Pak Jokowi, Yakin Nih B30 Bisa Usir Hantu CAD?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
23 December 2019 10:41
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajarannya berkomitmen kuat untuk memperbaiki masalah struktural yang sudah bertahun-tahun menempel di sendi perekonomian nasional.
Masalah tersebut bernama defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). CAD bagaikan 'hantu' yang bergentayangan dan memberikan kekhawatiran tersendiri bagi kepala negara.
Salah satu solusi yang gencar dilakukan adalah program implementasi B20, yang sudah berlaku sejak 2018. Sejak saat itu hingga 2019, B20 berhasil menghemat devisa untuk kebutuhan impor sebesar US$ 5,43 miliar atau Rp 78,4 triliun.
Pada hari ini, Jokowi meresmikan keberlanjutan dari program B20, yakni B30. Melalui B30, Jokowi bahkan tak ragu menyebut devisa yang dihemat bisa mencapai US$ 4,8 miliar atau setara Rp 63 triliun.
"Inilah yang saya sering sampaikan perbaiki CAD dengan memperbanyak produk substitusi impor," kata Jokowi di SPBU MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019).
"Bukan hanya ini saja. Nanti kalau petrokimianya selesai, TPPI, itu juga akan hemat banyak sekali. Karena kita impor petrokimia juga sangat tinggi," jelasnya.
Jokowi menegaskan bahwa program B30 hanyalah awalan. Nantinya dalam dua tahun ke depan, pemerintah akan meningkatkan kandungan program tersebut menjadi B40 pada 2020 dan B50 pada 2021 mendatang untuk menyelesaikan masalah CAD.
"Nantinya kita harapkan, ini kita step by step ya. Tahun depan nanti masuk ke B40. 2021 masuk ke B50. targetnya kira-kira itu. Ngga usah terlalu jauh ke B100, B40 B50 itu sudah saya kira," jelasnya.
(gus) Next Article Curhat Profesor ITB, Susahnya Cari Duit Buat Majukan Sawit RI
Masalah tersebut bernama defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). CAD bagaikan 'hantu' yang bergentayangan dan memberikan kekhawatiran tersendiri bagi kepala negara.
Pada hari ini, Jokowi meresmikan keberlanjutan dari program B20, yakni B30. Melalui B30, Jokowi bahkan tak ragu menyebut devisa yang dihemat bisa mencapai US$ 4,8 miliar atau setara Rp 63 triliun.
"Inilah yang saya sering sampaikan perbaiki CAD dengan memperbanyak produk substitusi impor," kata Jokowi di SPBU MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019).
"Bukan hanya ini saja. Nanti kalau petrokimianya selesai, TPPI, itu juga akan hemat banyak sekali. Karena kita impor petrokimia juga sangat tinggi," jelasnya.
Jokowi menegaskan bahwa program B30 hanyalah awalan. Nantinya dalam dua tahun ke depan, pemerintah akan meningkatkan kandungan program tersebut menjadi B40 pada 2020 dan B50 pada 2021 mendatang untuk menyelesaikan masalah CAD.
"Nantinya kita harapkan, ini kita step by step ya. Tahun depan nanti masuk ke B40. 2021 masuk ke B50. targetnya kira-kira itu. Ngga usah terlalu jauh ke B100, B40 B50 itu sudah saya kira," jelasnya.
(gus) Next Article Curhat Profesor ITB, Susahnya Cari Duit Buat Majukan Sawit RI
Most Popular