Luhut Punya Mimpi Produksi Minyak RI 1 Juta Barel, Realistis?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
05 December 2019 10:14
Teknologi yang digadang-gadang adalah Enhanced Oil Recovery (EOR).
Foto: Infografis/Kontraktor Migas Terbesar di RI/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Demi menekan impor, pemerintah menggadang-gadang peningkatan produksi minyak hingga 1 juta barel. Caranya adalah dengan menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

Menurut Vice President IPA Ronald Gunawan penerapan teknologi EOR untuk meningkatkan produksi minyak memakan waktu. Ini karena banyak tahapan yang harus dilewati.

Mulai dari proses perencanaan, studi, pencocokan metode, kemudian pengembangan. Menurut dia, EOR hanya salah satu kontribusi mendukung program produksi 1 juta barel minyak di 2030.

"EOR tidak instan. Itu yang penting," ungkap Ronald di Hotel Dharmawangsa, Rabu (4/12/2019). "Kamu inject nggak langsung produksi. Itu perlu waktu. Ada proses dalam tanah agar reaksi kimia supaya minyak terperangkap," lanjutnya.

Tidak hanya mengandalkan EOR, Ronald menyebut hal lain yang bisa dilakukan, yakni dengan mencari cadangan minyak dan mengembangkan sumur eksisting.

"Kan kalau kita lihat di planning di SKK Migas, optimalisasi produksi, EOR, eksplorasi sama dari marginal field development jadi existing field yang belum di-develop yang mereka salah satu solusi," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan cadangan minyak tanah air mencapai 1,6 miliar barel. Terkait hal itu, Luhut meminta agar KKKS segera membuat rencana meningkatkan produksi 1 juta barel menggunakan EOR.

Menurut Luhut, saat ini lifting minyak RI merosot jauh di bawah 1 juta barel, berada di rata-rata 745 ribu barel sehari. Sementara konsumsi makin membengkak, di atas 1,3 juta barel sehari.

"EOR itu paling cepat, di samping pencarian source baru," ujar Luhut.



Pengamat Migas Institute Teknologi Bandung (ITB) Tutuka Ariadji mengatakan peningkatan produksi minyak 1 juta barel mungkin untuk dilakukan, asal menggunakan strategi dengan tekhnologi yang tepat. Strategi utamanya injeksi sumuran dengan perencanaan fullfield.

"Untuk ini mestinya hanya diperlukan operational expenditure (opex), jadi bisa dilaksanakan dengan cepat. Tentunya terlebih dahulu dilakukan pemilihan sumur yang menembus reservoir yang sesuai dengan metode EOR, terpilih melalui screening," terangnya saat dihubungi, Selasa, (3/12/2019).

Pandangan lain disampaikan pengamat migas Pri Agung Rakhmanto. Ia membenarkan peningkatan produksi tersebut memungkinkan. Namun, tidak dalam jangka pendek dan tidak bisa hanya dengan EOR saja.

"Harus ada dari lapangan baru lagi sekelas Cepu, Rokan, bisa 5-10 tahun. Potensi 1,6 miliar barel sih memang memungkinkan dari EOR. Tapi kalau untuk jadi produksi 1 juta barel per hari ya harus dengan lapangan baru juga," jelasnya.

(miq/miq) Next Article Target Produksi Minyak 1 Juta BPH, Seribu Sumur Harus Dibor!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular