
Internasional
Naik Menggila, Babi Makin Bikin Pening China
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 December 2019 07:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Data resmi Biro Statistik Nasional China yang dirilis pada hari Selasa (10/12/2019), menunjukkan harga daging babi di negara itu melonjak 110% pada November 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya pada Oktober harga daging babi naik 101% dari tahun lalu, sebagaimana dilaporkan CNBC International.
Akibatnya, secara keseluruhan indeks harga konsumen di China naik 4,5% di November dari tahun sebelumnya. Sementara indeks harga produsen di bulan yang sama turun 1,4% dari tahun lalu.
Harga daging babi di China telah melonjak selama beberapa bulan terakhir akibat kelangkaan daging babi yang disebabkan penyebaran wabah demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF).
Sebelumnya Reuters melaporkan bahwa pada 23 Oktober lalu, harga daging babi mencapai rekor tertinggi di 53,79 yuan (US$ 7,69) per kilogram. Itu merupakan kenaikan 188% dari tahun sebelumnya.
Wabah ASF, meski tidak menjangkit manusia, telah banyak menyebabkan kematian kawanan babi negara itu. China mengatakan kawanan babinya menyusut 41% sejak setahun lalu, atau telah ada hampir 200 juta babi yang mati akibat wabah ini.
Para analis mengatakan produksi daging babi akan turun sekitar seperempatnya atau 13 juta ton tahun ini. Harga daging babi juga diperkirakan akan kembali naik pada bulan ini, menjelang periode perayaan akhir tahun dan liburan Tahun Baru Imlek.
Namun begitu, ekonom China di konsultan riset Capital Economics, Julian Evans-Pritchard dan Martin Rasmussen, mengatakan tren kenaikan harga pangan tidak akan berlanjut.
"Peningkatan inflasi makanan akan segera berbalik dan tekanan harga di sisi permintaan yang lebih luas akan tetap lemah, di mana harga produsen turun dan inflasi harga konsumen inti akan berada pada level terendah tiga tahun," kata mereka dalam sebuah catatan.
Mereka juga mengatakan wabah ASF mulai bisa dikendalikan di wilayah ini dan pasokan babi akan membaik.
"Setelah turun lebih dari setengah dalam kurun waktu setahun, stok babi China mulai pulih pada November. Dan sementara inflasi babi tetap tinggi dalam jangka basis tahunan, inflasi cukup moderat dalam basis bulanan pada bulan lalu," bunyi catatan itu.
"Mungkin butuh sedikit lebih banyak waktu sebelum harga daging babi mulai turun kembali, tetapi sebagai akibatnya inflasi harga konsumen akan mencapai puncaknya."
(sef/sef) Next Article Harga Daging Babi di RI Lebih Mahal dari China
Sebelumnya pada Oktober harga daging babi naik 101% dari tahun lalu, sebagaimana dilaporkan CNBC International.
Akibatnya, secara keseluruhan indeks harga konsumen di China naik 4,5% di November dari tahun sebelumnya. Sementara indeks harga produsen di bulan yang sama turun 1,4% dari tahun lalu.
Sebelumnya Reuters melaporkan bahwa pada 23 Oktober lalu, harga daging babi mencapai rekor tertinggi di 53,79 yuan (US$ 7,69) per kilogram. Itu merupakan kenaikan 188% dari tahun sebelumnya.
Wabah ASF, meski tidak menjangkit manusia, telah banyak menyebabkan kematian kawanan babi negara itu. China mengatakan kawanan babinya menyusut 41% sejak setahun lalu, atau telah ada hampir 200 juta babi yang mati akibat wabah ini.
Para analis mengatakan produksi daging babi akan turun sekitar seperempatnya atau 13 juta ton tahun ini. Harga daging babi juga diperkirakan akan kembali naik pada bulan ini, menjelang periode perayaan akhir tahun dan liburan Tahun Baru Imlek.
Namun begitu, ekonom China di konsultan riset Capital Economics, Julian Evans-Pritchard dan Martin Rasmussen, mengatakan tren kenaikan harga pangan tidak akan berlanjut.
"Peningkatan inflasi makanan akan segera berbalik dan tekanan harga di sisi permintaan yang lebih luas akan tetap lemah, di mana harga produsen turun dan inflasi harga konsumen inti akan berada pada level terendah tiga tahun," kata mereka dalam sebuah catatan.
Mereka juga mengatakan wabah ASF mulai bisa dikendalikan di wilayah ini dan pasokan babi akan membaik.
"Setelah turun lebih dari setengah dalam kurun waktu setahun, stok babi China mulai pulih pada November. Dan sementara inflasi babi tetap tinggi dalam jangka basis tahunan, inflasi cukup moderat dalam basis bulanan pada bulan lalu," bunyi catatan itu.
"Mungkin butuh sedikit lebih banyak waktu sebelum harga daging babi mulai turun kembali, tetapi sebagai akibatnya inflasi harga konsumen akan mencapai puncaknya."
(sef/sef) Next Article Harga Daging Babi di RI Lebih Mahal dari China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular