
Main Bola Kalah 0-3, Indonesia Keok Apa Lagi Lawan Vietnam?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 December 2019 06:37

Yah, apa mau dikata. Harus diakui bahwa Vietnam memang lebih baik ketimbang Indonesia, bahkan Negeri Paman Ho kini adalah yang terbaik di Asia Tenggara untuk urusan sepakbola.
Berdasarkan peringkat Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) per 28 November 2019, Vietnam berada di rangking 94, teratas di antara negara-negara Asia Tenggara. Lebih baik ketimbang Thailand yang berada di posisi 113. Sementara Indonesia tercecer di peringkat 173. Dari sini saja sudah terlihat perbedaan kualitasnya.
Namun tidak hanya peringkat FIFA, peringkat di bidang lain pun Vietnam berhasil mengungguli Indonesia. Apa saja?
Pertama adalah kemudahan berusaha alias Ease of Doing Business (EoDB). Pemeringkatan ini dirilis oleh Bank Dunia untuk mengetahui negara mana saja yang ramah terhadap investasi.
Dalam laporan EoDB 2020, Indonesia menempati peringkat 73 dari 190 negara. Vietnam tiga setrip di atasnya.
Salah satu hal yang disorot oleh Bank Dunia adalah masalah ketenagakerjaan. Indonesia dinilai terlalu menerapkan aturan yang ketat untuk urusan ini. Penggunaan skema Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) ternyata malah dinilai kontraproduktif.
"Riset Yamada (2016) menemukan bahwa upah minimum mengurangi jam kerja dan lapangan pekerjaan. Walau kenaikan upah berdampak kepada pendapatan rumah tangga menengah-bawah, tetapi minim dalam mengangkat kesejahteraan," sebut laporan EoDB 2020.
Laporan Bank Dunia juga menyebutkan bahwa perusahaan di negara berkembang kesulitan untuk memenuhi upah minimum karena selisih yang terlalu tinggi antara upah terendah dengan posisi mediannya. Akibatnya, kenaikan upah sering kali berdampak terhadap pembukaan lapangan kerja.
"Di Indonesia, kenaikan upah minimum 10 poin persentase akan berdampak terhadap penurunan penciptaan lapangan kerja sebanyak 0,8 poin persentase," sebut laporan itu.
Sedangkan Vietnam justru menuai pujian. Bank Dunia menyoroti soal kemudahan yang diberikan pemerintah dalam pengurusan izin perusahaan rintisan (start-up).
"Riset Benin, Benhassine, dan lain-lain (2018) menyebutkan bahwa registrasi start-up tidak meningkatkan penjualan atau laba perusahaan tersebut. Namun di Vietnam, berdasarkan riset Demenet, Razafindrakoto, dan Roubaud (2016), kemudahan regulasi start-up di Vietnam meningkatkan nilai tambah perusahaan rata-rata 20%," sebut laporan EoDB 2020.
(aji/sef)
Berdasarkan peringkat Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) per 28 November 2019, Vietnam berada di rangking 94, teratas di antara negara-negara Asia Tenggara. Lebih baik ketimbang Thailand yang berada di posisi 113. Sementara Indonesia tercecer di peringkat 173. Dari sini saja sudah terlihat perbedaan kualitasnya.
Namun tidak hanya peringkat FIFA, peringkat di bidang lain pun Vietnam berhasil mengungguli Indonesia. Apa saja?
Dalam laporan EoDB 2020, Indonesia menempati peringkat 73 dari 190 negara. Vietnam tiga setrip di atasnya.
Salah satu hal yang disorot oleh Bank Dunia adalah masalah ketenagakerjaan. Indonesia dinilai terlalu menerapkan aturan yang ketat untuk urusan ini. Penggunaan skema Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) ternyata malah dinilai kontraproduktif.
"Riset Yamada (2016) menemukan bahwa upah minimum mengurangi jam kerja dan lapangan pekerjaan. Walau kenaikan upah berdampak kepada pendapatan rumah tangga menengah-bawah, tetapi minim dalam mengangkat kesejahteraan," sebut laporan EoDB 2020.
Laporan Bank Dunia juga menyebutkan bahwa perusahaan di negara berkembang kesulitan untuk memenuhi upah minimum karena selisih yang terlalu tinggi antara upah terendah dengan posisi mediannya. Akibatnya, kenaikan upah sering kali berdampak terhadap pembukaan lapangan kerja.
"Di Indonesia, kenaikan upah minimum 10 poin persentase akan berdampak terhadap penurunan penciptaan lapangan kerja sebanyak 0,8 poin persentase," sebut laporan itu.
Sedangkan Vietnam justru menuai pujian. Bank Dunia menyoroti soal kemudahan yang diberikan pemerintah dalam pengurusan izin perusahaan rintisan (start-up).
"Riset Benin, Benhassine, dan lain-lain (2018) menyebutkan bahwa registrasi start-up tidak meningkatkan penjualan atau laba perusahaan tersebut. Namun di Vietnam, berdasarkan riset Demenet, Razafindrakoto, dan Roubaud (2016), kemudahan regulasi start-up di Vietnam meningkatkan nilai tambah perusahaan rata-rata 20%," sebut laporan EoDB 2020.
(aji/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular