
Flu Babi Teror Sumut, Bagaimana Pasokan Babi di Nataru?
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
31 December 2019 14:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim pasokan dan harga daging babi normal selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020. Meski dalam sebulan terakhir, ribuan babi di Sumatera Utara dilaporkan mati akibat wabah demam babi Afrika (African Swine Fever/ ASF).
"Kemarin Dirjen Peternakan sudah melajukan sosialisasi ke Humbang Hansuduran (Sumatera Utara), sudah aman," kata Kepala Badan Ketahan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, Selasa (31/12/2019).
Peternak babi diminta menguburkan ternak babi yang mati akibat virus itu. Namun demikian, Agung mengaku pasokan daging babi masih tercukupi selama Natal dan Tahun Baru 2020.
"Pasokannya cukup. Masalahnya penyakit tapi sudah disosialisasikan," kata Agung.
Virus ASF tidak menular kepada manusia. Dalam sosialisasi di Humbang Hansudutan, Senin (30/12/2019), Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan mengatakan daging babi aman untuk dikonsumsi karena virus ASF yang menulari ternak babi tidak termasuk penyakit zoonosis.
"Saya sendiri makan daging babi 2 hari lalu, kemarin juga baru makan dan hari ini kita akan bersama-sama konsumsi daging ini. Kalau bukan kita siapa lagi," kata Justan di hadapan masyarakat Humbang Hansudutan dalam keterangan tertulis.
Pada kesempatan itu, ia menuturkan, virus ASF kali pertama muncul di Afrika pada 1921, dan sempat masuk China termasuk di 2019 dan masuk ke Indonesia pada 2019, namun sampai saat ini belum diketahui asal penyebarannya.
Virus ASF menjangkit ternak babi di 16 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Sebanyak 27.070 babi dilaporkan mati akibat virus tersebut per 11 Desember 2019.
(hoi/hoi) Next Article Virus Misterius Diduga Picu Kematian Seribuan Babi di Bali
"Kemarin Dirjen Peternakan sudah melajukan sosialisasi ke Humbang Hansuduran (Sumatera Utara), sudah aman," kata Kepala Badan Ketahan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, Selasa (31/12/2019).
Peternak babi diminta menguburkan ternak babi yang mati akibat virus itu. Namun demikian, Agung mengaku pasokan daging babi masih tercukupi selama Natal dan Tahun Baru 2020.
Virus ASF tidak menular kepada manusia. Dalam sosialisasi di Humbang Hansudutan, Senin (30/12/2019), Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan mengatakan daging babi aman untuk dikonsumsi karena virus ASF yang menulari ternak babi tidak termasuk penyakit zoonosis.
"Saya sendiri makan daging babi 2 hari lalu, kemarin juga baru makan dan hari ini kita akan bersama-sama konsumsi daging ini. Kalau bukan kita siapa lagi," kata Justan di hadapan masyarakat Humbang Hansudutan dalam keterangan tertulis.
Pada kesempatan itu, ia menuturkan, virus ASF kali pertama muncul di Afrika pada 1921, dan sempat masuk China termasuk di 2019 dan masuk ke Indonesia pada 2019, namun sampai saat ini belum diketahui asal penyebarannya.
Virus ASF menjangkit ternak babi di 16 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Sebanyak 27.070 babi dilaporkan mati akibat virus tersebut per 11 Desember 2019.
(hoi/hoi) Next Article Virus Misterius Diduga Picu Kematian Seribuan Babi di Bali
Most Popular