
China 'Buang Dolar', Tapi (Maaf) Level Yuan Jauh di Bawah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 November 2019 15:23

Jakarta, CNBC Indonesia - China baru-baru ini melakukan aksi "buang dolar AS" atau mengurangi porsi mata uang Paman Sam di dalam cadangan devisanya. Hal tersebut dilakukan guna mengurangi ketergantungan China terhadap dolar di tengah perang dagang dengan AS yang sudah berlangsung dalam lebih dari satu tahun.
"Meskipun China masih mengalokasikan porsi yang tinggi dari cadangan valasnya ke dolar AS, laju diversifikasi ke mata uang lain kemungkinan akan lebih cepat ke depannya," tulis ANZ Research dalam sebuah laporan sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional, Senin (18/11/2019).
ANZ Research memberikan estimasi porsi dolar AS dalam cadangan devisa China saat ini sekitar 59%.
Sebagai mata uang yang paling banyak digunakan dalam perdagangan internasional, besarnya porsi dolar AS dalam cadangan devisa suatu negara adalah hal yang wajar.
Berdasarkan data dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dari total cadangan devisa di dunia ini, porsi dolar AS mencapai 61,63% di kuartal II-2019 dengan nilai US$ 6,79 triliun.
Meski begitu besar, porsi dolar AS di kuartal II-2019 tersebut sebenarnya menurun dibandingkan kuartal I-2019 sebesar 61,86%. Bahkan jika melihat lebih ke belakang porsi tersebut merupakan yang terendah sejak kuartal IV-2013, kala itu porsi dolar AS dalam cadangan devisa global sebesar 61,27%.
Posisi dolar AS sebagai "raja" mata uang dunia dimulai sejak perjanjian Bretton Woods tahun 1944, di mana bank sentral negara-negara dunia menetapkan nilai tukar mata uangnya terhadap dolar AS.
Sejak saat itu dolar AS resmi menjadi mata uang yang paling banyak digunakan dalam perdagangan internasional dan porsinya di cadangan devisa suatu negara menjadi yang terbesar.
China boleh jadi berusaha mengurangi ketergantungan menggunakan dolar AS, tetapi untuk menggeser dolar AS dengan yuan China akan sangat sulit kalau tidak mau dibilang nyaris mustahil.
Sebagai negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS, porsi yuan China dalam cadangan devisa global hanya 1,97% di kuartal III-2019, naik dari kuartal sebelumnya 1,95%.
Euro menjadi mata uang yang porsinya terbesar kedua dalam cadangan devisa global. Persentase-nya mencapai 20,35% pada periode April sampai Juni lalu.
"Meskipun China masih mengalokasikan porsi yang tinggi dari cadangan valasnya ke dolar AS, laju diversifikasi ke mata uang lain kemungkinan akan lebih cepat ke depannya," tulis ANZ Research dalam sebuah laporan sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional, Senin (18/11/2019).
ANZ Research memberikan estimasi porsi dolar AS dalam cadangan devisa China saat ini sekitar 59%.
Sebagai mata uang yang paling banyak digunakan dalam perdagangan internasional, besarnya porsi dolar AS dalam cadangan devisa suatu negara adalah hal yang wajar.
Berdasarkan data dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dari total cadangan devisa di dunia ini, porsi dolar AS mencapai 61,63% di kuartal II-2019 dengan nilai US$ 6,79 triliun.
Meski begitu besar, porsi dolar AS di kuartal II-2019 tersebut sebenarnya menurun dibandingkan kuartal I-2019 sebesar 61,86%. Bahkan jika melihat lebih ke belakang porsi tersebut merupakan yang terendah sejak kuartal IV-2013, kala itu porsi dolar AS dalam cadangan devisa global sebesar 61,27%.
Posisi dolar AS sebagai "raja" mata uang dunia dimulai sejak perjanjian Bretton Woods tahun 1944, di mana bank sentral negara-negara dunia menetapkan nilai tukar mata uangnya terhadap dolar AS.
Sejak saat itu dolar AS resmi menjadi mata uang yang paling banyak digunakan dalam perdagangan internasional dan porsinya di cadangan devisa suatu negara menjadi yang terbesar.
China boleh jadi berusaha mengurangi ketergantungan menggunakan dolar AS, tetapi untuk menggeser dolar AS dengan yuan China akan sangat sulit kalau tidak mau dibilang nyaris mustahil.
Sebagai negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS, porsi yuan China dalam cadangan devisa global hanya 1,97% di kuartal III-2019, naik dari kuartal sebelumnya 1,95%.
Euro menjadi mata uang yang porsinya terbesar kedua dalam cadangan devisa global. Persentase-nya mencapai 20,35% pada periode April sampai Juni lalu.
Next Page
Yuan
Pages
Most Popular