
Jerman Panas karena Batu Bara, Greta Thunberg Ditahan Polisi

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivis muda Greta Thunberg ditahan polisi Jerman, Selasa (17/1/2023) waktu setempat. Hal tersebut akibat protesnya di tambang batu bara desa Lutzerath, Jerman bagian barat.
Dalam sejumlah foto yang dibagikan Getty terlihat bagaimana dua polisi berpakaian lengkap memegang bahunya. Di foto lain terlihat pula ia diangkat tiga polisi.
"Ini adalah kedua kalinya Thunberg ditahan di lokasi tersebut," kata juru bicara polisi Christof Hüls kepada CNN International.
"Dia adalah bagian dari kelompok besar pengunjuk rasa yang menerobos penghalang polisi dan merambah lubang batu bara, yang belum dapat diamankan sepenuhnya oleh pihak berwenang," tambahnya.
Ia mengatakan Greta dan sejumlah aktivis lain mencoba maju ke lubang batu bara. Ini, tegas polisi, berbahaya karena dapat menggerakkan tanah yang sebelumnya memang rawan longsor akibat curah hujan selama beberapa hari terakhir.
Petugas akhirnya turun tangan dan memindahkan aktivis dari "daerah bahaya" itu. Aktivis ditahan salah satunya adalah Thunberg.
"Kami tahu siapa dia, tapi dia tidak mendapatkan perlakuan VIP," kata Hüls.
"Dia tidak melawan," ujarnya lagi.
Lutzerath berada sekitar 20 mil sebelah barat Dusseldorf. Desa ini telah lama menjadi "titik panas" isu iklim di Jerman karena posisi tambang batu bara lignit terbuka, Garzweiler II.
Tambang itu terbentang di sekitar 14 mil persegi (35 kilometer persegi) di North Rhine Westphalia (NRW). Perusahaan pembangkit listrik RWE, mengelola tambang itu.
Perluasan tambang menuai kontroversi karena lignit dianggap bentuk batu bara yang paling berpolusi, yang merupakan bahan bakar fosil yang paling berpolusi. Masalah di desa Lutzerath ini juga telah membuat pemerintah Jerman menurunkan 1.000 polisi sejak pekan lalu.
Desa itu sebenarnya sudah lama tak ditinggali karena rencana perluasan tambang batu bara sejak 2017. Namun sejak dua tahun ini, ratusan aktivis menempati rumah-rumah yang ditinggalkan oleh para penduduk yang seharusnya telah digusur untuk membuka jalan bagi tambang.
Sebagian besar bangunan sekarang telah dibersihkan. Tetapi, menurut polisi kota Aachen, beberapa aktivis tetap tinggal di "rumah pohon" atau lubang yang digali ke tanah.
"Kami mengambil tindakan terhadap penghancuran ini dengan meletakkan tubuh kami di jalan ekskavator," sumpah seorang aktivis Ronni Zeppelin, dari kelompok kampanye Lützerath Lebt (Lützerath Lives), mengutip laman yang sama.
Perlu diketahui Jerman sendiri tengah berada di krisis energi akibat ketergantungan kepada gas Rusia di tengah perang Kremlin dan Ukraina, yang membatasi akses mereka ke sumber energi itu. Batu bara menjadi alternatif sementara pemerintah.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batu Bara Eropa is Back! Setelah Inggris, Kini Dimakan Jerman
