
Ini Profil TIME's Person of the Year 2019 Greta Thunberg
Rehia Sebayang & Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
12 December 2019 16:13

Washington DC, CNBC Indonesia - Majalah TIME's menetapkan aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, sebagai Person of the Year 2019. Penghargaan kepada gadis berusia 16 tahun yang vokal menyuarakan bahaya climate strike itu diumukan pada Rabu (11/12/2019) malam WIB.
Lalu, siapa Greta Thunberg?
Perempuan bernama lengkap Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg lahir di Stockholm, Swedia, pada 3 Januari 2003. Dia adalah anak pertama dari aktor Svante Thunberg dan penyanyi opera Malena Ernman.
Remaja asal Swedia itu rutin bolos sekolah setiap Jumat sejak Agustus 2018. Saat itu, Thunberg izin tidak masuk sekolah hanya untuk berdiri di depan gedung parlemen Stockholm sambil memegang spanduk bertuliskan "Tindakan Lebih Kuat untuk Iklim."
Di pekan-pekan berikutnya, setiap Jumat, Greta mengajak teman-temannya untuk melakukan aksi serupa hingga akhirnya demonstrasi itu meluas dan dikenal dengan nama Fridays for Future. Namanya terus melambung sampai-sampai ia diundang untuk berbicara di Konferensi Perubahan Iklim PBB 2018.
Dari Swedia, Greta pun mulai menjajaki panggung-panggung internasional, mulai dari parlemen Uni Eropa hingga mimbar parlemen Inggris. Di London, ia menyedot perhatian para anggota parlemen karena pernyataan kerasnya.
"Sikap tak bertanggung jawab ini tentu akan diingat dalam sejarah sebagai salah satu kegagalan terparah dalam kehidupan manusia. Kalian berbohong pada kami. Kalian memberikan kami harapan palsu. Kalian bilang masa depan adalah sesuatu yang seharusnya kami nantikan," kata nya seperti dikutip The Guardian.
Komitmen Greta untuk mengurangi emisi global memang sangat kuat. Sampai-sampai, dia melakukan tur ke luar negeri menggunakan kapal bertenaga surya. Dari Plymouth, Inggris, ia mengarungi Samudera Atlantik menuju New York, AS.
Sejatinya, kepedulian Greta terhadap lingkungan hidup sudah mulai dipupuk sejak kecil. Ia pertama kali mendengar mengenai perubahan iklim pada 2011, ketika masih berusia 8 tahun.
"Saya ingat ketika di sekolah, guru kami menunjukkan film tentang sampah plastik di laut, beruang kutub yang kelaparan dan lain-lain. Saya menangis sepanjang film. Teman-teman juga resah saat menonton film, tapi kemudian berhenti, dan memikirkan hal lain," katanya.
Namun, tidak semua orang menyenangi sosok Greta. Salah satunya adalah Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Ia bahkan menyebut Greta sebagai 'anak nakal'.
Sebutan itu hadir setelah Greta menyebut banyak orang Indian atau orang-orang pribumi dibunuh ketika berusaha melindungi Amazon dari ancaman deforestasi.
"Greta mengatakan bahwa orang Indian mati karena mereka membela Amazon," kata Bolsonaro kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Fox News.
"Sangat mengesankan bahwa pers memberi ruang bagi anak nakal seperti itu," lanjutnya.
Postingan Twitter Greta yang memicu kritik Bolsonaro diunggah pada Minggu. Tidak hanya menyebut orang Indian mati karena memperjuangkan Amazon, Greta juga menyebut kejadian itu sebagai hal yang memalukan.
"Masyarakat pribumi secara harfiah dibunuh karena berusaha melindungi hutan dari deforestasi ilegal. Lagi dan lagi. Sangat memalukan bahwa dunia diam saja tentang hal ini," ujar Bolsonaro.
Majalah TIME's memberikan alasan memilih Greta sebagai Person of The Year 2019.
"Dalam 16 bulan sejak awal kampanye itu, dia telah berbicara di hadapan pimpinan-pimpinan pemerintahan di PBB, bertemu dengan Paus, berdebat dengan Presiden Amerika Serikat, dan menginspirasi empat juta orang untuk bergabung dalam aksi terkait iklim (global climate strike)," tulis TIME's seperti dilansir Reuters, Kamis (12/12/2019).
"Margaret Atwood [seorang kritikus sastra dan aktivis Kanada] membandingkan dia dengan Joan of Arc [pahlawan Prancis]. Setelah menyadari bahwa kata-kata 'climate strike' telah dipakai ratusan kali, para ahli kamus dari Collins Dictionary menyebut ide inovatif Thunberg itu sebagai word of the year,"
Greta akan merayakan ulang tahun ke-17 pada Januari mendatang. Ia masih gencar berkampanye sampai saat ini, termasuk pada pekan lalu di Madrid, Spanyol. Setiap tahun, majalah TIME's menetapkan seorang tokoh, grup, pergerakan atau ide yang memengaruhi banyak orang dalam jangka waktu 12 bulan.
Tahun lalu, jurnalis Arab Saudi mendiang Jamal Khashoggi dan sejumlah wartawan lain terpilih sebagai Person of the Year 2018. Kelompok jurnalis ini disebut TIME's sebagai "The Guardians and the War on Truth".
"Kami menggambarkan Person of the Year sebagai orang yang paling mempengaruhi peristiwa [global] dalam setahun, baik atau buruk. Tetapi saya benar-benar serius memikirkannya karena TIME's adalah tentang banyak orang dan ide yang membentuk dunia, dan Person of the Year adalah tentang mereka yang membentuk tahun itu," kata Pemimpin Redaksi TIME's Edward Felsenthal.
(miq/miq) Next Article Duh! Greta Thunberg 'Ngomel-ngomel' soal COP26, Ada Apa?
Lalu, siapa Greta Thunberg?
Perempuan bernama lengkap Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg lahir di Stockholm, Swedia, pada 3 Januari 2003. Dia adalah anak pertama dari aktor Svante Thunberg dan penyanyi opera Malena Ernman.
Di pekan-pekan berikutnya, setiap Jumat, Greta mengajak teman-temannya untuk melakukan aksi serupa hingga akhirnya demonstrasi itu meluas dan dikenal dengan nama Fridays for Future. Namanya terus melambung sampai-sampai ia diundang untuk berbicara di Konferensi Perubahan Iklim PBB 2018.
Dari Swedia, Greta pun mulai menjajaki panggung-panggung internasional, mulai dari parlemen Uni Eropa hingga mimbar parlemen Inggris. Di London, ia menyedot perhatian para anggota parlemen karena pernyataan kerasnya.
"Sikap tak bertanggung jawab ini tentu akan diingat dalam sejarah sebagai salah satu kegagalan terparah dalam kehidupan manusia. Kalian berbohong pada kami. Kalian memberikan kami harapan palsu. Kalian bilang masa depan adalah sesuatu yang seharusnya kami nantikan," kata nya seperti dikutip The Guardian.
Komitmen Greta untuk mengurangi emisi global memang sangat kuat. Sampai-sampai, dia melakukan tur ke luar negeri menggunakan kapal bertenaga surya. Dari Plymouth, Inggris, ia mengarungi Samudera Atlantik menuju New York, AS.
Sejatinya, kepedulian Greta terhadap lingkungan hidup sudah mulai dipupuk sejak kecil. Ia pertama kali mendengar mengenai perubahan iklim pada 2011, ketika masih berusia 8 tahun.
"Saya ingat ketika di sekolah, guru kami menunjukkan film tentang sampah plastik di laut, beruang kutub yang kelaparan dan lain-lain. Saya menangis sepanjang film. Teman-teman juga resah saat menonton film, tapi kemudian berhenti, dan memikirkan hal lain," katanya.
Namun, tidak semua orang menyenangi sosok Greta. Salah satunya adalah Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Ia bahkan menyebut Greta sebagai 'anak nakal'.
Sebutan itu hadir setelah Greta menyebut banyak orang Indian atau orang-orang pribumi dibunuh ketika berusaha melindungi Amazon dari ancaman deforestasi.
"Greta mengatakan bahwa orang Indian mati karena mereka membela Amazon," kata Bolsonaro kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Fox News.
"Sangat mengesankan bahwa pers memberi ruang bagi anak nakal seperti itu," lanjutnya.
Postingan Twitter Greta yang memicu kritik Bolsonaro diunggah pada Minggu. Tidak hanya menyebut orang Indian mati karena memperjuangkan Amazon, Greta juga menyebut kejadian itu sebagai hal yang memalukan.
"Masyarakat pribumi secara harfiah dibunuh karena berusaha melindungi hutan dari deforestasi ilegal. Lagi dan lagi. Sangat memalukan bahwa dunia diam saja tentang hal ini," ujar Bolsonaro.
Majalah TIME's memberikan alasan memilih Greta sebagai Person of The Year 2019.
"Dalam 16 bulan sejak awal kampanye itu, dia telah berbicara di hadapan pimpinan-pimpinan pemerintahan di PBB, bertemu dengan Paus, berdebat dengan Presiden Amerika Serikat, dan menginspirasi empat juta orang untuk bergabung dalam aksi terkait iklim (global climate strike)," tulis TIME's seperti dilansir Reuters, Kamis (12/12/2019).
"Margaret Atwood [seorang kritikus sastra dan aktivis Kanada] membandingkan dia dengan Joan of Arc [pahlawan Prancis]. Setelah menyadari bahwa kata-kata 'climate strike' telah dipakai ratusan kali, para ahli kamus dari Collins Dictionary menyebut ide inovatif Thunberg itu sebagai word of the year,"
![]() |
Greta akan merayakan ulang tahun ke-17 pada Januari mendatang. Ia masih gencar berkampanye sampai saat ini, termasuk pada pekan lalu di Madrid, Spanyol. Setiap tahun, majalah TIME's menetapkan seorang tokoh, grup, pergerakan atau ide yang memengaruhi banyak orang dalam jangka waktu 12 bulan.
Tahun lalu, jurnalis Arab Saudi mendiang Jamal Khashoggi dan sejumlah wartawan lain terpilih sebagai Person of the Year 2018. Kelompok jurnalis ini disebut TIME's sebagai "The Guardians and the War on Truth".
"Kami menggambarkan Person of the Year sebagai orang yang paling mempengaruhi peristiwa [global] dalam setahun, baik atau buruk. Tetapi saya benar-benar serius memikirkannya karena TIME's adalah tentang banyak orang dan ide yang membentuk dunia, dan Person of the Year adalah tentang mereka yang membentuk tahun itu," kata Pemimpin Redaksi TIME's Edward Felsenthal.
(miq/miq) Next Article Duh! Greta Thunberg 'Ngomel-ngomel' soal COP26, Ada Apa?
Most Popular