
Mesut Oezil, Buah Simalakama Buat Arsenal
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 December 2019 10:36

Akan tetapi, ada hal lain yang membuat Arsenal dilema menghadapi situasi Oezil. Tahun lalu, Oezil baru saja menandatangani kontrak berdurasi 3,5 tahun. Kontrak Oezil baru selesai 2021.
Jika Arsenal memutuskan untuk melepasnya begitu saja, maka harus membayar kompensasi yang tidak sedikit. Kalau tidak dilepas cuma-cuma, Arsenal harus menemukan klub yang mau menebus Oezil. Masalahnya, tentu dengan harga miring.
Patut diingat, Oezil didatangkan dari Real Madrid pada 2013 dengan biaya yang disebut-sebut mencapai GBP 42,4 juta. Kala itu, Oezil menjadi rekor pembelian Arsenal (rekor yang patah tahun ini kala Arsenal memboyong Nicolas Pepe dengan mahar GBP 72 juta).
Seiring bertambahnya usia, penampilan yang terus menurun, plus risiko kontroversi, banderol Oezil tentu anjlok drastis. Arsenal tentu berpikir ulang jika mau menjual Oezil dengan harga murah, sebab modal yang dikeluarkan sudah begitu besar.
Kedua, ternyata Oezil punya basis penggemar yang besar di Arsenal. Kala Unai Emery, pelatih Arsenal sebelum Ljungberg, tidak kunjung memainkan Oezil, suporter berada di belakang sang nomor punggung 10.
Menurut fans, Oezil adalah satu dari sedikit pemain kelas dunia yang dimiliki Arsenal. Kalau Oezil tampil buruk itu bukan kesalahannya, melainkan pelatih yang tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya (Jose Mourinho di Real Madrid adalah contoh sukses).
Jadi melepas Oezil bukan perkara mudah. Arsenal pasti bakal jual rugi, plus ada risiko dicerca suporter.
Namun kalau Arsenal masih mempertahankan Oezil, maka situasinya tidak lebih baik. Gajinya mahal, penampilannya memburuk, dan pernyataannya kerap membuat gempar.
Serba sulit memang. Namun setiap pilihan tentu ada konsekuensinya. Tinggal dilihat mana yang paling mendatangkan manfaat ketimbang mudarat.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Jika Arsenal memutuskan untuk melepasnya begitu saja, maka harus membayar kompensasi yang tidak sedikit. Kalau tidak dilepas cuma-cuma, Arsenal harus menemukan klub yang mau menebus Oezil. Masalahnya, tentu dengan harga miring.
Patut diingat, Oezil didatangkan dari Real Madrid pada 2013 dengan biaya yang disebut-sebut mencapai GBP 42,4 juta. Kala itu, Oezil menjadi rekor pembelian Arsenal (rekor yang patah tahun ini kala Arsenal memboyong Nicolas Pepe dengan mahar GBP 72 juta).
Kedua, ternyata Oezil punya basis penggemar yang besar di Arsenal. Kala Unai Emery, pelatih Arsenal sebelum Ljungberg, tidak kunjung memainkan Oezil, suporter berada di belakang sang nomor punggung 10.
Menurut fans, Oezil adalah satu dari sedikit pemain kelas dunia yang dimiliki Arsenal. Kalau Oezil tampil buruk itu bukan kesalahannya, melainkan pelatih yang tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya (Jose Mourinho di Real Madrid adalah contoh sukses).
Jadi melepas Oezil bukan perkara mudah. Arsenal pasti bakal jual rugi, plus ada risiko dicerca suporter.
Namun kalau Arsenal masih mempertahankan Oezil, maka situasinya tidak lebih baik. Gajinya mahal, penampilannya memburuk, dan pernyataannya kerap membuat gempar.
Serba sulit memang. Namun setiap pilihan tentu ada konsekuensinya. Tinggal dilihat mana yang paling mendatangkan manfaat ketimbang mudarat.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular