Menteri Basuki vs Gubernur Anies Soal Banjir, Siapa Benar?

Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
03 January 2020 08:22
Menteri Basuki vs Gubernur Anies Soal Banjir, Siapa Benar?
Foto: Infografis/ Banjir Jakarta, Pak Basuki dan mas Anies silang pendapat/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia- Hujan tanpa henti sejak 31 Desember 2019 sampai keesokan harinya, langsung membuat Jakarta dan sebagian wilayah Banten serta Bekasi terendam banjir.

Kali ini, banjir yang dialami oleh ibu kota memang luar biasa. Membuat Jakarta hampir lumpuh selama beberapa hari, karena beberapa titik tak bisa diakses akibat terendam air.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengutarakan kekecewaannya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran normalisasi sungai Ciliwung yang baru dilakukan sepanjang 16 kilometer (km) dari total 33 km.

"Mohon maaf bapak gubernur, selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah dinormalisasi baru 16 km," ujar Basuki ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020), seperti dikutip dari detikcom.

[Gambas:Video CNBC]



Saat itu, Basuki bersama dengan Anies dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo tengah melakukan tinjauan udara ke sejumlah titik banjir di Ibu Kota dan sekitarnya menggunakan helikopter.

Ketiganya melintasi ke sekitar 130 titik banjir se-Jabodetabek, terutama daerah-daerah yang terdampak banjir terparah di sekitar Sungai Ciliwung, Kali Krukut, Kali Sunter, dan Kali Grogol.

Basuki mengungkapkan bahwa daerah di sekitar wilayah sungai yang sudah dinormalisasi terlihat tidak tergenang banjir sama sekali, namun kondisi ini berbeda jauh dengan wilayah yang belum dinormalisasi.

"Di 16 km itu kita lihat insyaallah aman dari luapan, tapi yang belum dinormalisasi tergenang," ungkapnya.

Untuk itu, ke depan, Kementerian PUPR bersama kementerian/lembaga (K/L) terkait bakal mengintensifkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar daerah yang terendam banjir ke depan dapat lebih berkurang dari jumlah saat ini.

Menteri Basuki vs Gubernur Anies Soal Banjir, Siapa Benar?Foto: Infografis/ Banjir Jakarta, Pak Basuki dan mas Anies silang pendapat/Aristya Rahadian Krisabella


"Nah, ini kata harus diskusikan dengan Gubernur untuk membuat program itu (percepatan normalisasi). Termasuk di kali Pesanggarahan juga dengan sodetan kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, beliau mengambil langkah-langkah untuk pembebasan lahannya karena dari total 1,2 km, 600 meter di antaranya sudah kita kerjakan," tuturnya.

Berdasarkan data teknis Kementerian PUPR yang dikutip CNBC Indonesia pada Kamis (2/1/2020), luas daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung mencapai 337 Km2. Panjang sungai utama membentang 109,7 Km dengan kemiringan rata-rata 1/70 (6.3-1500 dpl).

Dari jumlah tersebut, proyek normalisasi direncanakan terdapat pembangunan tanggul normalisasi sepanjang 33,69 Km, namun realisasinya hanya mencapai 16,19 Km.




Pada kesempatan yang sama, Anies menepis pernyataan Basuki. Ia berujar normalisasi sungai tidak akan berfungsi dalam kaitannya menghadapi banjir jika tidak ada pengendalian air dari daerah di selatan Jakarta.

"Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya," kata Anies dilansir CNN Indonesia, Kamis (2/1/2020).

Ia pun memberi contoh normalisasi di kawasan Kampung Melayu yang dilakukan pihaknya, namun tetap mengalami banjir.

"Artinya kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk pada kawasan pesisir," simpul Anies.

"Tapi, selama kita membiarkan air mengalir begitu saja, selebar apa pun sungainya, maka volume air itu akan luar biasa. Karena makin banyak kawasan yang digunakan untuk perumahan. Sehingga air pun mengalir ke sungai," sambungnya.



Tak cuma itu, Anies juga mengkritik soal penanganan banjir yang dilakukan gubernur sebelumnya. Menurutnya, normalisasi Sungai Ciliwung pada era Gubernur sebelumnya tetap tak bisa menghalau banjir di kawasan Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

"Di sini memang sudah dilakukan normalisasi dan faktanya masih tetap terjadi banjir," kata Anies usai melakukan peninjauan di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (2/1).

Pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sekitar 500 rumah di Kampung Pulo digusur demi kepentingan normalisasi Sungai Ciliwung.

Ke depan, kata Anies, harus ada langkah lebih konkret dan komprehensif untuk menghalau banjir termasuk pengendalian air di kawasan hulu.

"Dengan membangun DAM, membangun waduk membangun embung sehingga ada kolam-kolam retensi untuk mengontrol, mengendalikan volume air yang bergerak ke hilir," kata dia.

Anies pun menyebut pemulihan dan pencegahan banjir di masa depan sangat bergantung pada pembangunan dua waduk yakni Waduk Ciawi dan Sukamahi.

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular