
Tak Henti-hentinya Jokowi Sindir Mafia yang Doyan Impor Migas
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
23 December 2019 10:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) seakan tak pernah bosan membahas masalah impor minyak dan gas yang kerap kali menjadi biang keladi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) membengkak.
Kali ini, Jokowi mengulang topik tersebut saat meresmikan implementasi program B30 bersama sejumlah jajaran kabinet di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019).
"Kita tahu Ketergantungan kita pada impor BBM termasuk di dalamnya solar ini cukup tinggi," tegas Jokowi.
Jokowi mengemukakan, B30 yang mayoritasnya menggunakan bahan baku kelapa sawit bisa menjadi solusi untuk menekan impor migas. Selain itu, pemerintah pun bisa memanfaatkan kelebihan komoditas sawit di pasar dalam negeri.
"Dengan potensi sawit sebesar itu kita punya banyak sumber bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar solar," katanya.
"Kalkulasinya jika kita konsisten menerapkan B30 ini akan dihemat devisa kurang lebih Rp 63 triliun. Jumlah yang sangat besar sekali," tegasnya.
Jokowi menegaskan bahwa B30 hanya program awal pemerintah. Nantinya, pemerintah akan terus mengebut hingga program B100 untuk mengatasi oknum-oknum yang selama ini terbukti membuat defisit transaksi berjalan bengkak.
"Apakah kita mau keluar dari rezim impor atau tidak? Jangan-jangan masih ada di antara kita yang masih suka impor BBM. Karena itu permintaan terhadap B30 menuju ke B100 harus terus dikembangkan dan diperbesar," tegasnya.
(dru) Next Article Ini Curhat Jokowi Soal Kejengkelannya Impor Minyak
Kali ini, Jokowi mengulang topik tersebut saat meresmikan implementasi program B30 bersama sejumlah jajaran kabinet di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019).
"Kita tahu Ketergantungan kita pada impor BBM termasuk di dalamnya solar ini cukup tinggi," tegas Jokowi.
![]() |
"Dengan potensi sawit sebesar itu kita punya banyak sumber bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar solar," katanya.
"Kalkulasinya jika kita konsisten menerapkan B30 ini akan dihemat devisa kurang lebih Rp 63 triliun. Jumlah yang sangat besar sekali," tegasnya.
Jokowi menegaskan bahwa B30 hanya program awal pemerintah. Nantinya, pemerintah akan terus mengebut hingga program B100 untuk mengatasi oknum-oknum yang selama ini terbukti membuat defisit transaksi berjalan bengkak.
"Apakah kita mau keluar dari rezim impor atau tidak? Jangan-jangan masih ada di antara kita yang masih suka impor BBM. Karena itu permintaan terhadap B30 menuju ke B100 harus terus dikembangkan dan diperbesar," tegasnya.
(dru) Next Article Ini Curhat Jokowi Soal Kejengkelannya Impor Minyak
Most Popular