
Waduh! Tingkat Hunian Hotel Nyungsep, Kenapa Ya?
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 December 2019 18:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor pariwisata menjadi salah satu yang terdampak dari menurunnya pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan tren sudah terlihat dari menurunnya angka okupansi hotel di Indonesia.
"Tahun lalu 54-55%, sekarang 52-53%," katanya pada konferensi pers outlook perekonomian Apindo di Jakarta, selasa (10/12/2019).
Ada beberapa kota yang terguncang akibat menurunnya okupansi hotel ini. Di antaranya Jayapura, Ambon, Makassar sedang mengalami penurunan. Hariyadi mengatakan banyak kota di luar Jawa juga yang okupansi hotelnya mengalami penurunan, terkecuali Sumbar.
"Jawa yang masih stabil, Jakarta. Jogja turun juga. Overall yang stabil hanya Jakarta dan Sumbar. Bali juga turun," katanya.
Menurunnya angka okupansi hotel disebabkan karena menurunnya jumlah wisatawan, baik domestik maupun luar negeri. Jika dirunut lebih panjang, mahalnya harga tiket pesawat juga dinilai sebagai penyebab turunnya okupansi.
"Indonesia kan luas, mereka (utama wisatawan asing) mau kunjungi beberapa tempat. Dari Eropa itu multi destinasi, nggak satu tempat Bali aja. Kalo tiket mahal kan itu jadi perhitungan juga," papar Hariyadi.
Ia memperkirakan dari target 20 juta kunjungan wisatawan pada 2019, diperkirakan hanya 15,5 juta kunjungan. Namun, tahun depan dinilai akan lebih baik. "Kalau bicara tahun depan bisa gerak ke 16 juta kunjungan," sebutnya.
Namun, jangan lupakan juga faktor lain yaitu semakin banyak jumlah kamar hotel berpengaruh terhadap penurunan okupansi bisnis hotel. Di beberapa daerah tingkat pasokan hotel sudah jenuh.
"Supply banyak. ini kan selalu bertambah jumlah kamar, terutama dari virtual operator dan sharing economy (seperti Airbnb) jumlahnya besar. Yang tidak teregistrasi juga jumlahnya besar," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Bisnis Hotel Baru Mau Napas, Eh Omicron Ngamuk!
"Tahun lalu 54-55%, sekarang 52-53%," katanya pada konferensi pers outlook perekonomian Apindo di Jakarta, selasa (10/12/2019).
Ada beberapa kota yang terguncang akibat menurunnya okupansi hotel ini. Di antaranya Jayapura, Ambon, Makassar sedang mengalami penurunan. Hariyadi mengatakan banyak kota di luar Jawa juga yang okupansi hotelnya mengalami penurunan, terkecuali Sumbar.
Menurunnya angka okupansi hotel disebabkan karena menurunnya jumlah wisatawan, baik domestik maupun luar negeri. Jika dirunut lebih panjang, mahalnya harga tiket pesawat juga dinilai sebagai penyebab turunnya okupansi.
"Indonesia kan luas, mereka (utama wisatawan asing) mau kunjungi beberapa tempat. Dari Eropa itu multi destinasi, nggak satu tempat Bali aja. Kalo tiket mahal kan itu jadi perhitungan juga," papar Hariyadi.
Ia memperkirakan dari target 20 juta kunjungan wisatawan pada 2019, diperkirakan hanya 15,5 juta kunjungan. Namun, tahun depan dinilai akan lebih baik. "Kalau bicara tahun depan bisa gerak ke 16 juta kunjungan," sebutnya.
Namun, jangan lupakan juga faktor lain yaitu semakin banyak jumlah kamar hotel berpengaruh terhadap penurunan okupansi bisnis hotel. Di beberapa daerah tingkat pasokan hotel sudah jenuh.
"Supply banyak. ini kan selalu bertambah jumlah kamar, terutama dari virtual operator dan sharing economy (seperti Airbnb) jumlahnya besar. Yang tidak teregistrasi juga jumlahnya besar," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Bisnis Hotel Baru Mau Napas, Eh Omicron Ngamuk!
Most Popular