
B30 Resmi Berlaku, Kebutuhan FAME Tak Ada Kenaikan
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 December 2019 12:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Program Biodiesel 30% diresmikan Presiden Joko Widodo di SPBU MT Haryono hari ini, Senin, (23/12/2019). Meski diresmikan hari ini, maju dari jadwal semula 1 Januari 2020 tidak ada perubahan tambahan kebutuhan Fatty Acid Methyl Ester (FAME).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan implementasi B30 hari ini mulai berjalan di beberapa daerah. "Tanggal 1 Januari (berlaku di seluruh Indonesia), sebagian kan namanya launching memperkenalkan," terangnya di lokasi peresmian.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi F.X Sutijastoto mengatakan tidak tambahan alokasi FAME untuk implementasi ini. Artinya kebutuhannya masih didasarkan pada tambahan uji coba implementasi 25 Nomber lalu.
"Uji coba itu dibeberapa lokasi B20 diganti B30 gitu loh, by volume ya nggak begitu berubah karena kadarnya 10%. Di wilayah B20 yang bisa B30 kita ganti itu untuk ngecek bener nggak hasil pengamatan speknya nggak berubah logistiknya diperbaiki ," terangnya.
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan peresmian implementasi B30 diresmikan di 8 titik, jadi menurutnya peresmian ini sama halnya dengan rencana implementasi per 1 Januari 2020 mendatang. Bedanya hanya tahun depan berlaku resmi di 28 titik.
"Jadi peresmian ini sebenarnya bukan uji coba tapi peresmian untuk tanggal 1 Januari nanti," terangnya.
Setelah B30 pemerintah akan beranjak ke B40. Terkait hal ini menurut Paulus pihaknya bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pertamina Gaikindo, IPB, Perindustrian, dan ESDM akan membahas tekhnisnya. Apa saja yang perlu diperbaiki untuk selanjutnya menerapkan B40.
"Misalnya air dan segala macam kan, banyak hal. Setelah itu kita lihat hal lain penyerapanya di mobil. Mobilnya harus disesuaikan juga ya macam-macam bisa berubah tekhnis modifikasi bisa menyiapkan misalnya filter lebih banyak di bengkel baru pelaksanaan sepeti sekarang," terangnya.
Sebelumnya, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Adrian Febi Misna mengatakan berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM diperlukan setidaknya 9,6 juta kiloliter FAME untuk mendukung B30 pada tahun 2020. Jumlah tersebut didasarkan pada kebutuhan FAME 2019 sebesar 6,6 juta kiloliter.
Berdasarkan Kepmen 227 K/10/MEM/2019 tentang Pelaksanaan Uji Coba Pencampuran Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel 30% (B30) ke dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode 2019, kebutuhan FAMEnya sebesar 209.238 kiloliter.
"Memang didorong seperti itu, tapi kemudian banyak hal yang dipersiapkan termasuk kesiapan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN)nya juga kesiapan infrasturktur penerima juga dilihat sebenarnya kenaikan total 72 ribu kiloliter tapi kalau total di Desember itu 200 ribuan kiloliter," imbuhnya.
(gus) Next Article Uji Coba B30 Kelar Bulan Depan, Siap Meluncur 2020?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan implementasi B30 hari ini mulai berjalan di beberapa daerah. "Tanggal 1 Januari (berlaku di seluruh Indonesia), sebagian kan namanya launching memperkenalkan," terangnya di lokasi peresmian.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi F.X Sutijastoto mengatakan tidak tambahan alokasi FAME untuk implementasi ini. Artinya kebutuhannya masih didasarkan pada tambahan uji coba implementasi 25 Nomber lalu.
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan peresmian implementasi B30 diresmikan di 8 titik, jadi menurutnya peresmian ini sama halnya dengan rencana implementasi per 1 Januari 2020 mendatang. Bedanya hanya tahun depan berlaku resmi di 28 titik.
"Jadi peresmian ini sebenarnya bukan uji coba tapi peresmian untuk tanggal 1 Januari nanti," terangnya.
Setelah B30 pemerintah akan beranjak ke B40. Terkait hal ini menurut Paulus pihaknya bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pertamina Gaikindo, IPB, Perindustrian, dan ESDM akan membahas tekhnisnya. Apa saja yang perlu diperbaiki untuk selanjutnya menerapkan B40.
"Misalnya air dan segala macam kan, banyak hal. Setelah itu kita lihat hal lain penyerapanya di mobil. Mobilnya harus disesuaikan juga ya macam-macam bisa berubah tekhnis modifikasi bisa menyiapkan misalnya filter lebih banyak di bengkel baru pelaksanaan sepeti sekarang," terangnya.
Sebelumnya, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Adrian Febi Misna mengatakan berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM diperlukan setidaknya 9,6 juta kiloliter FAME untuk mendukung B30 pada tahun 2020. Jumlah tersebut didasarkan pada kebutuhan FAME 2019 sebesar 6,6 juta kiloliter.
Berdasarkan Kepmen 227 K/10/MEM/2019 tentang Pelaksanaan Uji Coba Pencampuran Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel 30% (B30) ke dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode 2019, kebutuhan FAMEnya sebesar 209.238 kiloliter.
"Memang didorong seperti itu, tapi kemudian banyak hal yang dipersiapkan termasuk kesiapan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN)nya juga kesiapan infrasturktur penerima juga dilihat sebenarnya kenaikan total 72 ribu kiloliter tapi kalau total di Desember itu 200 ribuan kiloliter," imbuhnya.
(gus) Next Article Uji Coba B30 Kelar Bulan Depan, Siap Meluncur 2020?
Most Popular