kel. Balekambang : 0.46 km
4. Jembatan Condet - Jembatan Tol TB. Simatupang
Panjang sungai: 5,58 Km
Rencana normalisasi: 7,58 km
Realisasi: 3,47 km
Belum dikerjakan: 4,11 km
Lokasi yang telah dikerjakan
Kel. Pejaten Timur : 0.60 km
Kel. Tanjung Barat : 0.51 km
Kel. Gedong : 2.36 km
Bambang Hidayah menjelaskan bahwa mandeknya proyek ini karena terkendala pembebasan lahan.
"Hanya bisa dikerjakan 16 Km. Sisanya terkendala oleh lahan yang belum bebas. Kesepakatannya yang membebaskan lahan itu kan Pemprov DKI," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/1/2020).
Data teknis Kementerian PUPR juga menyebutkan sejumlah manfaat dari normalisasi tersebut, yakni:
• Pengembalian kondisi lebar Kali Ciliwung/galian alur sungaI menjadi kondisi normal, yaitu 35- 50 meter
• Perkuatan Tebing , Pembangunan tanggul dan Jalan Inspeksi di sepanjang sisi Kali Ciliwung
• Mengfungsikan sempadan Kali sebagai jalan inspeksi, dengan lebar 6-8 meter
• Meningkatkan Kapasitas tampung alir dari 200 m3/det menjadi 570 m3/det
• Penataan Kawasan di Sekitar Kali Ciliwung
(gus) Next Article PUPR: Banjir Jakarta Bukan karena Kiriman
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular