Wabah Flu Babi Serang Sumut, Sudah Mengkhawatirkan?

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
26 December 2019 18:56
Wabah flu babi sudah menyerang beberapa kabupatan di Sumut.
Foto: Rumah potong hewan Babi di Kawasan Neglasari, Tangeran, Banten, Kamis 19/9. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) masih melakukan penerapan biosecurity di level wilayah sampai ke kandang dalam menangani babi yang terjangkit wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di Sumatera Utara. Peternak dibantu untuk penguburan babi yang mati.

Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Fadjar Sumping menjelaskan penerapan biosecurity adalah pengawasan lalu lintas terhadap ternak babi agar tidak menular atau masuk antar kandang atau antar wilayah.

"[Kementan] melakukan pengumpulan dan penguburan bangkai, desinfeksi serta memberikan bimbingan teknis [kepada masyarakat]," kata Fadjar kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/12/2019).

Wabah menjangkiti babi di 16 kabupaten/kota di Sumatera Utara. Hingga 11 Desember, jumlah babi mati di Sumatera Utara (Sumut) sudah mencapai 27.070 ekor.

Berkaitan dengan penertiban, ada sebuah insiden di peternakan babi di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Camat Hamparan Perak Amos Karo Karo bersama sejumlah petugas sempat mendapat intimidasi, bahkan petugas sempat terkena pukulan dari segerombolan pria.

Dikutip dari detikcom, Selasa (24/12/2019), petugas menerima perlawanan saat merelokasi ternak dari salah satu kandang ke tempat yang sudah ditentukan.

Meski babi itu tidak terindikasi terkena ASF, tim yang terdiri dari Satpol PP, dinas terkait, dan Muspika memutuskan tetap merelokasinya yang kemudian dibalas oleh sekelompok orang diduga preman. Menanggapi peristiwa itu, Fadjar meyakini bahwa itu terjadi akibat kesalahpahaman.



"Saya kira itu satu-satunya kasus dan kemungkinan karena missed komunikasi. Terkait relokasi kandang merupakan kewenangan pemda setempat," kata Fadjar.

Ia mengatakan, sejauh ini petugas dan tim dari Kementerian Pertanian di lapangan tidak menemukan masalah dengan para peternak. Ia menekankan, yang diperlukan adalah pencegahan agar virus tidak menyebar ke daerah lain.

"Kami jelaskan langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar peternak dapat terhindar dari penyakit tersebut, juga membantu melakukan desinfeksi kandang dan lingkungannya, membantu penguburan bangkai babi yang mati," katanya.

[Gambas:Video CNBC]


(hoi/hoi) Next Article Heboh Babi-Babi yang Bikin Pusing Banyak Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular